Langsungsaja, ini dia contoh teks ceramah bahasa arab seputar akhlak mulia: Insyaallah kedepannya saya akan menyajikan tema yang lainnya. Syair bahasa arab tentang ilmu dan terjemahannya. Mungkin ada diantara kalian yang sedang belajar berpidato menggunakan bahasa arab. Contoh teks pidato naskah pidato dakwah sambutan khotbah pembuka acara
Dalam sudut pandang muslim, menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban. Esensi daripada sebuah ilmu, diantaranya akan membawa ataupun membimbing hidup menjadi lebih baik lagi. Sebab, ilmu merupakan sumber ataupun akar kebaikan dalam sebuah kehidupanTentu kita tidak ingin menjadi seorang penuntut ilmu yang tersesat di jalan, atau bahkan berhenti di tengah-tengah perjalanan. Hal ini biasanya terjadi karena kurangnya pemahaman ataupun motivasi, sehingga akan membawa seseorang itu keluar dari jalur, lalu akhirnya berujung kehancuran bagi dirinya. Nah, untuk mengantisipasi hal tersebut, mari kita renungkan bersama syair Arab di bawah ini. Check is out! 1. Bersihkan niatilustrasi belajar طَلبَ الْعِلْمَ لِلْمُعَادِ فَازَ بِفَضْلٍ مِنَ الرَّ شَادِ"Siapa yang menuntut ilmu karena mencari pahala akhirat, maka berbahagialah ia dengan karunia dari Allah"Dari kaca mata agama Islam, bahwa penuntut ilmu harus memiliki niat semata-mata hanya karena Allah. Jangan sampai terbesit di hati, bahwa mencari ilmu karena ingin popularitas atau bahkan ingin memiliki derajat yang tinggi di hadapan manusia. Walaupun ilmu itu sebagai konteks dunia, seharusnya diniatkan karena akhirat semata-mata mengharap ridha Allah. Karena konsepnya, jika niat karena dunia saja, maka akhirat tidak akan dapat. Dan sebaliknya, jika niat karena akhirat, maka dunia pasti dapat. Dan itu aturan Mengagungkan guruilustrasi belajar agama اَنْ يُهْدٰى اِلَيْهِ كَرَامَةً لِتَعْلِيْمِ حَرْفٍ وَاحِدٍ اَلْفُ دِرْهَمٍ "Menurut pendapatku, bahwa seorang guru harus lebih diindahkan melebihi seluruh hak, dan lebih wajib dijaga bagi setiap muslim"Guru merupakan seseorang yang wajib kita hormati setelah orangtua. Ia memiliki hak yang harus dihormati. Karena tanpa guru, mustahil rasanya untuk kita bisa mengenal atau mengetahui hakikat daripada sebuah kehidupan. Bahkan, dengan besarnya harga dan jasa seorang guru, Sayyidina Ali pernah berkata, bahwa seorang guru layak diberi 1000 dirham dari setiap huruf yang ia ajarkan. Bersungguh-sungguhilustrasi membawa barang يُدْنِى كُلّ اَمْرٍ شَاسِعٍ وَالْجِدُّ يَفْتَحُ كُلَّ بَابٍ مُغْلَقٍ "Bersungguh-sungguh itu dapat mendekatkan segala perkara yang jauh, dan dapat membukakan segala pintu yang tertutup"Bersungguh-sungguh itu tulus, fokus, tekun, dan berjuang terhadap satu tujuan. Kesungguhan akan mendekatkan yang jauh dan membuka pintu-pintu yang terkunci. Tanpa bersungguh-sungguh, seorang penuntut ilmu tidak akan bisa mencapai kepada tujuan yang ia maksud. Dengannya, akan menjadi wasilah utama dalam membuka pintu-pintu ilmu yang tertutup. Baca Juga 5 Manfaat Memuliakan Tetangga Menurut Islam, Habluminannas 4. Hindari tergesa-gesailustrasi pria sedang membaca فَلاَ تَجْعَلْ بِأَمْرِكَ وَاسْتَدِمْهُ فَمَا صَلَّى عَصَاكَ كَمُسْتَدِيْمٍ"Janganlah engkau tergesa-gesa dengan urusanmu, tapi biasakanlah 'tuk melakukanya, sebagaimana besi yang bengkok dapat diluruskan terus-menerus"Sifat dasar seorang manusia adalah tergesa-gesa ataupun ada rasa ingin selalu instan. Dan itu adalah sebuah tabiat dasar manusia. Bagaimanapun juga, kita harus bisa melawan tabiat tersebut. Sebab, jika kita memiliki sifat ini, khususnya dalam menuntut ilmu, maka hakikatnya kita sedang berada di perjalanan yang berbahaya. Analoginya ketika kita akan membengkokkan besi, pasti tidak bisa, kan, beberapa detik langsung bengkok. Tentu saja itu butuh proses dengan terus menerus dan tekun. Begitu juga dengan ilmu, kita butuh proses dan waktu untuk bisa mencapai apa yang kita tuju. 5. Rendah hati ilustrasi berjalan Pogung Dalanganإنّ التَّوَضُّعَ مِنْ خِصَالِ الْمُتّقِي وَ بِهِ التَّقِيُّ إِلَى اْلمَعَالِي يَرْتَقِي "Sesungguhnya rendah hati adalah perangai orang takwa. Dengan tawadhu, dia akan sampai kepada keluhuran"Sikap Tawadu ataupun rendah hati, adalah sesuatu yang wajib diimiliki oleh seorang penuntut ilmu. Sebab, ini akan menjadi pelengkap dan penghias bagi dirinya. Sikap ini bukanlah hal yang merendahkan diri, tetapi merendahkan hati karena merasa selalu kurang dengan apa yang ia telah perbuat. Dengannya, sudah pasti sifat sombong akan jauh dari orang di dunia yang memiliki ilmu begitu luas, lalu membangga-banggakan dirinya. Nah, kesombongan itulah yang sebenarnya menjadi sebuah kebodohan bagi dirinya, Naudzubillah. Tentu saja, memiliki Ilmu yang diselimuti dengan sikap rendah hati, akan membawa seseorang kepada kemanfaatan dan kemuliaan di dunia maupun di akhirat. Semoga deretan motivasi syair Arab karangan para ulama di atas, bisa membuat kita semua menjadi para penuntut ilmu yang sukes, tentunya dalam naungan ridha Allah SWT, Aamiin Baca Juga 9 Resep Awet Muda dalam Islam, Alami dan Gak Keluar Biaya! IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Artinya "Bagaimana orang yang kalau bukan karena dirinya niscaya dunia ini takkan keluar dari ketiadaannya berkepentingan terhadap dunia/Muhammad penghulu dua semesta, dua makhluk mulia, dan dua kelompok besar dari Arab dan ajam." Syair ini memang karya sastra karena karya ini ditulis dengan menggunakan peranti-peranti kesusastraan.
Date May 23, 2012 406 Views Syauqi Bey berkata dalam syairnya وَإِنَّمَا الأُمَمُ الأَخْلاَقُ مَا بَقِيَتْ ¤ فَإِنْ هُمْ ذَهَبَتْ أَخْلاَقُهُمْ ذَهَبُوْا Artinya “Sesungguhnya kejayaan suatu umat bangsa terletak pada akhlaknya selagi mereka berakhlak dan berbudi perangai utama, jika pada mereka telah hilang akhlaknya, maka jatuhlah umat bangsa itu. About The Author Saya adalah Bloger asal Malang yang menyukai kegiatan yang berhubungan dengan perkembangan IT, Design dan juga Pendidikan. Berupaya untuk selalu menebarkan kebermanfaatan bagi sesama.Disinisaya akan berbagi contoh pidato bahasa arab tentang akhlak mulia. Pidato bahasa arab singkat tentang ibu. Di lain sisi, pidato mampu menjatuhkan air mata. Itulah yang dapat kami bagikan terkait teks pidato bahasa arab tentang ibu. Syair Pendidikan Archives Informasi Terbaru 2015 . Contoh Teks Pidato Bahasa Arab Tentang Sabar Ilustrasi .
The objective of this study is to investigate the moral educational values in Imam al-Syafii poem, which are consisted of nineteen verses. The method used is qualitative descriptive using structural approach. The result showed that in Imam al-syafii poem there are values of patience, honesty, sincerity, modesty of speaking, softness and moral of the nation. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free AbstractThe objective of this study is to investigate the moral educational values in Imam al-Syaii poem, which are consisted of nineteen verses. The method used is qualitative descriptive using structural approach. The result showed that in Imam al-syaii poem there are values of patience, honesty, sincerity, modesty of speaking, softness and moral of the education, morality, poem, Imam al-Syaiʼi . 19 . . . AbstrakPenelitian ini bertujuan mengungkapkan secara mendalam nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat pada syair-syair Imam al-Syai’i yang berjumlah 19 bait. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan struktural genetik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat nilai-nilai pendidikan akhlak dalam puisi Imam al-Syai’i berupa nilai nilai kesabaran, kejujuran, keikhlasan, kesopanan, tata cara berbicara, kelembutan dan moralitas bangsa. Nilai-nilai tersebut merupakan prinsip dasar pendidikan Kunci pendidikan, akhlak, syair, puisi, Imam al-Syai’iNILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM SYAIR IMAM AL-SYAFI’IKAJIAN STRUKTURAL GENETIK*Ari Khairurrijal Fahmi dan NuruddinProdi Pendidikan Bahasa Pascasarjana Universitas Negeri Jakartaemail saladdinayubi zahaidarnur diterima 8 September 2014, direvisi 10 Oktober 2014, disetujui 7 November sastra lahir karena adanya keinginan dari pengarang untuk mengungkapkan eksistensinya sebagai manusia. Substansi karya sastra adalah ide, gagasan, dan pesan tertentu yang diilhami oleh imajinasi dan realitas sosial budaya pengarang yang diungkapkan melalui media bahasa. Karena itu, karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan kreativitas manusia. Nilai Pendidikan Akhlak dalam Syair Imam Al-Sya’i Kajian Struktural GenetikJurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban182Salah satu bentuk karya sastra tertulis yang sangat dikenal adalah puisiatau syair Arab syiʻr. Secara terminologis, para sastrawan mendeinisikansyair sebagai “perkataan yang memiliki wazn musikalitas dan qâiyah sajakyang mengungkapkan imajinasi dan gambaran indah yang memberikan Khaldû n menjelaskan syair dengan meninjau unsur-unsur yang terkandung di dalamnya. Ia menyebutkan bahwa syair mempunyai beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitual-kalâm al-balîgh bahasa yang tinggi nilai sastrawinya, al-khayâl imajinasi, al-wazn pola irama, dan al-qâiyah kesesuaian huruf akhir setiap bait. Syair juga harus memiliki corak khusus seperti madh pujian, hijâ’ ejekan, ghazl romantis dan Melihat deinisi yang dikemukakan oleh para tokoh di atas, jelaslah bahwa antara puisi syair dan musik atau irama ada kaitan yang sebuah puisi, tersimpan makna yang dibalut dalam keindahan bahasa yang mengandung beberapa nilai, seperti nilai-nilai nilai-nilai pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Menelaah puisi dengan tujuan untuk menggali nilai-nilai pendidikan dapat dianggap sebagai cara yang tepat untuk menyerap nilai-nilai kearifan dan keutamaan akhlak yang dapat diterapkan dalam dunia Ahmad Hasan al-Zayyâ t, Târîkh al-Adab al-ArabîBeirut Dâr al-Marifah, 1422 H/2001 M, cet. ke-7, h. 25. Deinisi ini tidak jauh berbeda dengan pengertian syair dari Ibn Rasyiq dalam al-Umdah dan Qudâmah bin Jafar dalam Naqd al-Syir, sebagaimana dikutip oleh Ahmad al-Syâ yib, Ushûl al-Naqd al-AdabîKairo Maktabah al-Nahdhah al-Mishriyyah, 1964, h. Ahmad Badawı̂, Ushûl al-Naqd al-Adabî Kairo Maktabah al-Nahdhah al-Mishriyyah,1964, cet. ke-3, mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi manusia dengan lingkungannya dalam rangka mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sesuai dengan tahapan perkembangan secara optimal sehingga mencapai suatu taraf kedewasaan tertentu. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar bagi perkembangan kepribadian. Di satu sisi, pendidikan dapat membentuk kepribadian seseorang dan dapat diakui sebagai kekuatan yang dapat menentukan prestasi dan produktivitas seseorang. Dengan bantuan pendidikan, seseorang memahami dan mengintepretasikan lingkungan yang dihadapi sehingga ia mampu menciptakan karya yang gemilang dalam hidupnya. Dengan kata lain, melalui pendidikan, manusia dapat mencapai suatu peradaban dan kebudayaan yang tinggi. Dari perspektif ini, Islam hadir menempatkan pendidikan pada kedudukan yang penting dan sisi lain, pendidikan adalah ujung tombak peradaban manusia. Manusia dapat dilihat kemajuan peradabannya menurut tingkat pendidikannya. Kebutuhan manusia akan pendidikan menjadi sangat penting karena pendidikan dapat membentuk dan mempersiapkan seseorang menjadi pribadi yang disiplin dan hidup bermakna. Kebermaknaan hidup manusia menjadikannya berkembang dari satu waktu ke lain waktu. Dengan demikian, pendidikan mempunyai tugas ganda, yakni mengembangkan kepribadian manusia secara invidual dan mempersiapkan manusia sebagai anggota penuh kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa, negara, dan lingkungan M. Ali Hasan dan Mukti Ali, Kapita Selekta Pendidikan Islam Jakarta Pedoman Ilmu Jaya, 2003, h. A. Fatah Yasin, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam Malang UIN Malang Press, 2008, h. 16-22. Ari Khairurrijal Fahmi dan NuruddinVol. I, No. 2, Desember 2014 ISSN 2356-153X183Dalam agama Islam, pendidikan dapat diartikan ke dalam beberapa pengertian berikut. Taʼdîb, artinya upaya menjamu, melayani, menanamkan nilai, dan mem-praktikkan sopan santun adab kepada seseorang agar berperilaku yang baik dan disiplin. Taʻlîm artinya upaya memberikan tanda berupa ilmu atau mengajarkan suatu ilmu pada seseorang agar memiliki pengetahuan tentang sesuatu. Tarbiyah, artinya upaya memelihara, mengurus, mengatur, dan memperbaiki itrah manusia yang sudah ada sejak lahir agar tumbuh berkembang dewasa atau sempurna. Pengertian pendidikan tersebut di atas merupakan pengertian yang masih sempit. Secara luas, pendidikan dapat diartikan sebagai segala jenis pengalaman kehidupan yang mendorong timbulnya minat belajar untuk mengetahui, lalu dapat mengerjakan hal yang telah diketahuinya. Keadaan ini berlangsung di dalam segala jenis dan bentuk lingkungan sosial sepanjang kehidupan, selanjutnya setiap jenis dan bentuk lingkungan itu mempengaruhi pertumbuhan individu dalam hal potensi-potensi isik, spiritual, individual, sosial, dan religius sehingga menjadi manusia seutuhnya, yaitu manusia yang menyatu dengan jenis dan sifat khusus lingkungan dan sasaran pendidikan berbeda-beda menurut pandangan hidup masing-masing pendidik atau lembaga pendidikan. Menurut Sulaiman,tujuan pendidikan ada dua macam, yaitu menjadikan insân kâmil sempurna yang mendekatkan diri kepada Allah Swt. dan insân kâmil yang memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Proses pendidikan dimulai dari kecil, bahkan 5 Suparlan Suhartono, Wawasan Pendidikan Sebuah Pengantar Pendidikan Yogyakarta Ar-Ruzz Media, 2008, h. anak berada dalam kandungan satu bentuk pendidikan adalah pendidikan akhlak budi pekerti. Secara etimologis, kata “akhlâqˮ berasal dari bahasa Arab yang merupakan jamak dari “khuluqˮ. Kata ini diartikan budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau Ibrahim Anis, akhlak adalah sifat yang tertanam kuat di dalam jiwa yang melahirkan beragam tindakan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan Abd al-Hamid Mursa, prinsip dasar pendidikan akhlakyang berbasis sosial dan merupakan landasan awal untuk membangun dan mendidik manusia untuk berakhlak mulia adalah 1. tata bicara retorika, 2. toleransi dan kasih sayang, 3. kelembutan, 4. keadilan, 5. kepercayaan dan amanah, 6. kejujuran, 7. kesabaran, 8. persaudaraan, 9. tolong Prinsip-prinsip tersebut merupakan fondasi untuk menanamkan pendidikan kedalam diri manusia untuk menjadi insan yang berakhlak mulia. Selanjutnya, pendidikan akhlak perlu diajarkan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari kepada segenap manusia karena tujuan pendidikan adalah agar manusia memiliki sensitivitas 6 Fathiyyah Hasan Sulaiman, Madzâhib î al-Tarbiyah Bahts î al-Madzhab al-Tarbawî Inda al-Ghazâlî Kairo Dâr al-Hana li al-Thibâ ʻah wa al-Nasyr, 1963, h. A. Mustofa, Akhlak Tasawuf Bandung Pustaka Setia, 1995, h. 11. 8 Ibrahim Anis, et. al-Wasîth Kairo Dâr al-Maʻârif, 1972, h. 202. Pendapat ini tampaknya merujuk pada pemikir akhlak Islam terkemuka, Imam al-Ghazali dalam Kitâb Riyâdhah al-Nafswa Muʻâlajah Amrâdh al-Qulûb bab ke-22 dari Ihyâʼ ʻUlûm al-Dîn, Beirut Dâr al-Fikr, jilid III, h. 52, juga pandangan Ibnu Miskawaih dalam karyanya yang terkenal, Tahdzîb Abd al-Hamîd Mursa, al-Fard wa al-Mujtamaʻ î al-Islâm Kairo Maktabah Wahbah, 1989, h. 117. Nilai Pendidikan Akhlak dalam Syair Imam Al-Sya’i Kajian Struktural GenetikJurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban184moral sehingga dapat membedakan mana yang baik dan yang meningkatkan sensitivitas moral dalam diri manusia, diperlukan metode pendidikan. Metode pendidikan yang dimaksud bukan metode yang biasa dikenal di dunia pendidikan pada umumnya, seperti metode ceramah, tanya jawab, problem solving, dan sebagainya; namun lebih luas dari itu. Menurut Muchtar,secara umum, metode pendidikan Islam terdiri dari lima, yaitu metode keteladanan uswah hasanah, metode pembiasaan, metode nasihat, metode memberi perhatian, dan metode metode-metode tersebut, nasihat merupakan metode yang paling sering digunakan oleh para orangtua, pendidik, dan para dai terhadap anak atau peserta didik dalam proses pendidikannya. Ada beberapa cara dalam memberikan nasihat. Misalnya, dengan berbicara langsung kepada yang diberi nasihat, menggunakan peribahasa atau bahasa kiasan, atau menggunakan syair atau puisi sebagaimana yang dilakukan ulama Imam al-Syai’i sebagai seorang imam mazhab iqih terkemuka dalam Islam sudah tidak asing lagi bagi kaum muslim, apalagi muslimIndonesia yang mayoritas menganut mazhab Syai’i. Dalam bidang ushul iqih yurisprudensi Islam, dia di-kenal dengan metode istinbâth perumusan hukum yang khas, antara lain metode qiyâs analogi kasus hukum, yang merupakan landasan penting dalam penegakan hukum Namun, ketokohan Imam Syai’i tidak sebatas dalam bidang iqih dan ushul 10 Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan Bandung PT. Remaja Rosdakarya, 2005, Karya monumentalnya dalam bidang ushul iqih adalah kitab al-Risâlah Risalah dan al-Umm Buku Induk yang merupakan rujukan ulama salaf dan khalaf dalam merumuskan hukum Islam.iqih, tetapi juga dalam bidang kepenyairan. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya nasihat dan hikmah dalam bentuk gubahan syair yang merupakan karya sang imam atau karya murid pemujanya yang dinisbahkan kepada Imam Syai’ dan hikmah Imam al-Syai’i terangkai dalam bentuk prosa dan sebagiannya lain dalam bentuk syair. Sebagai pakar kajian al-Qur’an dan bahasa Arab, kualitas prosanya tidak dapat diragukan lagi secara kualitas. Sedangkan, kualitas syairnya tidak dapat juga dipandang sebelah mata. Keindahan bahasanya sangat memukau, pilihan diksinya sangat tepat dan terinci, hikmah yang menjadi perhatiannya mencakup beragam aspek kehidupan, dan aktualitasnya melintasi zaman. Dengan bahasa yang lugas, tegas, dan mudah dicerna, syair-syair Imam Syai’i mampu menjadi wadah ekspresi pesan nilai yang tidak lekang ditelan zaman. Nilai-nilai pendidikan akhlakyang disampaikan sang imam kepada pembacanya penyimaknyapun sangatmenyentuh kalbu serta menyegarkan jiwa yang kehausan akan nilai, bak sebuah oase bagi musair yang hampir mati ditelan ganasnya terik di tengah padang pasir. Alasan pemilihan syair-syair Imam al-Syai’i sebagai korpus penelitian ini adalah karena kelugasan bahasanya yang sarat nilai pendidikan, sedangkan Imam al-Syai’i dipilih karena ketokohannya sebagai ulama iqih dan ushul iqih serta kemasyhurannya sebagai seorang sisi lain, substansi puisi-puisi Imam al-Syai’i lebih banyak memuat tentang nilai-nilai pendidikan, terutama moral. Hal ini sesuai dengan bidang yang dikaji peneliti, yakni pendidikan akhlak. Sebab, tujuan pendidikan sejatinya adalah menginternalisasikan nilai-nilai dalam pribadi, juga mengembangkan manusia agar Ari Khairurrijal Fahmi dan NuruddinVol. I, No. 2, Desember 2014 ISSN 2356-153X185mampu melakukan pengamalan nilai-nilai tersebut secara dinamis dan leksibel dalam batas-batas konigurasi idealitas wahyu Tuhan. Tujuan ini dapat dimplementasikan dalam pendidikan anak agar memiliki “kedewasaan” atau “kematangan” dalam beriman, bertakwa, dan mengamalkan hasil pendidikan yang diperoleh sehingga menjadi pemikir sekaligus pengamal ajaran Islam yang dialogis terhadap perkembangan kemajuan Imam al-Syai’i, pendidikan, metode pendidikan, dan syair-syair yang terdapat dalam kumpulan puisi Imam al-Syai’i adalah beberapa unsur yang dapat ditelaah dengan menggunakan pendekatan sastra, antara lain, strukturalisme genetik adalah teori atau pendekatan sastra yang lahir sebagai reaksi dari pendekatan strukturalisme murni yang antihistoris dan kausal. Doktrin atau metode mengkaji asal-usul karya sastra, pengarang, dan kenyataan sejarahnya turut mengkondisikan karya sastra saat diciptakan. Konsep dasar yang turut membangun teori strukturalisme genetik adalah fakta kemanusiaan, subjek kolektif, strukturasi, pandangan dunia, serta pemahaman dan penjelasan. Konsep-konsep dasar itu berperan untuk membangun sebuah karya sastra. Lingkungan sekitar merupakan objek yang bisa dikembangkan oleh seorang pengarang dalam menghasilkan sebuah karya genetik merupakan cabang penelitian sastra secara struktural yang tidak murni. Iamerupakan bentuk penggabungan antara pendekatan struk-tural dengan metode genetik. Struktu-ralisme genetik mencoba memperbaiki 12 Lilik Nurkholidah, Metode Pendidikan Agama Islam Malang Universitas Negeri Malang, 2005, h. 17kelemahan pendekatan strukturalisme, yaitu dengan memasukkan faktor genetik di dalam memahami karya sastra. Konvergensi penelitian struktural dengan penelitian yang memperhatikan aspek-aspek eksternal karya sastra dimungkinkan lebih demokrat. Dengan konvergensi, setidaknya kelengkapan makna teks sastra akan semakin genetik menjadi teori yang mampu merekonstruksi masyarakat, fakta kemanusiaan atau sosial, pandangan dunia pengarang, dan unsur-unsur yang membangun karya sastra seperti tema, alur atau plot, latar atau setting, tokoh dan penokohan, sudut pandang point of view, dan gaya yang ingin dijawabadalah nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat pada kumpulan puisi atau diwan Imam al-Syai’i. Adapun yang termasuk kedalam nilai-nilai pendidikan akhlak tersebut adalah1nilai-nilai kesabaran, 2nilai kejujuran, 3nilai keikhlasan, 4kesopanan, 5etika berbicara, 6kelembutan, dan 7moralitasbangsa. Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan secara mendalam nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam kumpulan puisi Imam al-Syai’ penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi 1 pengembangan ilmu pengetahuan terutama untuk menambah khazanah pengetahuan yang berkaitan dengan pendidikan akhlak; 2 pengembangan lembaga yang konsen dalam pengkajian tema serupa dengan harapan dapat meningkatkan peran serta 13 Suwardi Endraswara, Metodologi Penelitian Sastra Yogyakarta MedPress, 2008, h. Faruk, Pengantar Sosiologi Sastra dari Strukturalisme Genetik sampai Post-Modernisme Yogyakarta Pustaka Pelajar, 1999, h. 15. Nilai Pendidikan Akhlak dalam Syair Imam Al-Sya’i Kajian Struktural GenetikJurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban186penelitian dalam bidang pendidikan akhlak, meningkatkan peran serta lembaga penelitian dalam mensosialisasikan nilai-nilai pendidikan dalam syair puisi; dan 3 pengayaan pengetahuan peneliti yang tertarik untuk lebih mendalami syair puisi yang digubah oleh para ulama Islam ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan struktural genetik sastra. Langkah-langkah penelitian yang digunakan oleh peneliti sesuai dengan langkahmetode strukturalisme genetik yang dikemukakan oleh Laurenson dan Swingewood yang disetujui oleh Goldman, yaitu 1 penelitian sastra itu dapat diikuti sendiri, mula-mula diteliti strukturnya untuk membuktikan bagian-bagiannya sehingga terjadi keseluruhan yang padu dan holistik; 2menghubungkan dengan sosial budaya, yakni unsur-unsur kesatuan karya sastra dihubungkan dengan sosio budaya dan sejarahnya, kemudian dihubungkan dengan struktur mental yang dikaitkan dengan dunia pengarang; 3 menggunakan metode induktif untuk mencapai solusi atau kesimpulan, yaitu metode pencarian kesimpulan dengan cara melihat premis-premis yang sifatnya spesiik untuk selanjutnya mencari premis peneliti menggunakan pen-dekatan ini karena pendekatan struktural genetik mengkaji sastra tidak hanya fokus pada teksnya tetapi juga meninjau sastra dari segi budaya dan aspek sosiologisnya. Dengan demikian, nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam puisi Imam al-Syai’i dapat dijadikan cerminan kehidupan sekaligus sebagai prinsip dasar untuk pendidikan akhlak. Selain itu, data yang akan digunakan adalah sebuah teks puisi berbahasa Arab yang mengandung nilai-nilaibudaya Arab Islam.Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa kata-kata dan paparan kebahasaan yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan moral yang bersumber dari himpunan puisi Imam al-Syai’i. Sumber data penelitian ini adalah kumpulan puisi Imam al-Syai’i yang terdapat dalam dîwân antologi puisi al-Syai’i. Bait puisi dalam Diwân al-Syai’i tersebut berjumlah 802 bait dari 320 qashîdah himpunan/topik yang dirangkum dalam 20 bab qâiyah. Karena bait puisi tersebut cukup banyak, peneliti membatasi data penelitian. Pertimbangan pembatasan data ini didukung oleh fakta bahwa beberapa puisi yang masyhur dan dihafal pelajar muslimin adalah puisi-puisi pada Qâiyah Hamzah sampai dengan Qâiyah Hâ’.Adapun dalam analisis data, peneliti menggunakan prosedur sebagai berikut 1 Peneliti membaca keseluruhan syair puisi Imam al-Syai’i dari Qâiyah Bab Hamzah sampai dengan QâiyahHâ’, kemudian memberikan tanda dan mengelompokkan hasil temuan puisi kedalam nilai-nilai pendidikan akhlak yang mencakup kesabaran, kejujuran, keikhlasan, kesopanan, cara bicara, kelembutan, dan moralitas bangsa; 2 Peneliti mengklasiikasikan kandungan puisi berdasarkan nilai-nilai pendidikan yang mencakup kesabaran, kejujuran, keikhlasan, kesopanan, cara bicara, kelembutan, dan moralitas bangsa dengan sebuah tabel analisis; 3 Karena data asli menggunakan teks berbahasa Arab, maka peneliti mentransliterasi teks tersebut ke bahasa Indonesia sehingga bisa dibaca oleh mereka yang belum bisa membaca teks Arab; 4Peneliti memaparkan arti atau makna tiap bait yang dianalisis, lalu Ari Khairurrijal Fahmi dan NuruddinVol. I, No. 2, Desember 2014 ISSN 2356-153X187memberikan penjelasan secara kontekstual; 5 Peneliti menyimpulkan hasil Temuan Penelitian terhadap bait-bait puisi da-lam dîwân Imam al-Syai’i ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pen-dekatan struktural genetik, sedangkan analisis datanya fokus pada kandungan nilai dari teks-teks yang dianalisis. Dari analisis yang dilakukan, peneliti menemukan nilai-nilai pendidikan akhlak yang menjadi bahasan penelitian ini. Nilai-nilai tersebut ditemukan pada 19 bait puisi. Secara rinci, temuan penelitian ini adalah sebagai berikut1. Bersikap Sabar Salah satu ciriinsan beriman yang memiliki integritas moral dan menerapkan prinsiphidup mulia di dunia adalah sabar dalam menghadapi ujian hidup. Dengan kesabaran, setiap insan dapat melalui segala rintangan dan menyelesaikan permasalahan dengan sikap tenang dan lapang dada. Puisi-puisi Imam al-Syai’i yang menyeru manusia untuk menjaga kesabaran adalah sebagai berikut. * Wa lâ tajzaʻ li-hâditsati-l-layâlî * fa-mâ li-hawâditsi-l-dunyâ baqâ’u Qâiyah Hamzah, bait no. 2 Makna dan janganlah kau kehilangan kesabaran lâ tajzaʻ dalam menghadapi berbagai musibah * karena semua musibah di dunia ini tidak ada yang kekal. Penjelasan Dalam puisi di atas, Imam al-Syai’i menegaskan bahwa bersabar terhadap musibah adalah sebuah keniscayaan. Sebab, tidak ada musibah yang kekal. Kesabaran terhadap musibah itu berlangsung dalam waktu yang singkat sehingga al-Syai’i menyarankan agar manusia berteguh hati dalam kesabaran dan mengontrol emosinya. Frasa “hâditsah al-layâlîˮ, arti hariahnya adalah malam-malam yang membawa kejadian baru yang tak terduga. Maksudnya, musibah yang datang secara tiba-tiba. * Wa ma-d-dahru illâ hâkadzâ * rizyatu mâlin aw irâqu habîb[in] Qâiyah Bâ’,bait no. 1 MaknaDunia al-dahr itu hanya seperti ini saja, maka bersabarlah * terhadap kehilangan hartaatau kepergian kekasih. PenjelasanDalam puisi di atas,Imam al-Syai’i menjelaskan bahwa musibah yang paling sering dialami manusia didunia ini adalah kehilangan harta rizyatu mâl dan ditinggalkan oleh kekasih irâquhabîb. Oleh karena itu, hendaknya manusia bersabar terhadap dua ujian dunia tersebut dan mengatasinya dengan cara terbaik. * Ishbir alâ murri-l-jafâ min muʻallimin * fa-inna rasîba-l-ʻilmi î nafarâtihi Qâiyah Hâ’,bait no. 1 MaknaBersabarlah kamu terhadap cara keras guru mengajar * Karena ilmu yang membekas ada dalam ketekunan-mu belajar bersamanya. Nilai Pendidikan Akhlak dalam Syair Imam Al-Sya’i Kajian Struktural GenetikJurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban188 Penjelasan Imam al-Syai’i menjelas-kan bahwa seseorang yang sedang menuntut ilmu murid harus bersabar terhadap metode gurunya dalam mengajar, meskipun metode itu dirasakan terlalu keras pada metode yang demikian, justru terletak ilmu yang akan melekat pada diri murid. Frasa “murri-l-jafâ min muʻallimˮ, arti hariahnya adalah sikap keras guru seperti pil yang sangat pahit, maksudnya cara mengajar atau mendidik sang guru yang dirasakan terlalu keras bagi murid-muridnya. * Shabran jamîlan mâ aqraba-l- farajâ* man râqaba-llâha î-l-’umûri najâ Qâiyah Jîm,bait no. 1 Makna Jagalah keindahan sabar, karena betapa dekatnya kelapangan itu * Siapa saja yang menjaga Allahdengan kesabaran,niscaya selamat dari segala masalah. Penjelasan Dalam puisi di atas, Imam al-Syai’i menganjurkan agar manusia selalu menjaga keindahan sabar ketika menghadapi ujian, musibah, atau kegalauan. Sebab, kebahagiaan setelah kesulitan, atau kelapangan sesudah kesempitan, itu sangat dekat dengan orang yang bersabar. Karena itu, menurut al-Syai’i, manusia yang menjaga ketaatan pada perintah Allah, termasuk perintah sabar, akan meraih keselamatan dan kemenangan dari semua urusan yang Bersikap Jujurdan Teguh Prinsip Ciri lain insan beriman yang berpegang teguh pada prinsip hidup mulia adalah kejujuran atau keteguhan prinsip. Imam al-Syai’i menganjurkan kepada manusia agar kuat dan teguh dalam menyelesaikan setiap urusan. Kejujuran atau keteguhan prinsip merupakan cerminan integritas moral. Puisi Imam al-Syai’i yang mengandung anjuran untuk berperilaku jujurdan teguh pendirian adalah sebagai berikut * Wa kun rajulan alâ-l-ahwâli jaldan * wa syîmatuka-s-samâhatu wa-l-wafâ’u Qâiyah Hamzah, bait no. 3 Makna Jadilah engkau lelaki yang kuat teguh pendirian dalam segala urusan * sedangkan perangaimu adalah sangat pemurahdan selalu menepati janji. Penjelasan Dalam puisi di atas, Imam al-Syai’i menganjurkan kepada manusia khususnya lelaki untuk selalu tegar, kuat, dan teguh pendirian dalam menghadapi setiap persoalan hidup. Ketegaran, kekuatan, dan keteguhan prinsip merupakan cerminan sikap kejujuran dan kemuliaan. Orang mulia adalah yang amat pemurah kepada sesama dan selalu menepati keteguhan, kejujuran, kemurahan, dan menepati janji merupakan nilai-nilai moral yang mengantarkan manusia pada kelu-huran Bersikap Ikhlas Ciri lain insan beriman yang teguh pada prinsip kemuliaan adalah keikhlasan. Imam al-Syai’i menganjurkan kepada manusia agar selalu ikhlas dalam menerima semua yang diperolehnya karena ia Ari Khairurrijal Fahmi dan NuruddinVol. I, No. 2, Desember 2014 ISSN 2356-153X189merupakan ketetapan Allah Swt. Sifat ikhlas merupakan cerminan akhlak mulia. Puisi al-Syai’i yang mengandung anjuran untuk bersifat ikhlas adalah sebagai berikut * Idzâ mâkunta dzâ qalbin qanûʻi[n] * fa-’anta wa mâliku-d-dunyâ sawâ’un Qâiyah Hamzah, bait no. 10 Makna Jika engkau tidak miliki hati yang selalu puas qalb qanû ʻ * maka engkau dan pemilik dunia harta itu sama saja. Penjelasan Dalam puisi di atas, Imam al-Syai’i menegaskan bahwa kepuasan hati adalah nilai sebuah keikhlasan. Orang yang ikhlas ialah yang hatinya selalu puas terhadap apa yang ia peroleh. Apabila hati seseorang telah puas terhadap yang diperolehnya, ma-ka ia telah memiliki sifat keikhlasan. Sebaliknya, apabila ia tidak memi-liki hati yang puas terhadap yang diperolehnya, maka ia sama halnya dengan pemilik dunia. Sebab, pemilik pecinta dunia itu akan selalu mengejar harta dan kekayaan, dan ia tidak pernah puas terhadap harta yang SopanBerjalan dan Ceria Ciri insan beriman yang teguh pada prinsip kemuliaan berikutnya adalah kesopanan dan keramahan. Imam al-Syai’i menganjurkan kepada manusia agar berperilaku sopan dan ramah kepada sesama. Kesopanan dan keramahan merupakan cerminan manusia berakhlak mulia. Puisi Imam al-Syai’i yang mengandung anjuran untuk berperilaku sopan adalah * Wa lâ tamsyiyan i-l-ardhi fâkhiran * fa-ʻammâ qalîlin yahtawîka turâbuhâ Qâiyah Bâʼ, bait no. 10 Makna Janganlah engkau berjalan diatas pundak bumi dengan sikap angkuh * Sebab, tidak lama lagi kamu akan ditimbun di dalam debu bumi. Penjelasan Dalam puisi di atas, Imam al-Syai’i menjelaskan bahwa sifat sombong dan angkuh merupakan akhlak tercela yang harus dihindari. Karena itu, dia mengingatkan manusia agar tidak bersikap angkuh dan sombong ketika berjalan di atas pundak bumi mankib al-ardh, dan sebaliknya ia harus bersikap sopan santun. Sebab, menurut al-Syai’i, orang yang berjalan di atas bumi dengan keangkuhan itu tidak lama lagi akan mati dan ditelan oleh debu bumi yang diinjaknya setiap hari. Jadi, berjalan dengan angkuh dan sombong itu tiada berguna, dan yang terbaik adalah berjalan dengan sopan dan bersikap santun kepada sesama. Adapun puisi Imam al-Syai’i yang mengandung pelajaran untuk bersikap ramah adalah * Fa-uzhhiru-l-bisyra li-l-insâni abghuduhu * kamâ in qad hasyâ qalbî mahabbâti Qâiyah Tâʼ,bait no. 3 Makna Lalu kutampakkan keceriaan wajahku kepada insan yang kubenci * seperti bila hatiku dipenuhi perasaan cinta kepada kekasih Nilai Pendidikan Akhlak dalam Syair Imam Al-Sya’i Kajian Struktural GenetikJurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban190 Penjelasan Dengan mengaitkan puisi di atas kepada dirinya, Imam al-Syai’i menganjurkan agar manusia bersikap ramah kepada sesama, meskipun kepada orang yang dibencinya. Sikap ramah itu harus ditampilkan dalam wajah yang ceria dan murah senyum, seperti orang yang sedang jatuh cinta. Keramahan adalah salah satu nilai akhlak mulia yang terkandung dalam puisi di Bertutur Kata Sopan Ciri insan yang memiliki integritas moral adalah cara bicaranya sopan. Imam al-Syai’i menganjurkan kepada manusia agar berbicara dengan retorika yang baik dan sopan, serta meninggalkan hal-hal yang tidak perlu diungkapkan. Sebab, cara bicara yang baik dan sopan merupakan cerminan manusia yang berakhlak mulia. Puisi Imam al-Syai’i yang mengandung anjuran untuk berbicara dengan sopan adalah * Wa mayyiz kalâmaka qabla-l-kalâmi * fa-inna li-kulli kalâmin jawâb[un]. Qâiyah Bâʼ, bait no. 22 Makna Saringlah perkataanmu sebelum disampaikan * Sebab, setiap perkataan itu memiliki jawabanmasing-masing. Penjelasan Dalam puisi ini, Imam al-Syai’i menganjurkan untuk menyaring atau memilah dan memilih perkataan yang tepat sebelum disampaikan kepada orang lain. Pertimbangan yang matang dalam menyampaikan pembicaraan adalah hal yang sangat penting dan merupakan cerminan pendidikan akhlak. Sebab, menurut al-Syai’i, setiap pembicaraan dan perkataan itu memiliki jawaban yang sesuai dengan konteknya. Karena itu, seseorang harus menyaring kata-kata yang akan disampaikan sesuai dengan konteks pembicaraannya. * Qul bi-mâ syi’ta î masabbati irdhî * fa sukûtî ani-l-la’îmi jawâbu[n] Qâiyah Bâʼ, bait no. 11 Makna Katakanlah sesukamu tentang keburukan kehormatanku * Sebab, diamku ini adalah sebuah jawaban bagi orang yang menghinaku Penjelasan Dengan mengaitkan pada dirinya, Imam al-Syai’i dalam puisi di atas menganjurkan kepada manusia untuk bersikap diam terhadap orang suka menghinanya. Anjuran untuk diam dan tidak menanggapi penghinaan tersebut dinilai sebagai jawaban yang tepat atas penghinaan yang ini merupakan prinsip pendidikan akhlak yang mulia. * Yukhâ tibunı̂-s-safı̂hu bi-kulli qubhin * fa-akrahu an akû na lahû mujı̂ban Qâiyah Bâʼ, bait no. 12 Makna Orang bodoh mencelaku dengan segala keburukan * lalu aku enggan untuk menjawabnya. Penjelasan Dalam puisi di atas, Imam al-Syai’i menjelaskantentang sikap diam dalam menanggapi celaan orang bodoh, yang tidak tahu masalah sebenarnya. Dengan mengaitkan puisi pada dirinya, al-Syai’i menegaskan Ari Khairurrijal Fahmi dan NuruddinVol. I, No. 2, Desember 2014 ISSN 2356-153X191Apabila ada orang bodoh yang mencela dirinya dengan segala keburukan, maka ia bersikap diam, tidak menanggapinya, dan tidak pula menanggapinya dengan serius. Sikap al-Syai’i ini merupakan sebuah proses pembentukan akhlak mulia. * Idzâ nathaqa-s-saîhu falâtujibhu * fa-khoirun min ijâbatika-s-sukûtu Qâiyah Tâʼ, baitno. 1 Makna Jika ada orang yang bodoh berbicara denganmu, maka janganlah kaujawab * Karena jawaban terbaik untuknya adalah sikap diam. PenjelasanDalam puisi di atas,Imam al-Syai’i menjelaskan kembali sikap diam sebagai cara terbaik untuk menanggapi pembicaraan atau cela-an orang yang bodoh, yang tidak mengetahui esensi persoalan. Karena itu, al-Syai’i menganjurkan agar tidak menjawab pembicaraan atau cercaan orang yang bodoh. Dan, jawaban yang terbaik ada-lah sikap diam terhadap orang tersebut. * * Wa-sh-shumtu an jâhilin aw ahmaqin syarafun * wa îhi aidhan li-shauni-l-ardhi ishlâh[un] Ammâ tarâ-l-asada tukhsyâ wa-hiya shâmitah * wa-l-kalbu yukhsâ laʻumrî wa-huwa nabbâh[un] Qâiyah Hâʼ, bait no. 2 dan 3 Makna Sikap diam terhadap orang bodoh atau dungu adalah kemuliaan * di dalamnya terdapat kemaslahatan untuk menjaga dunia. Tidakkah kaulihat singa itu ditakuti karena ia diam * sedangkan anjing itu sungguh akan dijauhi ketika ia menggonggong. Penjelasan Di dalam dua bait diatas, Imam al-Syai’i menjelaskan kembali tentang sikap diam terhadap pembicaraan orang yang bodoh atau dungu karena terkandung nilai kemaslahatan bagi penduduk bumi. Selanjutnya, al-Syai’i membuat pe-rumpamaan antara singa dan akan ditakuti dan disegani dalam keadaan diam, sedangkan seekor anjing akan dijauhi ketika ia menggonggong. Artinya, manusia yang jarang bicara-nya bisa lebih disegani dibandingkan dengan manusiayang banyak bicara. * Uhibbu makârima-l-akhlâqi juhdî * wa akrahu an aʻîba wa an uʻâba Qâiyah Bâʼ, bait no. 3 Makna aku mencintai kemuliaan akhlak sebagai upaya kesungguhanku * dan aku benci untuk mencela orang lain dan dicela orang lain. Penjelasan Dengan mengaitkan pada keadaan dirinya, Imam al-Syai’i dalam puisi di atas menjelaskan bahwa kemuliaan akhlak yang dimiliki oleh seseorang adalah usaha sungguh-sungguh yang dilakukan secara pribadi. Karena itu, sikap terbaik adalah tidak mencemari kemulian diri dengan cara membeberkan aib orang lain, Nilai Pendidikan Akhlak dalam Syair Imam Al-Sya’i Kajian Struktural GenetikJurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban192sebagaimana setiap diri tidak suka jika aibnya dibuka oleh orang lain. Sikap membeberkan aib orang lain adalah sikap tidak terpuji, sedangkan menutupi aibnya merupakan prinsip pendidikan akhlak Bersikap Lembut dan Memaaϐkan Sikap lembut dan ramah terhadap sesama merupakan cerminan pendidikan akhlak mulia. Kelembutan dan keramahan adalah ciri insan yang memiliki integritas moral dan menerapkan prinsip hidup mulia. Imam al-Syai’i dalam bait-bait puisinya menjelaskan beberapa hal tentang kelembutan dan keramahan terhadap sesama, di antaranya bait berikut * Washfah an sibâbi-n-nâsi hilman * wa syarrun-nâsi man yahwâ-s-sibâbâ. Qâiyah Bâʼ, bait no. 4 Makna Maakanlah cemoohan orang lain dengan sikap lembut * Orang yang paling burukadalah yang menyukai pertengkaran. Penjelasan Dalam bait puisidi atas,Imam al-Syai’i menganjurkan agar manusia mampu memaakan cemoohan atau cercaan orang lain kepadanya dengan sikap lembut. Ketika terjadi perselisihan, pertengkaran, dan perbedaan pendapat, sering kali orang mudah mencerca dan mencemooh sesamanya. Karena itu, sikap terbaik adalah memaakan cercaan atau cemoohan tersebut. Sebab, orang yang paling buruk, menurut al-Syai’i ialah yang suka bertengkar. * Yazîdu safâhatan fa-azîdu hilman * kaʻaudin zâdahu-l-ihrâqu thîbâ[n] Qâiyah Bâʼ, bait no. 20 Makna bertambah aku dimaki, bertambah aku melembut * seperti gaharu yang bertambah wangi jika dibakar. Penjelasan Dalam puisi di atas, Imam al-Syai’i menggambarkan dirinya dalam menangani orang yang bertindak kasar kepadanya. Apabila orang itu marah dan bertambah kasar kepadanya, maka sang imam akan bertambah lembut dan itu diibaratkan seperti kayu ûd gaharu yang akan bertambah wangi apabila dibakar. * Fanâzhir man tanâzharaîsukûn[in] * halîman lâ tulihhu wa laa tukaabir[u]. Qâiyah Râʼ, bait no. 21 Makna Bicaralah dengan orang yang mendebatmu dengan sikap tenang * janganlah kamu memaksa dan bersikap sombongpada orang yang santun. Penjelasan Dalam bait puisi di atas, Imam al-Syai’i menganjurkan kita untuk bersikap tenang pada saat menghadapi perdebatan dengan orang yang belum memahami masalah sebenarnya. Sedangkan kepada orang yang santun, kita tidak boleh memaksakan kehendak dan menyombongkan diri. Ari Khairurrijal Fahmi dan NuruddinVol. I, No. 2, Desember 2014 ISSN 2356-153X1937. Memiliki Integritas Moral * Qad mâta qaumun wa mâ mâtat makârimuhum * wa âsya qaumun wahum î-n-nâsi amwât[un] Qâiyah Tâʼ, bait no. 5 Makna Sebuah bangsa pasti akan mati, tetapi akhlak mulia mereka tidak pernah mati * Sebuah bangsa dianggap mati meskipun masih hidup karena akhlaknya buruk. Penjelasan Dalam bait puisi di atas, Imam al-Syai’i menjelaskan tentang integritas moral sebuah bangsa. Menurutnya, suatu bangsa yang berakhlak mulia akan memiliki pengaruh sepanjang masa, meskipun bangsa itu sudah punah. Akhlak mulia suatu bangsa akan terus dikenang dan dijadikan pelajaran bagi bangsa lainnya. Akan tetapi, bangsa yang tidak memiliki integritas moral akan dianggap mati atau punah meskipun mereka masih hidup. Hal ini karena bangsa tersebut tidak memberikan manfaat apa pun terhadap pendidikan akhlak yang terdapat dalam puisi Imam al-Syai’i merupakan prinsip dasar yang membentuk kepribadian penelitian ini, dapat diungkap tujuh prinsip dasar yang dinilai sebagai nilai-nilai pendidiklan akhlak, yaitu 1 sikap sabar, 2 sikap jujur dan teguh prinsip, 3 bersikap ikhlas, 4 sopan berjalan dan ceria, 5 bertutur kata sopan, 6 bersikap lembut dan memaakan, 7 memiliki integritas moral. Dalam puisi Imam Syai’i yang diteliti, ditemukan19 bait puisi yang mengandung nilai-nilai pendidikan akhlak, yaitu 4 bait puisi mengandung nilai-nilai kesabaran, 1 bait puisi mengandung nilai kejujuran, 1 bait puisi mengandung nilai keikhlasan, 2 bait puisi mengandung nilai kesopanan, 7 bait puisi mengandung tata cara berbicara yang baik, 3 bait puisi mengandung nilai kelembutan, dan 1 bait puisi mengandung nilai integritas moral bagi temuan di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat pada puisi Imam al-Syai’i merupakan prinsip-prinsip dasar untuk mem-bentuk akhlak mulia manusia. Manusia yang berakhlak mulia, menurut al-Syai’i, harus memiliki sifatsabar, jujur, ikhlas, sopan dalam berbicara, lembut dan ramah, serta memiliki integritas moral.[]Daftar RujukanAnis, Ibrahim, al-Wasîth, Kairo Dâ r al-Maʻâ rif, Ahmad, Ushûl al-Naqd al-Adabî, Kairo Maktabah al-Nahdhah al-Mishriyah, Suwardi, Metodologi Penelitian Sastra, Yogyakarta MedPress, Sosiologi Sastradari Strukturalisme Genetik sampai Post-Modernisme, Yogyakarta Pustaka Pelajar, 1999. Nilai Pendidikan Akhlak dalam Syair Imam Al-Sya’i Kajian Struktural GenetikJurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban194al-Ghazali, Abu Hamid, Kitâb Riyâdhah al-Nafswa Muʻâlajah Amrâdh al-Qulûb bab ke-22 dari Ihyâʼ ʻUlûm al-Dîn, Beirut Dâ r al-Fikr, jil. IIIHasan, M. Ali dan Mukti Ali, Kapita Selekta Pendidikan Islam, JakartaPedoman Ilmu Jaya, Heri Jauhari, Fikih Pendidikan. Bandung PT. Remaja Rosdakarya, 2005. Mursı̂, Abdul Hamid, al-Fardwa al-Mujtamaʻ î Al-Islâm,Kairo Maktabah Wahbah, Tasawuf, Bandung Pustaka Setia, Lilik, Metode Pendidikan Agama Islam, Malang Universitas Negeri Malang, Partini Sardjono,Pengajaran dan Penelitian Sastra, Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama, Suparlan,Wawasan Pendidikan, Sebuah Pengantar Pendidikan, Yogyakarta Ar-Ruzz Media, Fathiyyah Hasan,Madzâhib î al-Tarbiyah Bahts î al-Madzhab al-Tarbawî Inda al-Ghazâlî, Kairo Dâr al-Hana li al-Thibaʻah wa al-Nasyr, 1963. al-Syayib, Ahmad, Ushûl al-Naqd al-Adabî,Kairo Maktabah al-Nahdhah al-Mishriyah, A. Fatah,Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, Malang UIN Malang Press, Ahmad Hasan, Târîkh al-Adab al-Arabî, Beirut Dâ r al-Marifah, 1422 H/2001 M,cet. ke-7. ... Taʻlim artinya upaya memberikan tanda berupa ilmu atau mengajarkan suatu ilmu pada seseorang agar memiliki pengetahuan tentang sesuatu. Tarbiyah, artinya upaya memelihara, mengurus, mengatur, dan memperbaiki fitrah manusia yang sudah ada sejak lahir agar tumbuh berkembang dewasa atau sempurna Fahmi and Nuruddin, 2014. Makna dari istilah-istilah tersebut pun berbeda-beda, perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya konteks kalimat yang berbeda dalam penggunaan istilah-istilah tersebut. ...Eka Santi KusumawardaniAri Khairurrijal FahmiMuhammad Ardy ZainiThe purpose of this study is to describe the implementation of the Lalaran Nadzhom method in learning Nahwu at Al-Barkah Al-Islamiyah Islamic Boarding School, South Tangerang City. This study is qualitative research. Data collection is done by interview, observation and documentation. Data analysis with descriptive analysis. Validity check is done by triangulation of data. The background of this research is the application of the Lalaran method has become a tradition in memorizing Nadzhom Nahwu for a long time. The use of the Lalaran method is still used and applied in Islamic boarding schools to this day. The students have the freedom to express the chants or notes in the Nadzhom verses that they memorize. This can motivate students in memorizing Nadzhom. The research formulation in this study is one, namely the application of the Lalaran Nadzhom method in learning Nahwu at Al-Barkah Al-Islamiyah Islamic Boarding School. The results showed that the implementation of the Lalaran method in memorizing Nadzhom Nahwu was carried out in several stages, there are planning, implementation and evaluation stages. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pelaksanaan metode Lalaran Nadzhom dalam pembelajaran Nahwu di Pondok Pesantren Al-Barkah Al-Islamiyah Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dengan analisis deskriptif. Pemeriksaan keabsahan dilakukan dengan triangulasi data. Latar belakang penelitian ini adalah penerapan metode Lalaran telah menjadi sebuah tradisi dalam menghafal Nadzhom ilmu Nahwu sejak lama. Penggunaan metode Lalaran masih tetap digunakan dan diterapkan di pondok pesantren sampai saat ini. Para santri memiliki kebebasan untuk mengekspresikan lantunan atau nada-nada pada bait Nadzhom yang mereka hafalkan. Hal ini dapat memotivasi santri dalam menghafal Nadzhom. Adapun rumusan penelitian dalam penelitian ini ada satu, yaitu penerapan metode Lalaran Nadzhom dalam pembelajaran ilmu Nahwu di Pondok Pesantren Al-Barkah Al-Islamiyah. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan metode Lalaran dalam menghafal Nadzhom ilmu Nahwu ini sangat berpengaruh pada pembelajaran dipondok pesantren tersebut, kemudian lalaran dilaksanakan seelah sholat isya` dengan menggunakan kitab-kitab nahwu seperti imrithi, jurumiyyah, dan alfiyah ibnu IsbahAhmad TaufiqAhmad JamaludinMisbahul MunirPembelajaran bahasa Arab pada anak usia dini pada umumnya sangat strategis dan penting bagi perkembangan bahasa Arab di Indonesia baik untuk menunjang ranah Pendidikan sesuai tingkatannya maupun fungsi komunikasi Bahasa Arab sebagai Bahasa pengantar ibadah umat Islam. Dengan bahasa, anak mulai bertanya, berdiskusi, mengungkapkan pikirannya dan berkomunikasi dengan orang lain. Strategi pembelajaran memudahkan guru untuk memahami guru atau makna yang dijelaskan oleh guru lebih cepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi yang digunakan untuk anak usia dini, yang mana secara kemampuan bahasa arab anak masih terbilang butuh bantuan karena potensi yang dimiliki oleh anak usia dini tidak bisa tumbuh secara optimal. Penelitian ini berbasis library research, dan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Yakni dengan menganalisis dokumen dari buku, jurnal dn artikel terkait pembahasan. adapun hasil dari penelitian ini adalah beberapa opsi pilihan strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk belajar bahasa Arab pada anak usia dini. Pertama strategi pembelajaran langsung memori, kognitif dan kompensasi. Kedua strategi tidak langsung metakognitif, emosional dan sosial. Setidaknya ada empat metode yang tersedia untuk pembelajaran belajar bahasa Arab pada anak usia dini mendongeng, proyek, menyanyi, dan Era Syahputra SiregarPada masa Nabi Muhammad Saw semua permasalahan syari’ah diserahkan sepenuhnya kepada Nabi saw, dengan berpedoman kepada al-Qur’an. Periode Khulafaur Rasyidin sumber hukum didasari pada al-Qur’an dan Sunah dan ijtihad para Sahabat. Ijtihad dilakukan pada saat muncul permasalahan yang tidak ditemukan dalilnya dalam al-Qur’an maupun Hadis. Umat Islam sepeninggal Nabi mulai dihadapkan pada persoalan-persoalan baru yang memerlukan jawaban-jawaban teologis sebagai tantangan bagi elastisitas ajaran Islam sebagai ajaran yang shalih li kulli zaman wa makan. Persoalan-persoalan baru itu muncul sebagai konsekwensi logis perkembangan sosio-kultural dan sosio-politik umat yang sangat dinamis, dikarenakan makin luasnya ekspansi Islam serta perubahan situasi dan kondisi zuruf yang mengitarinya. Tidak semua permasalahan-permasalahan itu memiliki preseden pada hadis Nabi, bahkan banyak di antaranya yang betul-betul baru yang tidak memiliki petunjuk praktis keagamaan. Pendidikan Islam diharapkan mampu untuk membentuk peserta didik yang mampu menerapkan nilai-nilai spiritual religius dan juga etika, namun yang terjadi belum mencapai apa yang ditargetkan. Sebagai solusi perlu adanya pembaharuan dalam konsep SubaidiThis research explains the values of character building in the poem sy’ir of Gondo Arum by Kyai Muhammad Anwar Sanusi bin Karim. This research uses a descriptive qualitative approach. The aim is to explain and analyze a person’s thought, individually or group. The technique of collecting data is done directly by using written document and monumental creature by a person who is a mufti of archipelago, kyai Muhammad Anwar Sanusi bin Karim. Data analysis uses descriptive analysis method. The finding of this research is 1. Respect and well-mannered character. This value is relevant with 9 pillars of national character. In the poem of already explained related with an attitude of talking to parents and others that relate to religious doctrine; 2. The character of honesty is behaviour that is based on the effort of making him/herself as people who always can be trusted in words, action, and work. According to kyai Muhammad Anwar Sanusi bin Karim, honesty is a very admirable character, it is honesty in words and action; 3. The character of hard-working, it means try hard to achieve success and do not know to give up. According to kyai Muhammad Anwar Sanusi bin Karim hard working is described in the poem of by the term of “frequently of study day and night”; 4. Values of love Allah and truthfulness, it means the realization the feeling of relative among human which is Allah creatures is a favor from one and only God, and from the relationship will grow the feeling of loving to each other which is based on piety; 5. The character of a kind and humble, to make a good character person should always try to do good things. The good habit should be done consistently or istiqamah. The good habit will build someone’s character to become good. Any small of goodness always be done then it will be big goodness; 6. The character of coalescence and unity, it means the unity of messed style that is various become one which is intact and harmonious. The implementation of coalescence and unity values is such as defend the compactness, to parents, relative, fellow, and social environment. Keywords character building, the poem of Gondo Arum, Islamic literatureNuha NuhaM. Syakirin GhozalyTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran umum dari buku mahfudzat tematik bunga rampai peribahasa Arab ilmu dan adab karya ibnu arief, serta mengetahui nilai-nilai pendidikan yang ada dalam buku tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini jenis studi pustaka dan model kualitatif, pendekatannya menggunakan pendekatan content analysis, deskriptif, induktif, dan pendekatan normatif. Sumber data primer yaitu buku mahfudzat tematik karya ibnu arief. Hasil kesimpulan adalah 1. bahwa gambaran umum dari kitab mahfudzat karya ibn arif adalah bahwa isi kitab mahfudzat ini meliputi al-hadits dan atsar sahabat, bait-bait hikmah, nasehat ulama’ dan para pujangga. Isi pembahasan dalam kitab ini diawali dengan tema besar nasihat untuk para guru, dipertengahan buku dibahas tentang berbagai macam peribahasa arab mahfudzat dan faidahnya, dan diakhiri dengan latihan-latihan soal. Inti dari pembahasan mahfudzat dalam buku ini terdiri dari 3 bab. Bab pertama membahas tentang ilmu, bab kedua tentang adab, bab ketiga tentang adab. Jumlah keseluruhan mahfudzat yang ada dalam buku tersebut berjumlah 92 buah. 2. Nilai-nilai pendidikan yang ada dalam kitab mahfudzat ini secara maknawi mengandung 5 lima aspek pendidikan, yaitu pendidikan iman, ilmu, amal, akhlak, dan sosial. 1. Nilai pendidikan keimanan bertujuan untuk mendidik manusia agar senantiasa menguatkan iman dan mensucikan jiwa. 2. Nilai pendidikan keilmuwan, bertujuan untuk menjunjung tinggi kehormatan manusia, menjadi manusia yang mulia, dan bermanfaat bagi sesama 3. Nilai pendidikan amaliyah, bertujuan mendidik manusia untuk selalu berbepilaku dan berfikir positif agar hidup menjadi lebih produktif dan bernilai ibadah 4. Nilai pendidikan akhlak, bertujuan mampu mendidik manusia untuk bersikap sabar, iffah, izzah, rendah hati, dan 5. Nilai pendidikan sosial, bertujuan untuk mendidik manusia agar selalu menjalin komunikasi dengan sesama, karena banyaknya relasi merupakan salah satu cara untuk mempermudah datangnya rezeki. الملخص أهداف هذا البحث لمعرفة الصورة العامة عن كتاب المحفوظات الموضوعية عن العلم والأدب لإبن عارف ولمعرفة القيمة الموجودة في ذالك الكتاب. ومنهج البحث هو بحث مكتبي وعلى نهج تحليل المعنى وصفية واستقرائية. وأما المصادر البيانات الأولية مأخوذة من كتاب المحفوظات الموضوعي عن العلم والأدب لإبن عارف. والنتائج هي أن الوصف العام لكتاب المحفوظات لابن عارف مضمون إلي أقوال النبي الحديث الصحابة الأثار، والحكمة ونصيحة العلماء, والشعراء, ورجال الدين, وأما البحث الأسس في هذا الكتاب قسم إلي ثلاثة فصول. عن باب العلم وعن باب الآداب، وعن باب الأدب. وأما القيم التربوية الواردة في هذا الكتاب من جهة المعنى على خمسة جوانب، وهي تربية الإيمان، تربية العلمية، تربية العملية، تربية الأخلاق، وتربية الاجتماعية. وأما قيم تربية الإيمان تهدف إلى تثبيت العقيدة لتقوية الإيمان والإخلاص بالله. وقيم تربية العلمية تهدف إلى تحفيظ كرامة الإنسان، لتكون إنسانًا نبيلًا عالما ماهرا وصالحا ومفيدًا للآخرين. وقيمة تربية العملية تهدف إلى تعليم البشر على التعامل والتصرف والتفكير علي أسس سليم حتى تصبح الحياة نافعة بين الناس. وأما قيمة التربية الأخلاقية تهدف أن تكون الناس من أهل الصبر، والعفة, والعزة, والمتواضع, والأدب. وأما قيمة تربية الاجتماعية تهدف إلى تثقيف البشر على إقامة التواصل مع الآخرين دائمًا، لأن العلاقات المعاملة الإجتماعية من إحدى الطرق لتسهيل وصول الرزق والفضيلة من الرئيسية المحفوظات, القيمة, التربية, الأخلاق, اللغة العربية Wazzainab IsmailAbstrak Pemerolehan bahasa adalah antara cabang Ilmu Psikolinguistik. Umumnya setiap individu adalah berbeza cara pemerolehan bahasa. Perbezaan suasana, faktor sekeliling, keturunan, kecenderungan dan kehidupan sosial serta segala yang berkisar dalam hidup seseorang bakal melakar potret lengkap penerimaan bahasa terhadap diri seseorang. Kajian ini adalah penyelidikan terhadap pemerolehan bahasa dalam dua aspek; kompetensi dan performansi Imam Al- Shafie. Fakta sejarah menyatakan bahawa Imam Al- Shafie berketurunan Quraish iaitu keturunan Rasulullah SAW. Keturunan mereka bertemu pada datuk mereka Abd Manaf. Ibunya pula Fatima Al-Azdiyah adalah dari Yaman. Keturunan yang masyhur akan keberanian, ketaatan dan kebenaran pada kata dan bicara. Selain itu, Imam Al- Shafie suka dan selesa berterusan bergaul bersama pemilik bahasa baku dan tinggi kesantunan iaitu Bani Hudzail. Di samping itu, beliau telah menghafal al-Quran pada umur tujuh tahun dan menghafaz hasil nukilan Imam Malik iaitu Muwatta pada umurnya tiga belas tahun. Berkelana beliau mencari ilmu ke pelbagai tempat dan daerah pula memberi impak yang besar pada ilmu dan pengetahuannya. Manakala peranan guru dan ulama disamping beliau juga antara faktor utama pembentukan personaliti besar Imam Al- Shafie terutamanya dari segi bahasa. Menelusuri pemerolehan bahasa Imam Al- Shafie adalah salah satu cara meneladani proses pembelajaran bahasa Arab. Kesungguhan Imam Al-Shafie dalam menuntut ilmu dan mendalami bahasa Arab adalah suri teladan yang sangat baik dalam usaha menuntut bahasa dan ilmu. Kajian secara kualitatif telah mengumpul persepsi pelajar dan pensyarah bahasa Arab Kolej Universiti Islam Antarabangsa Selangor bagi menzahirkan hubungkait pemerolehan bahasa dan pembelajaran bahasa yang dijalankan dalam kajian ini. Dapatan kajian memperlihat bahawa ciri-ciri pemerolehan bahasa oleh Imam yang sangat berpengaruh ini adalah antara suri teladan pembelajaran bahasa Arab. Kata kunci Imam Al –Shafie, pemerolehan bahasa, pembelajaran bahasa Arab, suri teladan Syarifa RafiqaThis study examines how the relationship between gender language and ideology is constructed in media texts, and aims to interrogate a small number of articles taken from the most widely read online editions of national newspapers in Indonesia regarding online media reporting on the harassment of women in the "Ikan Asin" case. The focuses of this research are 1 how the women are displayed in the text. 2 How media displays texts, discursive practices that include the production and consumption of texts, and social practices. 3 What are the differences between the Mills and Fairlough critical discourse analysis models? The results of the study are that women are displayed positively even though the case they experience is negative. Text production is closely related to the ideology of journalists and the media as well as the audiences who consume the text. Both Mills and Fairclough's critical discourse analysis models have similarities and differences in analyzing texts. Key Words Critical Discourse Analysis, Mills, Fairclough, Ikan Riyâdhah al-Nafswa Muʻâlajah Amrâdh al-Qulûb bab ke-22 dari Ihyâʼ ʻUlûm al-DînAbu Al-GhazaliHamidal-Ghazali, Abu Hamid, Kitâb Riyâdhah al-Nafswa Muʻâlajah Amrâdh al-Qulûb bab ke-22 dari Ihyâʼ ʻUlûm al-Dîn, Beirut Dâr al-Fikr, jil. IIIM HasanAli Ali Dan MuktiHasan, M. Ali dan Mukti Ali, Kapita Selekta Pendidikan Islam, JakartaPedoman Ilmu Jaya, PT. Remaja RosdakaryaHeri MuchtarFikih JauhariPendidikanMuchtar, Heri Jauhari, Fikih Pendidikan. Bandung PT. Remaja Rosdakarya, SuhartonoWawasan PendidikanSuhartono, Suparlan,Wawasan Pendidikan, Sebuah Pengantar Pendidikan, Yogyakarta Ar-Ruzz Media, 2008.Konsepakhlak Kepada Allah SWT Dalam kitab Washoya Al-Abaa Lil Abna menunjukkan nasihat dari guru terhadap murid tentang pentingnya taqwa kepada Allah SWT. Akhlak Kepada Rasulullah SAW Selain kewajiban taat kepada Allah, kewajiban yang harus dipenuhi oleh manusia (peserta didik) adalah bagaimana cara berakhlakl kepada Rasulullah.Kali ini akan dibahas mengenai kumpulan ayat Al Quran tentang akhlak lengkap dalam bahasa arab dan artinya. Islam sendiri adalah agama mulia dimana setiap pemeluknya wajib memiliki akhlak yang baik dan terpuji. Tidak boleh seoran muslim memiliki akhlak yang jelek dan buruk. Ini sangat dilarang oleh ALLAH SWT. Jadi setiap muslim haruslah berperilaku yang baik dan memiliki akhlakul karimah seperti jujur, adil, amanah, suka menolong, sabar, pemaaf dan lain sebagainya. Seorang muslim haram hukumnya berakhlak buruk misalnya iri, dengki, hasud, suka mencuri, suka menyakiti orang lain, berbuat jahat dan aniaya, sombong, kikir, pelit, suka berbohong dan sifat sifat jelek lainnya. Hal ini dikarenakan akhlak yang buruk bukanlah ciri seorang muslim yang beriman. ALLAH SWT berfirman dalam kitab suci Al-Quran dan telah dijelaskan di beberapa ayat Al-Quran tentang akhlak dimana didalamnya sangat jelas sekali ulasan mengenai akhlak yang baik itu bagaimana dan akhlak yang jelek itu bagaimana. Dan contoh akhlak mulia terbaik sekaligus panutan seluruh makhluk adalah Nabi Muhammad SAW. Dengan mencontoh Rasulullah SAW, maka kita sudah berada di jalan yang benar, karena Nabi SAW akhlaknya adalah sesuai dengan Alquran. Dalam salah satu dalil ayat Alquran tentang akhlak dijelaskan bahwa Rasul SAW berada di atas budi pekerti yang agung. Lalu apa saja ayat ayat suci Al-Quran yang membahas mengenai akhlak dan moral? Simak berikut ini daftar kumpulan ayat Al Quran tentang akhlak terpuji dan tercela kepada sesama manusia lengkap tulisan arab dan terjemahan bahasa Indonesianya. Ayat Alquran Tentang Akhlak وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ Dan sesungguhnya engkau Muhammad benar-benar berbudi pekerti yang agung. Surat Al Qalam ayat 4 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Surat Al Maidah ayat 8 وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Surat Al Isra ayat 23 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah panggilan yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Surat Al Hujarat ayat 11 وَاِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِيْى ادَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَ هُمْ عَلى اَنْفُسِهِمْ ج أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ط قَالُوْا بَلَى ج شَهِدْنَا ج أَنْ تَقُوْلُوْا يَوْمَ الْقِيمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هذَا غَافِلِيْنَ. Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap nyawa ruh mereka seraya berfirman “Bukankah Aku ini Tuhanmu?”. Mereka menjawab “Betul, Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi”. kami lakukan yang demikian itu agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan “Sesungguhnya kami Bani Adam adalah orang-orang yang lengah terhadap ini keesaan Tuhan. Al-A’raaf 172 وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَىٰ عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَحْسُورًا "Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal." QS. Al-Isra' 29 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka purba-sangka/kecurigaan, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang lain dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." QS. Al-Hujurat 12 وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْأَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولًا Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. Surat Al Isra ayat 37 إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ "Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah perbaikilah hubungan antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat." QS. Al-Hujurat 10 وَلاَ تُفْسِدُواْ فِي الأَرْضِ بَعْدَ إِصْلاَحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفاً وَطَمَعاً إِنَّ رَحْمَتَ اللّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah Allah memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut Tidak akan diterima dan harapan akan dikabulkan. Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik QS. al-A’rāf [7] 56. وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang mengandung keselamatan.Surat Al Furqan ayat 63 وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا ۖ فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas tanggungan Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.Surat Asy Syura ayat 40 لَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka orang-orang kafir itu, dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.Surat Al Hijr ayat 88 وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۚ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah kejahatan itu dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.Surat Al Fussilat ayat 34 فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.Surat Ali Imra ayat 159 فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاصْفَحْ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. Surat Al Maidah ayat 13 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.” فَقُولَا لَهُ قَوْلاً لَّيِّناً لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya Firaun dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.” وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ “Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman yang mengikutimu.” وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ “Dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah Berbuat baik kepadamu.” لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. Surat Al Ahzab ayat 21 وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِبِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا 36 الَّذِينَ يَبْخَلُونَ وَيَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ وَيَكْتُمُونَ مَا آَتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا 37 Artinya “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan berbuat baiklah untuk ibu bapak, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, orang-orang yang sedang dalam perjalanan dan budak-budak kamu. Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang sombong lagi membangga-banggakan diri.” 36 “yaitu orang-orang yang kikir dan menyuruh orang lain berlaku kikir, dan menyembunyikan apa yang diberikan Allah kepadanya dari karunia-Nya. Dan kami menyediakan bagi orang-orang kafir azab yang menghinakan.” 37 Surat An Nisa ayat 36-37 وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ "Celakalah bagi orang-orang yang curang dalam menakar dan menimbang!" QS. Al-Muthaffifiin 1 وَلَا تَقْرَبُوا مَالَ الْيَتِيمِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ حَتَّىٰ يَبْلُغَ أَشُدَّهُ ۖ وَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ ۖ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۖ وَإِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَىٰ ۖ وَبِعَهْدِ اللَّهِ أَوْفُوا ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ "Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabatmu, dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat." qs. Al-An'am 152 إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran." QS. An-Nahl 90 وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَى حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا . إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا . إِنَّا نَخَافُ مِنْ رَبِّنَا يَوْمًا . عَبُوسًا قَمْطَرِيرًا . فَوَقَاهُمُ اللَّهُ شَرَّ ذَلِكَ الْيَوْمِ وَلَقَّاهُمْ نَضْرَةً وَسُرُورًا Artinya “Mereka di dunia memberi makan yang dikasihinya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang-orang tawanan.” 8 “Mereka berkata, “Hanyasanya kami memberi makan kepada kamu karena mengharap keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dan tidak pula terima kasih dari kamu.” 9 “Sesungguhnya kami takut kepada Tuhan kami pada hari yang sangat bermasam muka.”” 10 “Maka Allah melindungi mereka orang-orang mukmin dari kesusahan di hari itu dan memberikan kepada mereka kesegaran dan kegembiraan.” 11. Surat Al Insan ayat 8-11 وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْعَقَبَةُ 12 فَكُّ رَقَبَةٍ 13 أَوْ إِطْعَامٌ فِي يَوْمٍ ذِي مَسْغَبَةٍ 14 يَتِيمًا ذَا مَقْرَبَةٍ 15 أَوْ مِسْكِينًا ذَا مَتْرَبَةٍ 16 Artinya “Dan tahukah engkau apa jalan yang mendaki itu?” 12 “Melepaskan perbudakan.” 13 “atau memberi makan pada hari kelaparan” 14 “terhadap anak yatim yang sekerabat” 15 “atau orang miskin yang kepayahan.” 16 Surat Al Balad ayat 12-16 فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ . وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ . وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ Artinya “Maka ada pun terhadap anak yatim, maka janganlah engkau hinakan.” 9 “Dan terhadap orang yang minta bertanya maka janganlah engkau hardik.” 10 “Dan dapun nikmat Tuhanmu, maka beritakanlah.” 11 Surat Ad Dhuha ayat 9-11 وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ Artinya “Dan Kami telah perintahkan manusia untuk berbuat baik kepada ibu-bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dengan kepayahan dan melahirkannya dengan kepayahan pula. Dia mengandungnya sampai masa menyapihnya tiga puluh bulan, sehingga apabila anak itu mencapai dewasa dan mencapai usia empat puluh tahun, dia berkata, “Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk supaya aku mensyukuri nikmatMu yang Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat mengerjakan amal saleh yang Engkau meridhainya, dan berilah kebaikan kepadaku juga pada keturunanku. Sesungguhnya aku taubat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri muslim”. Surat Al Ahqah ayat 15 وَإِذْ أَخَذْنَا مِيْثَاقَ بَنِيْ إِسْرَآئِيْلَ لَاتَعْبُدُوْنَ إِلَّااللهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِيْنِ وَقُوْلُوْا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيْمُواالصَّلَاةَ وَآتُواالزَّكَاةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلَّاقَلِيْلًا مِنْكُمْ وَأَنْتُمْ مُعْرِضُوْنَ. “Dan ingatlah ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil yaitu janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.”Surat Al Baqarah ayat 83 قَوْلٌ مَعْرُوْفٌ وَمَغَغْفِرَةٌ خَيْرٌمِنْ صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَآأَذًى وَاللهُ غَنِيٌّ حَلِيْمٌ البقرة ٢٦٣ “Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan perasaan si penerima. Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.”Surat Al Baqarah ayat 263 وَلاَ تَأْكُلُوْا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِلْبَاطِلِ وَتُدْلُوْا بِهَآ إِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوْا فَرِيْقًا مِّنْ أَمْوَالِ النَّاسِ بِالْإِثْمِ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ . “Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan janganlah kamu membawa urusan harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan jalan berbuat dosa, padahal kamu mengetahui”.Surat Al Baqarah ayat 188 وَوَ صَّيْنَا اْلاِنْسنَ بِولِدَيْهِ. حَمَلَتْهُ اُمُّه وَهْنًا عَلى وَهْنٍ وَّفِصلُهُ فِى عَا مَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لىِ وَلِولِدَيْكَ ط اِلَىَّ الْمَصِيْرُ Dan Kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Luqman 14 وَاقْصِدْ فىِْ مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْ تِكَط اِنَّ اَنْكَرَ اْلاَ صْوتِ لَصَوْتُ الْحَمِيْرِ Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai. Luqman 19 وَلاَ تُصَعِّرْ خَدَّكَ الِنَّاِس وَلاَ تَمْشِ فِى اْلاَرْضِ مَرَحًاط اِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ كُلُّ مُخْتَالٍ فَحُوْرٍ Dan jangnalah kamu memalingkan mukamu dan manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Luqman 18 لَّيْسَ الْبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَـكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلآئِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّآئِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُواْ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاء والضَّرَّاء وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَـئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir yang memerlukan pertolongan dan orang-orang yang meminta-minta; dan memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar imannya; dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa QS. al-Baqarah [2] 177. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُحِلُّوا شَعَائِرَ اللَّهِ وَلَا الشَّهْرَ الْحَرَامَ وَلَا الْهَدْيَ وَلَا الْقَلَائِدَ وَلَا آمِّينَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنْ رَبِّهِمْ وَرِضْوَانًا ۚ وَإِذَا حَلَلْتُمْ فَاصْطَادُوا ۚ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ أَنْ صَدُّوكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَنْ تَعْتَدُوا ۘ وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan mengganggu binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan pula mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya kepada mereka. Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya." QS. Al-Ma'idah 2 يَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ ۖ قُلْ مَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ خَيْرٍ فَلِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan". Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.QS Al Baqarah 215 وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ 133 الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنْ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ 134 Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Al Imran 133-134 لا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلاَّ مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلاحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْراً عَظِيماً 114 Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh manusia memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar. an nisa’ 114 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ 27 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul Muhammad dan juga janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. Al Anfal 27 وَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيراً 26 إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُوراً 27 Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. Al Isra’ 26-27 وَلَا تَقْرَبُوا مَالَ الْيَتِيمِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ حَتَّىٰ يَبْلُغَ أَشُدَّهُ ۚ وَأَوْفُوا بِالْعَهْدِ ۖ إِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْئُولًا "Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik bermanfaat sampai ia dewasa dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya." QS. Al-Isra' 34 إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan menyuruh kamu apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." QS. An-Nisa 58 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ "Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar." QS. At-Taubah 119 وَقَالَ رَجُلٌ مُّؤْمِنٌ ۖ مِّنْ اٰلِ فِرْعَوْنَ يَكْتُمُ اِيْمَانَهٗۤ اَتَقْتُلُوْنَ رَجُلًا اَنْ يَّقُوْلَ رَبِّيَ اللّٰهُ وَقَدْ جَآءَكُمْ بِالْبَيِّنٰتِ مِنْ رَّبِّكُمْ ؕ وَاِنْ يَّكُ كَاذِبًا فَعَلَيْهِ كَذِبُهٗ ؕ وَاِنْ يَّكُ صَادِقًا يُّصِبْكُمْ بَعْضُ الَّذِيْ يَعِدُكُمْ ۚ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِيْ مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ كَذَّابٌ "Dan seseorang yang beriman di antara keluarga Fir'aun yang menyembunyikan imannya berkata, "Apakah kamu akan membunuh seseorang karena dia berkata, 'Tuhanku adalah Allah', padahal sungguh, dia telah datang kepadamu dengan membawa bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu. Dan jika dia seorang pendusta maka dialah yang akan menanggung dosa dustanya itu; dan jika dia seorang yang benar niscaya sebagian bencana yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu." Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang melampaui batas dan pendusta." QS. Ghafir 28 وَآتُوا النِّسَاءَ صَدُقَاتِهِنَّ نِحْلَةً ۚ فَإِنْ طِبْنَ لَكُمْ عَنْ شَيْءٍ مِنْهُ نَفْسًا فَكُلُوهُ هَنِيئًا مَرِيئًا "Berikanlah maskawin mahar kepada wanita yang kamu nikahi sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah ambillah pemberian itu sebagai makanan yang sedap lagi baik akibatnya." QS. An-Nisa 4 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَحِلُّ لَكُمْ أَنْ تَرِثُوا النِّسَاءَ كَرْهًا ۖ وَلَا تَعْضُلُوهُنَّ لِتَذْهَبُوا بِبَعْضِ مَا آتَيْتُمُوهُنَّ إِلَّا أَنْ يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ ۚ وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا 19, وَإِنْ أَرَدْتُمُ اسْتِبْدَالَ زَوْجٍ مَكَانَ زَوْجٍ وَآتَيْتُمْ إِحْدَاهُنَّ قِنْطَارًا فَلَا تَأْخُذُوا مِنْهُ شَيْئًا ۚ أَتَأْخُذُونَهُ بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا 20 "Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, maka bersabarlah karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.19, Dan jika kamu ingin mengganti isterimu dengan isteri yang lain, sedang kamu telah memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang banyak, maka janganlah kamu mengambil kembali dari padanya barang sedikitpun. Apakah kamu akan mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang dusta dan dengan menanggung dosa yang nyata.20" QS. An-Nisaa 19-20 وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا ۖ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ ۚ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا "Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. Karena bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita pun ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." QS. An-Nisa' 32 لا يُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنْ الْقَوْلِ إِلاَّ مَنْ ظُلِمَ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعاً عَلِيماً 148 Allah tidak menyukai ucapan buruk, yang diucapkan dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. An Nisa’ 148 مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلا يُجْزَى إِلاَّ مِثْلَهَا وَهُمْ لا يُظْلَمُونَ 160 Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya pahala sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya dirugikan. Al An’am 160 وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ "Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman Anshor sebelum kedatangan mereka Muhajirin, mereka Anshor 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka Muhajirin. Dan mereka Anshor tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka Muhajirin; dan mereka mengutamakan orang-orang Muhajirin, atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung." QS. Al-Hasyr 9 وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ155, الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ156 "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.155, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun.156". QS. Al-Baqarah 155, 156 Demikianlah kumpulan ayat Al Quran tentang akhlak lengkap bahasa arab dan artinya. Insyaallah dengan melihat firman ALLAH SWT mengenai akhlak dan moral diatas, mampu menjadikan perilaku dan akhlak kita menjadi lebih baik dan terpuji diantara sesama manusia, serta kepada ALLAH SWT dan Rasulnya. Wallahu a'lam.