BerikutYang Merupakan Ciri Ciri Teks Laporan Hasil Pengamatan Adalah. 2022-02-22 • edited 2022-03-16. Berikut yang bukan termasuk ciri-ciri kesimpulan teks laporan pengamatan yang baik adalah. Ide pokok penting sebelum melakukan penelitian dan saat menuangkannya laporan penelitian. Objektif laporan disusun berdasarkan keadaan objek

MODULKepariwisataan“Motivasi Tujuan Perjalanan, Karakteristik Wisatawan, dan Pola Pengeluaran Wisatawan”ERNA SUGITO, SMK N 1 AnyerKEPARIWISATAANKATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dankarunia-Nya, sehingga saya dapat menyusun bahan ajar modul untuk BidangKeahlian Pariwisata, khususnya Program Keahlian Perhotelan. Sumber dan bahan ajar pokok Kurikulum 2013 adalah modul, baik modulmanual maupun interaktif dengan mengacu pada Standar Kompetensi NasionalSKN atau standarisasi dunia kerja. Khusus untuk sekolah menengah kejuruan, modul merupakan mediainformasi yang dirasakan efektif, karena isinya yang singkat, padat informasi danmudah dipahami bagi peserta didik. Sehingga proses pembelajaran yang tepatguna akan dapat dicapai. Modul ini diharapkan akan digunakan sebagai sumber belajar pokok atauakan dijadikan pedoman dalam melakukan suatu kegiatan tertentu oleh pesertadidik, untuk mencapai kompetensi kerja standar yang diharapkan dunia di dalam modul ini akan dipelajari mengenai Kepariwisataan yang berisitentang bagai mana Motivasi Tujuan Perjalanan, Karakteristik Wisatawan, danPola Pengeluaran materi pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi perserta didik atau pihaklain yang ingin mempelajari keterampilan di dalam Kepariwisataan. Saya mengharapkan saran dan kritik dari para pakar di bidang psikologi,praktisi dunia usaha dan industri, dan pakar akademik sebagai bahan untukmelakukan peningkatan kualitas modul. Diharapkan para pemakai berpegang padaazas keterlaksanaan, kesesuaian, dan fleksibelitas dengan mengacu padaperkembangan IPTEKS pada dunia kerja dan potensi SMK serta dukungan kerjadalam rangka membekali kompetensi standar pada peserta didik. Demikian, semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnyapeserta didik SMK Bidang Keahlian Pariwisata, Program Studi Keahlian Perhotelanatau praktisi yang sedang mengembangkan bahan ajar modul SMK. Anyer, September 2020 Erna Sugito, ISIKATA PENGANTARDAFTAR ISIPETA KEDUDUKAN MODULMEKANISME PEMBELAJARANBAB 1 PENDAHULUANA. DESKRIPSI MODULB. PRASYARAT MEMPELAJARI MODULC. PETUNJUK PENGGUNAAN MODULD. TUJUAN AKHIRE. CEK KEMAMPUANBAB 2KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 MOTIVASI TUJUAN PERJALANAN1. PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM MOTIVASI PERJALANAN WISATA2. MANFAAT PERJALANAN WISATA3. TUJUAN PERJALANAN WISATATEST FORMATIF1. ESSAY2. PILIHAN GANDAKEGIATAN PEMBELAJARAN 2 KARAKTERISTIK WISATAWAN1. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI PERJALANAN2. BENTUK MOTIVASI PERJALANAN WISATATEST FORMATIF1. ESSAY2. PILIHAN GANDAKEGIATAN PEMBELAJARAN 3 POLA PENGELUARAN WISATAWAN1. POLA PENGELUARAN WISATAWAN2. KLASIFIKASI DARI MOTIVASI PERJALANANTEST FORMATIF1. ESSAY2. PILIHAN GANDABAB 3EVALUASIRANGKUMANGLOSARIUMDAFTAR PUSTAKAKEPARIWISATAANPETA KEDUDUKAN MODUL Modul Kepariwisataan ini merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh pesertadidik, modul ini merupakan bagian dari rangkaian pembelajaran dari kompetensi lain di bidangkeahlian Pariwisata , khusus pada program keahlian Perhotelan. Kompetensi – Kompetensitersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, sehingga cara mempelajarinya jugaharus berurutan dan tuntas dari setiap Kompetensi yang INTI 3 KOMPETENSI INTI 4PENGETAHUAN KETERAMPILAN3. Memahami, menerapkan, menganalisis, 4. Melaksanakan tugas spesifik dengandan mengevaluasi tentang pengetahuan menggunakan alat, informasi, dan prosedurfaktual, konseptual, operasional dasar, dan kerja yang lazim dilakukan sertametakognitif sesuai dengan bidang dan memecahkan masalah sesuai denganlingkup Simulasi dan Komunikasi Digital, lingkup Simulasi dan Komunikasi Digital,dan Dasar Bidang Pariwisata pada tingkat dan Dasar Bidang spesifik, detil, dan kompleks, Menampilkan kinerja di bawah bimbinganberkenaan dengan ilmu pengetahuan, dengan mutu dan kuantitas yang terukurteknologi, seni, budaya, dan humaniora sesuai dengan standar kompetensi konteks pengembangan potensi diri Menunjukkan keterampilan menalar,sebagai bagian mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan DASAR KOMPETENSI Memahami motivasi tujuan perjalanan, Mengklasifikasi motivasi tujuan perjalanan,karateristik wisatawan dan pola pengeluaran karateristik wisatawan dan pola pengeluaranwisatawan berdasarkan usia, jenis kelamin wisatawan berdasarkan usia, jenis kelamin dandan status keluarga saat perjalanan wisata status keluarga saat perjalanan wisataTujuan PembelajaranSetelah selesai mempelajari pokok bahasan ini diharapkan peserta didik mampu1. menjelaskan motivasi wisatawan saat melakukan perjalanan wisata2. menjelaskan karakteristik wisatawan dari berbagai negara3. mendeskripsikanpola pengeluaranwisatawansaatmelakukanperjalanan wisataKEPARIWISATAANPETA KONSEP PETA KONSEPKEPARIWISATAANPENDAHULUANA. DESKRIPSI MODUL Standar kompetensi Kepariwisataan meliputi ranah tujuan yang harus dimilikioleh peserta didik, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam melakukanaktivitas motivasi tujuan perjalanan pada Kepariwisataan dimulai darimengidentifikasi motivasi tujuan Perjalanan, memahami jenis dan karakteristikwisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara/domestic, serta mengevaluasiberbagai pola pengeluaran wisatawan berdasarkan data wisatawan di suatu wilayah. Kekompetenan dalam motivasi tujuan perjalanan di dalam kepariwisataanakan membawa pengaruh baik terhadap kemajuan sebuah hotel, diantaranya calonpelanggan akan merasa puas yang ditunjukkan pelanggan dengan kembali lagimelakukan pemesanan secara terus menerus. Standar Kompetensi motivasi tujuanperjalanan di dalam kepariwisataan merupakan suatu Kompetensi yang harusditekuni dan dipelajari agar wisatawan mengidentifikasi motivasi tujuan Perjalanan,memahami jenis dan karakteristik wisatawan mancanegara dan domestic,mengevaluasi pola pengeluaran PRASYARAT MEMPELAJARI MODUL Sebagaimana dalam pembelajaran menggunakan system moduler, adanyahubungan keterkaitan antara satu standar kompetensi dengan standar kompetensiyang lainnya merupakan suatu ciri pembelajaran yang berkesinambungan. Sepertiyang telah disampaikan pada Peta Kedudukan Modul di atas, bahwa standarKepariwisataan ini tidak berdiri sendiri melainkan ditunjang oleh standar kompetensilainnya. Adapun prasyarat pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimilikipada saat mempelajari kompetensi ini adalah Ilmu Kepariwisataan Sanitasi,Hygiene, dan Keselamatan PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Sebelum mempelajari modul ini perhatikanlah dan ikutilah petunjuk-petunjukdan cara-cara mempelajarinya baik oleh peserta didikmaupun oleh guru atau fasilitator agar pemelajaran dapat berjalan sesuai denganprosedur yang ada pada petunjuk penggunaan modul ini. 1. Penjelasan Bagi Siswa 1. Bacalah dengan cermat modul ini. Setiap modul ini merupakan keterampilan dan pengetahuan yang Anda perlukan untuk dapat sukses mempelajari Standar Kompetensi ini. 2. Bila dalam proses memahami materi Anda kesulitan, diskusikan dengan teman-teman Anda atau konsultasikan dengan guru/instruktur. 3. Persiapkan alat tulis dan bahan praktek yang diperlukan sesuai sub kompetensi yang Kerjakan tugas-tugas, baik secara individu maupun kelompok dengan jujur dan teliti serta bertanggung jawab. 5. Kerjakan Tes Formatif dan Tugasnya. 6. Tes Formatif, Tugas dan Lembar Kerja yang pada akhir pemelajaran adalah untuk menguji sejauh mana tingkat penguasaan terhadap kompetensi tersebut. 7. Apabila telah kompeten dengan memperoleh nilai minimal 7,00 lanjutkan ke kegiatan belajar berikutnya. Apabila belum memenuhi standar minimal yaitu 7,00 tujuh maka harus mengulangi dari kegiatan belajar yang masih belum berhasil sampai memperoleh srandar minimal yang ditentukan 8. Setelah berakhir mempelajari sub kompetensi ke 3 dan dinyatakan lulus dari semua sub kompetensi, maka kerjakan evaluasinya. Tes evaluasi adalah tes untuk menguji kemampuan penguasaan siswa secara keseluruhan dari kompetensi Kepariwisataan. 9. Jika Anda telah menguasai secara tuntas semua kegiatan belajar dalam modul ini, ajukanlah uji kompetensi. 10. Apabila ada hal yang kurang dimengerti tanyakan ke fasilitator atau guru. 2. Peran Fasilitator/Guru 1. Bacalah modul ini dengan seksama. Bagian ini merupakan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik dalam mencapai tujuan dari Standar Kompetensi ini. 2. Bantulah peserta didik dalam merencanakan proses pembelajaran. 3. Bimbinglah peserta didik melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahapan belajar. 4. Membantu peserta didik memahami konsep-konsep dan praktek baru dan menjawab pertanyaan peserta didik mengenai proses pemelajaran. 5. Membantu peserta didik untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar. 6. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan. 7. Merencanakan seorang ahli/pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan. 8. Merencanakan proses penilaian dan menyiapkan perangkatnya. 9. Melaksanakan penilaian. 10. Menjelaskan kepada peserta didik tentang sikap, pengetahuan dan keterampilan dari suatu kompetensi yang perlu untuk dibenahi dan merundingkan rencana pemelajaran selanjutnya. 11. Mencatat pencapaian kemajuan peserta didik. 12. Mengadakan remedial bagi peserta didik yang belum kompeten. Tujuan akhir dari mempelajari modul ini adalah pencapaian kekompetensianpeserta didik dalam Komunikasi Industri Pariwisata sesuai dengan tuntutan duniausaha atau dunia industry dalam mengerjakan pekerjaannya di dunia TUJUAN AKHIR1. Kinerja yang diharapkanKinerja yang diharapkan setelah mempelajari kompetensi ini adalahterbentuknya kekompetenan peserta didik dari segi pengetahuan, sikap danketerampilan dalam melakukan Komunikasi di dalam Industri Pariwisata padasaat mengerjakan tugas pekerjaannya di dunia Kriteria KeberhasilanKriteria keberhasilan dalam penguasaan kompetensi ini dalam pencapaiannyadapat terlihat dari segi kuantitas dan kualitasnya. Dari segi kuantitas yaituperolehan nilai kekompetenan peserta didik melalui angka yang diperolehnya,dan dari segi kualitas yaitu terbentuknya kekompetenan peserta didik dari segipengetahuan, sikap dan Variabel dan Kriteria keberhasilanKriteria penilaian keberhasilan kekompetenan peserta didik pada kompetensiKomunikasi Industri Pariwisata, peserta didik dinyatakan kompeten bila telahmemperoleh batas minimal nilai 7,00 tujuh koma nol-nol, apabila belummencapai batas minimal tersebut maka harus mengulang kembali. Kriteria danvariable keberhasilan sebagai berikut9,00 – 10,00 = A Kompeten Istimewa8,00 _ 8,99 = B Kompeten Amat Baik7,00 _ 7,99 = C Kompeten Baik_ 6,99 = D Belum KompetenE. CEK KEMAMPUANmaupun oleh guru atau fasilitator agar pembelajaran dapat berjalan sesuai denganprosedur yang ada pada petunjuk penggunaan modul ini. 3. Penjelasan Bagi Siswa 1. Bacalah dengan cermat modul ini. Setiap modul ini merupakan keterampilan dan pengetahuan yang Anda perlukan untuk dapat sukses mempelajari Standar Kompetensi ini. 2. Bila dalam proses memahami materi Anda kesulitan, diskusikan dengan teman-teman Anda atau konsultasikan dengan guru/instruktur. 3. Persiapkan alat tulis dan bahan praktek yang diperlukan sesuai sub kompetensi yang dipelajari. 4. Kerjakan tugas-tugas, baik secara individu maupun kelompok dengan jujur dan teliti serta bertanggung jawab. 5. Kerjakan Tes Formatif dan Tugasnya. 6. Tes Formatif, Tugas dan Lembar Kerja yang pada akhir pemelajaran adalah untuk menguji sejauh mana tingkat penguasaan terhadap kompetensi tersebut. 7. Apabila telah kompeten dengan memperoleh nilai minimal 7,00 lanjutkan ke kegiatan belajar berikutnya. Apabila belum memenuhi standar minimal yaitu7,00 tujuh maka harus mengulangi dari kegiatan belajar yang masih belum berhasil sampai memperoleh srandar minimal yang ditentukan8. Setelah berakhir mempelajari sub kompetensi ke 3 dan dinyatakan lulus dari semua sub kompetensi, maka kerjakan evaluasinya. Tes evaluasi adalah tes untuk menguji kemampuan penguasaan siswa secara keseluruhan dari kompetensi Komunikasi Industri Pariwisata. Jika Anda telah menguasai secara tuntas semua kegiatan belajar dalam modul ini, ajukanlah uji kompetensi. 1. Apakah yang dimaksud dengan motivasi tujuan Perjalanan 2. Apakah yang dimaksud dengan karakteristik wisatawanKEPARIWISATAANBAB 2KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 MOTIVASI TUJUANPERJALANANTujuan Pembelajaran Pembentukan Sikap 1. Peserta didik memiliki sikap teliti dan cermat dalam mempelajari tentang motivasi tujuan perjalanan 2. Peserta didik memiliki motivasi untuk menerapkan tujuan perjalanan Pembentukan Pengetahuan Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, peserta didik mampu 1. Menjelaskan Pengertian motivasi tujuan perjalanan 2. Menjelaskan Tentang macam-macam motivasi Perjalanan wisata 3. Menjelaskan Tentang manfaat perjalanan wisata 4. Menjelaskan Tentang tujuan Perjalanan wisata Pembentukan Keterampilan 1. Melakukan motivasi tujuan perjalanan 2. Melakukan manfaat Perjalanan wisata 3. Melakukan tentang tujuan Perjalanan wisataMateri PembelajaranA. Pengertian dan Macam-Macam Motivasi Perjalanan Wisata Motivasi perjalanan wisata adalah faktor pendorong seseorang untuk melakukan perjalanan wisata. Faktor itu yang menyebabkan seseorang ingin berwisata adalah a. Motivasi dasar, seperti rasa ingin tahu, pendidikan, kesehatan, dan rekreasi. b. Motivasi berlibur, seperti bersantai, berolahraga, dan mengetahui hal-hal dan tantangan baru. c. Motivasi lain, seperti motivasi secara fisik, motivasi budaya, dan motivasi ingin mengenal bangsa lain. Berikut ini adalah beberapa pakar/organisasi pariwisata, baik dalam negeri maupun luarnegeri yang memberikan berbagai macam motivasi perjalanan Addis Yoeti a. Alasan pendidikan dan kebudayaan b. Alasan santai, kesenangan, dan petualangan c. Alasan kesehatan, olahraga dan rekreasi d. Alasan keluarga, negeri asal, dan tempat bermukim e. Alasan bisnis, sosial, politik, dan konferensi f. Alasan persaingan dan hadiah2. John K. Thomas sesuatu yang a. Melihat cara hidup, bekerja dan bermain penduduk di negara lain b. Melihat pemandangan-pemandangan istimewa c. Memperoleh pengertian/pengetahuan yang lebih baik mengenai diberitakan di media massa/berita d. Menghadiri perayaan-perayaan khusus e. Menjauhkan diri dari kegiatan rutin sehari-hari f. Memperoleh waktu istirahat yang cukup g. Mencapai pengalaman romantis h. Mengunjungi tempat asal-usul keluarga i. Mengunjungi tempat tinggal keluarga atau teman j. Iklim, misalnya menghindari musim dingin atau musim panas k. Kesehatanl. Olahraga m. Ekonomi n. Petualangan o. Gengsi/prestise p. Mengikuti arus atau mode q. Mengikuti sejarah r. Motif sosiologis3. Chris Ryan a. Kebutuhan fisik/jasmani physiological needs b. Kebutuhan keamanan dan keselamatan security and safety needs c. Kebutuhan kelangsungan hidup survival needs d. Kebutuhan pembentukan diri self actualization needs e. Kebutuhan mengembangkan kemampuan diri the need to delevop one’s own potential f. Kebutuhan untuk menikmati keindahan the need for aesthetic stimulation g. Kebutuhan menciptakan karakter atau kepribadian sendiri the need to create a character or personality of its own h. Kebutuhan untuk menukar dan membedakan pandangan baru dan pengalaman baru the need for exhange, distinguish new outlook and new experience4. Mcintosh a. Motivasi fisik physical motivations, motivasi yang berhubungan dengan kebutuhan fisik, seperti olahraga, santai, kesehatan, istirahat, dll. b. Motivasi budaya cultural motivations, motivasi yang berhubungan dengan keinginan untuk mengetahui daerah atau negara lain, penduduknya, tata cara hidupnya, bangunannya, musik dan tariannya, dll. c. Motivasi interpesonal interpersonal motivations, motivasi yang berhubungan dengan keinginan untuk bertemu dengan sanak keluarga, teman, atau tetangga, berkenalan dan berjumpa dengan orang-orang tertentu atau sekadar melihat tokoh-tokoh terkenal, penyanyi, bintang film, dll. d. Motivasi status dan prestise status and prestige motivations, motivasi yang berhubungan dengan keinginan untuk meningkatkan gengsi dan derajat hidup di mata orang lain dengan melakukan suatu perjalanan yan tidak semua orang dapat PATA Pasific Association of Travel Agent a. keramahtamahan penduduk warm and friendly people b. penginapan yang menyenangkan comfortable accomodation c. keindahan pemandangan alam beautiful natural scenery d. harga yang memuaskan reasonable prices e. adat istiadat dan pandangan hidup yang menarik an attractive custome and way of life f. cuaca yang baik good climate g. keindahan kreasi manusia beautiful creation of man h. makanan yang menarik outstanding food i. perbelanjaan yang baik/menarik good shopping j. lingkungan yang asing/aneh exotic environment k. ikatan sejarah atau keluarga historical or family ties l. aktivitas kreasi yang luar biasa exceptional recreational activitiesB. Macam-macam wisata a. Wisata Budaya Wisata budaya adalah wisata yang menawarkan budaya, adat istiadat lokal yang meliputi kebiasaan, upacara agama, tarian, lagu, dan bahasa daerah. Contohnya upacara tabot Bengkulu, festival budaya ondel-ondel, lompat batu, buku lontar Bali, dan masak batu Jayapura,dll. b. Wisata pendidikan Ingin melihat cara kerja dan cara hidup the way of live rakyat di negara lain, ingin melihat kemajuan-kemajuan yang telah dicapai negara lain, mendapatkan rasa salingmengerti danpenemuan-penemuanbaruataupun terobosan-terobosan baru. Contohnya Taman Pintar di Yogyakarta, Peneropongan bintang Boscho di Lembang, Bandung, dll. c. Wisata alam Wisata alam menawarkan keaslian dan kelestarian alam di suatu daerah. Dalam wisata alam, dapat dilakukan hiking trakking out bound, berkemah, penelitian, dan lain sebagainya. Contohnya Orchid Forest di Bandung, Gunung Bromo di Jawa timur, Wisata Bahari Wisata bahari adalah wisata yang menggunakan air sebagai wahana utamanya seperti di laut, pantai atau danau untuk kegiatan berenang, memancing, berselancar, dan lain sebagainya. Contohnya Pulau Sanghyang di Banten, Taman Laut Bunaken di Mando, Wisata Sejarah Wisata sejarah adalah wisata yang menawarkan wisata dengan nilai nilai sejarah dan situs atau monumen bersejarah yang dimiliki suatu daerah. Contohnya Monumen Nasional, Museum Ambarawa, dan Candi Wisata Religi Jenis wisata religi adalah wisata yang berhubungan dengan ritual keagamaan, Contohnya Umrohke Mekahdan Madinah, untuk umat muslim, dan kunjungan ke tempat-tempat suci umat kristiani di dan Jenis Wisatawan1. Definisi WisatawanIstilah wisatawan berasal dari Bahasa Sanskerta yaitu kata wisata yang berarti“Perjalanan” ditambah dengan akhiran –wan yang berarti orang. Jadi, orang yangmelakukan Perjalanan travel disebut traveller. Sedangkan orang yang melakukanPerjalanan wisata tour disebut tourist. Pada umumnya, seseorang atau kelompokorang yang datang ke suatu daerah, tempat wilayah, atau negara disebut Bahasa Inggris disebut visitor. Ada dua golongan yang terdapat dalam istilahpengunjung. VisitorWisatawan Pelancong/Darmawisata Tourist ExcursionistMenurut Murphy 1985 dan McIntosh 1977 ada 4 motivasi perjalanan a. Motivasi yang mempunyai sifat fisik atau fisiologis antara lain berpartisipasi dalam kegiatan olah raga juga kegiatan yang bersifat relaksasi, kesehatan, kenyamanan, bersantai dan sebagainya. b. Motivasi budaya yaitu keinginan untuk mengetahui budaya, adat, tradisi dan kesenian daerah lain. Termasuk juga ketertarikan akan berbagai objek peninggalan budaya banggunan bersejarah. c. Motivasi sosial seperti mengunjungi teman dan kerabat, menemui teman kerja,mitra bisnis, melakukan sesuatu yang dianggap mendatangkan nilai kebanggaan, melakukan kunjungan, pelarian dari situasi-situasi yang menjemukan atau rutinitas sehari-hari dan sebagainya. d. Motivasi berfantasi yaitu adanya khayalan bahwa di kawasan lain seseorang akan bisa lepas dari rutinitas sehari-hari yang menjemukan, biasa dikenal dengan istilah status and prestige motivationdan ego-enhancement yang memberikan kepuasan secara Perbedaan Perjalanan umum dengan perjalanan wisata Perjalanan Umum Perjalanan Wisata Traveler TouristFinansial Mendapatkan Membelanjakan upah dari uangnya selama perjalanan yang perjalanan dilakukanTiket One way atau return Selalu return pergi dan pulang ke tempat asalRoute Mengutamakan Mengutamakan cepat, berangkat nyaman, dan pulang berkeliling/round, dengan route berangkat dan sama pulang diupayakan tidak menempuh route yang tidak samaPerusahaan Hanya menjual Menyediakan paket tiket perjalanan wisata tiket, akomodasi, meal, objek dll.Tujuan Perjalanan Berdagang, berobat, Bersenang-senang, belajar, meneliti,bekerja santai,menambahwawas an keindahan alam/budaya/ adaB. Manfaat Perjalanan WisataBerwisata bersama bisa membangun kedekatan dan kekompakan dengan orang yang akan lebih terbuka bisa membuat hubungan yang lebih harmonis. Maka tidakheran jika lebih banyak orang yang berlibur bersama, contohnya berlibur dengan keluarga,gathering perusahaan, dll. Selain itu manfaat perjalanan wisata antara lain 1. Perjalanan wisata adalah salah satu bentuk sarana yang berfungsi untuk mengembangkan wawasan pariwisata itu Perjalanan wisata adalah sarana yang berfungsi untuk mendapatkan perasaan bebas. 3. Perjalanan wisata adalah sarana yang bisa berfungsi untuk menunjukan realisasi diri. 4. Perjalanan wisata adalah sesuatu yang menyenangkan,membawa kenangan manis dan bisa membuat hidup lebih bahagiaC. Tujuan Perjalanan Wisata 1. Physiological needs atau kebutuhan psikologis seperti kebutuhan akan makanan, air dan udara. 2. The needs for securityand safety atau kebutuhan akan keselamatan dan rasa aman. 3. The survival needs atau kebutuhan akan eksistensi atau keberadaannya, dicintai maupun mencintai. 4. The self actualization atau realization needs atau kebutuhan aktualisasi atau pengakuan terhadap diri. 5. The needs to develop one’s own potential atau kebutuhan akan pengembangan potensi diri. 6. The need to create or building one’s own personality and character atau kebutuhan akan penciptaan, pembangunan karakter dan kepribadianya. 7. The need for change, divertissement, new scenery and experience atau kebutuhan akan pengalaman, perbedaandengan suasana baru. Tes Formatif I. Jelaskanlah Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan Jelas 1. Jelaskan Pengertian dari Motivasi Tujuan Perjalanan2. Jelaskan yang termasuk dalam macam-macam motivasiII. Pilihlah salah satu Jawaban yang paling tepat 1. Berikut yang bukan merupakan komponen pengeluaran wisatawan adalah ... A. perhotelan B. restoran C. atraksi wisata D. wisata E. cendera mata 2. Dorongan seseorang melakukan perjalanan dengan maksud memenuhi kewajiban agama naik haji dan ziarah termasuk motivasi ... A. cultural B. adventure C. healthy D. business E. pilgrim 3. Berikut yang merupakan ciri-ciri profil wisatawan Jepang adalah ... A. selalu mengeluh B. nostalgia, romantis C. sportif dan humoris D. teratur dan disiplin E. ceroboh dan pelupa4. Sumber devisa Indonesia yang diharapkan dari pariwisata berasal dari ... A. wisatawan domestik B. objek-objek wisata C. wisatawan mancanegara D. penjualan paket wisata E. masyarakat setempat5. Salah satu alasan orang berwisata ke suatu daerah/negara karena keramah tamahan penduduk setempat. Hal ini adalah motivasi menurut ... A. IATA B. PATA C. WATA D. ICAO E. INACA6. Orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan lain, tetapi perjalanan wisata akan dilaksanakan setelah tujuan utamanya selesai disebut ... A. transit tourist B. business taurist C. indigenous tourist D. foreign tourist E. domestic tourist7. Wisatawan Eropa yang berkunjung ke Pulau Bali untuk berjemur di Pantai Kuta memiliki motivasi ...A. sosial ekonomiC. kesehatanD. nostalgiaE. petualangan8. Perjalanan wisata untuk mengunjungi objek wisata kampung budaya merupakan salah satu motivasi ... ekonomiB. politikC. lingkunganD. fisikE. budaya9. Garuda Wisnu Kencana GWK berlokasi di Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Taman budaya ini merupakan salah satu ikon pariwisata. GWK menggambarkan Dewa Wisnu yang sedang mengendarai tunggangannya, yaitu burung Garuda yang menyimbolkan penyelamatan lingkungan dan dunia. Terletak di daerah ... A. Bali B. Yogyakarta C. Banten D. Bandung E. Surabaya10. Senang kebudayaan dari negara lain, bersahabat, dan lebih suka melakukan perjalanan sendiri individualistis merupakan karakteristik dari wisatawan dari negara ...A. JepangB. ItaliaC. AustraliaD. SingapuraE. AmerikaLink 6Xf72nE4cCpaZd7grkcw/editKEPARIWISATAANKEGIATAN PEMBELAJARAN 1 MOTIVASITUJUAN PERJALANAN Tujuan Pembelajaran Pembentukan Sikap 3. Peserta didik memiliki sikap teliti dan cermat dalam mempelajari tentang klasifikasi motivasi perjalanan 4. Peserta didik memiliki klasifikasi motivasi perjalanan Pembentukan Pengetahuan Setelah menyelesaikan pokok bahasan ini, peserta didik mampu 5. Menjelaskan Pengertian klasifikasi motivasi Perjalanan 6. Menjelaskan Tentang klasifikasi motivasi perjalanan 7. Menjelaskan Tentang factor-faktor motivasi perjalanan Pembentukan Keterampilan 4. Melakukan klasifikasi perjalanan 5. Melakukan rencana faktor PerjalananA. Klasifikasi dari Motivasi PerjalananHarus dipahami, direncanakan, dikembangkan dan dipromosikan. Klasifikasimotivasi perjalanan dibagi menjadi dua bagian , yaitu 1. Must Travel Keputusan untuk melakukan serta tujuan perjalanan biasanya tidak bisa dikendalikan kedinasan, konvensi , dan lain-lain. inelastis2. Freedom Travel 1. Semua jenis dari perjalanan rekreasi 2. Membutuhkan “disposable income”, waktu luang dan keinginan untuk melakukan perjalanan. 3. Harga Faktor-faktor yang memengaruhi motivasi perjalanan 3. Faktor psikologis/sosial yaitu hubungan antara perilaku wisatawan dengan daerah tujuan yang dipilih. 4. Faktor sosio politik a. Tingkat kestabilan politik b. Tingkat kestabilan keamanan c. Tingkat sosio ekonomi 1. Faktor demografis d. Faktor kondisi ekonomi makro e. Faktor ketersediaan waktu f. Waktu libur g. Musim libur 2. Faktor teknis lainnya h. Faktor promosi i. Faktor aksesibilitas j. Jenis lokasi daya tarik wisata k. Faktor religius/kepercayaan Tes Formatif Jelaskanlah Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan Jelas 1. Jelaskan Pengertian dari motivasi perjalanan 2. jelaskan yang termasuk ke dalam faktor-faktor motivasi perjalanan III. Pilihlah salah satu Jawaban yang paling tepat 1. wisatawan yang mencari tempat tujuan wisata yang akomodasi dan fasilitasnya sama dengan daerah asal mereka disebut…. A. Incipient mass tourist B Mass tourists c. Charters tourist D. Unusual tourist E. Offbeat tourist2. berikut yang merupakan ciri- ciri profil wisatawan Jepang adalah…. A. Selalu mengeluh B. Nostalgia, romantic, C. kesehatan D. nostalgia E. PenolongKEPARIWISATAANKEGIATAN PEMBELAJARAN 3 POLA PENGELUARANWISATAWANTujuan PembelajaranPembentukan Sikap1. Peserta didik memiliki sikap teliti dan cermat dalam mempelajari tentang pola pengeluaran wisatawan2. Peserta didik mempelajari bentuk motivasi Perjalanan wisataPembentukan PengetahuanSetelah menyelesaikan pokok bahasan ini, peserta didik mampu 1. Menjelaskan Pengertian pola pengeluaran wisatawan2. Menjelaskan Tentang pola pengeluaran wisatawanPembentukan Keterampilan1. Melakukan klasifikasi pola pengeluaran wisata2. Melakukan rencana faktor perjalananA. Pola pengeluaran wisatawan Pola pengeluaran wisatawan adalah rancangan yang dibuat dan direncanakan olehwisatawan saat berkunjung didaerah tujuan wisata DTW yang meliputi semuakebutuhan wisatawan selama berlibur, seperti akomodasi, transportasi, restoran, objekdan daya tarik tour, atau cinderamata. Wisatawan akan menyusun anggaran dengancermat sesuai kebutuhan dan keinginan mereka sehingga pola pengeluaran masing-masing akan berbeda. Secara nyata diketahui bahwa pengeluaran awal wisatawan ke suatu daerah tujuanwisata akan mengakibatkan tiga jenis pengeluaran yaitu1. Pengeluaran langsung direct spending Pengeluaran langsung adalah pengeluaran wisatawan yang secara langsung diterima oleh pengusaha-pengusaha industri Pengeluaran tidak langsung indirect spending Pengeluaran tidak langsung adalah pengeluaran yang diberikan oleh industri pariwisata terhadap industri-industri lainnya yang secara nyata ikut menunjangkegiatan Pengeluaran ikut-ikutan indunced spending Pengeluaran ikut-ikutan adalah pengeluaran industri wisata yang memberikan rangsangan bagi peningkatan pendapatan industri lain yang tidak terlihat secara nyata berkaitan dengan kegiatan pariwisata. Rumus berikut menggambarkan perhitungan ekonomi yang sederhana mengenai kunjungan wistawan ke destinasi. $=N x L x E KETERANGAN $ jumlah penerimaan yang diperoleh dari kunjungan wisatawan total expenditure N jumlah wisatwan yang datang number of tourist L lama tinggal rata-rata waisatawan length of stay E jumlah pengeluaran belanja wisatawan perhari average expending per tourist per day a. Wisatawan ditinjau berdasarkan golongan ekonomi 1 Menengah ke atas yaitu perjalanan wisata yang menggunakan fasilitas dengan standar mewah, baik akomodasi,sarana tranportasi, maupun bentuk atraksinya 2 Menengah ke bawah yaitu jenis perjalanan wisata diperuntukan bagi mereka calon pengguna wisata yang menginginkan fasilitas dengan tarif cukup terjangkau dan tidak terlalu mahal tetapi dengan pelayanan yang tentunya masih cukup memadai b. Wisatawan ditinjau berdasarkan jenis kelamin 1 Pariwisata pria masculine tourism adalah jenis pariwisata yang biasanya digemari oleh kaum pria Contohnya hunting perburuan hewan yang diizinkan, adventure petualangan2 Pariwisata wanita feminine tourism adalah jenis pariwisata yang biasanya diikuti oleh kaum wanita. Contohnya rombongan yang menyaksikan demo masak chef terkemuka. c. Berikut daftar pengeluaran wisatawan menurut usia a. Usia 25-35 pengeluaran lebih baik b. Usia 35-55 aktivitas makan-makan bersama,pengeluaran lebih banyak untuk makan- makan dan menyewa hotel c. Usia 45 tahun masa matang atau mapan,wisata mengunjungi sutus-situs wisata,kerohanian,banyak menghabiskan waktu di kamarB. Bentuk motivasi perjalanan wisata 1. Liburan 2. Rekreasi 3. Sightseeing 4. Hubunganya dengan besehatan berobat 5. Prestige/status 6. Bisnis 7. Mengunjungi kerabat, teman, keluarga 8. Konvensi, misi, rapat 9. Keagamaan 10. Nostalgia 11. Olahraga 12. Berbelanja Tes Formatif Jelaskanlah Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan Jelas 1. Jelaskan Pengertian dari pola pengeluaran wisata 2. jelaskan tiga jenis pengeluaran awal wisatawan di suatu daerah tujuan wisata IV. Pilihlah salah satu Jawaban yang paling tepat 1. Sumber devisa Indonesia yang diharapkan dari pariwisata berasal dari…. A. Wisatawan domestik B. Objek-objek wisata C. Wisatawan mancanegara D. Penjualan paket wisata E. Masyarakat setempat2. Dorongan seseorang melakukan Perjalanan dengan maksud memenuhi kewajiban agama naik haji dan ziarah termasuk motivasi …. A. Cultural B. Adventurer C. Healthy D. Pilgrim E. BusinessKEPARIWISATAANRANGKUMANMenurut Undang-Undang Tahun 1990 Pasal 1, motivasi adalah kegiatan perjalananatau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela dan bersifatsementara untuk menikmati objek dan daya tarik perjalanan pariwisata dalam bidang Ekonomi 1. Untuk kesejahteraan 2. Penerimaan devisa 3. Mendukung pembangunan daerah 4. Meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah 5. Kesempatan untuk berusaha 6. Terciptanya lapangan kerjaFaktor-faktor yang memengaruhi motivasi perjalanan 1. Faktor psikologis/sosial 2. Faktor psikologis/sosial 3. Tingkat sosio ekonomi 4. Faktor ketersediaan waktu, dan 5. Faktor teknis Motivasi Perjalanan dibagi menjadi dua bagian yaitu 1. Must travel keputusan untuk melakukan serta tujuan perjalanan, biasanya tidak bisa dikendalikan 2. Freedom travel keputusan untuk melakukan serta tujuan perjalanan wisata, biasanya semua jenis dari perjalanan rekreasiWisatawan domestik adalah wisatawan yang berasal dari mancanegara / wisatawan Internasional adalah wisatawan yang berasal dari = kawasan yang menjadi tujuan dalam perjalanan = segala hal yang berhubungan dengan di dalam negeriMotivasi = faktor pendorong seseorang untuk melakukan perjalanan wisataPATA Pasific Association of Travel Agent = Organisasi yang bertujuan mengembangkan,mempromosikan, dan melancarkan perjalanan ke dan dari wilayah kawasan Asia dan Pasifik. PATAmemiliki anggota dari organisasi yang mencakup pihak pemerintah, penerbangan, akomodasi, travelagent, tour operator dan bisnis lain yang terkait dengan pariwisata. PATA juga menyebarkan informasikepariwisataan dalam bentuk media cetak, seperti Pasific Travel News, Pasific Area Travel Handbook,dan Hotel Directory and Travel = orang yang melakukan perjalananTourist = orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan wisataWisatawan = orang yang melakukan perjalanan untuk berlibur, berobat, berbisnis, berolahraga sertamenuntut ilmu dan mengunjungi tempat-tempat yang indah atau sebuah negara PUSTAKASiringoringo, Mangatas. 2017. Kepariwisataan C1 untuk SMK/MAK Kelas X. Erlangga. PEMBELAJARAN
Ciriciri negara maju adalah sebagai berikut: 1) Jepang merupakan negara kepulauan, yang terdiri atas ribuan pulau dan terdapat empat pulau besar, yaitu Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu. Iklim yang sangat nyaman dan banyaknya jenis margasatwa yang hidup di Kenya merupakan daya tarik sendiri bagi para wisatawan. Taman Nasional Suka

satrionotonegor81491 satrionotonegor81491 Sosiologi Sekolah Menengah Pertama terjawab yang merupakan ciri-ciri profil wisatawan jepang adalah ....a. selalu mengeluhb. nostalgia, dan humorisd. teratur dan disipline. ceroboh dan pelupa​ Iklan Iklan Pliy Pliy D. Teratur dan disiplinDikarenakan negara jepang yang masyarakatnya dikenal menjunjung tinggi kedisiplinan dan juga teratur karena mereka telah diajari untuk disiplin sejak masih kecil Iklan Iklan Pertanyaan baru di Sosiologi Jelaskan interaksi antara wisatawan dan masyarakat lokal di raja Ampat Contoh tindakan menyimpang yang ada di sekitar masyarakat sekitar Jelaskan perbedaan fungsi Excel dalam pencarian data​ anggapan benar atau salah dari responden terhadap sesuatu merupakan data penelitian yang berjenis.... b data perilaku d data fakta e data motif data k … eyakinan data sikap​ Tuliskan pengertiamu tentang kearifan lokal Sebelumnya Berikutnya Iklan

Rotibukanlah makanan yang biasa dimakan oleh orang Jepang sebelumnya, namun kini banyak jenis roti yang merupakan makanan khas Jepang, seperti : meron-pan, kurimu-pan, jamu-pan, koshian-pan, ogura an-pan, sakura an-pan, korone, dan lain-lain. Hal ini bisa jadi karena orang Jepang pandai dalam memperkenalkan tradisi makanan dari negara-negara lain dan mengadaptasinya agar sesuai dengan selera Yogyakarta is one of the favorite destinations for domestic tourists in Indonesia, Based on the results of a survey of 600 domestic tourists, a general description of the profile and characteristics of domestic tourists are short stay only 1-2 days, very few use accommodation facilities but live in friend’s and colleague’s home, the majority segment is the closest neighbor and the proximate principle is The main factor. In terms of age, is mostly productive age 26-40 years, the main motivation is just walking, preferring to use private vehicles and organizing their own travel or not using travel agent services, dominated by repeaters. The considerations of accessibility, facilities and prices are most influential on the motivation of travel. As for the interest in the tyoe of destination is natural tourism. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Volume 03 No 2, Desember 2018 p 175-190 Print ISSN 1410-7252 Online ISSN 2541-5859 doi Citation Yuniati, N. 2018. Profil dan Karakteristik Wisatawan Nusantara studi kasus di Yogyakarta. Jurnal Pariwisata Pesona, 32. doi Profil dan Karakteristik Wisatawan Nusantara studi kasus di Yogyakarta Nining Yuniati STIPRAM Yogyakarta Jl. Ahmad Yani, Ring Road Timur 52B, Modalan, Banguntapan, Bantul, DIY 55198 Korespondensi dengan penulis Nining Yuniati Telp. 08562863483 E-mail niningyuniati Abstract Domestic tourists are the backbone of a number of tourism destinations in Indonesia including Yogyakarta, but not many researchs have studied their characteristics. This research aims to provide an overview of the profile of domestic tourists. Yogyakarta is one of the favorite destinations for tourists in Indonesia. The research method used is a direct survey to domestic tourists N = 600 using a questionnaire. The research findings are in general domestic tourists are short stay only 1-2 days, very few use accommodation facilities but live in friend’s and colleague’s home, the majority segment is the closest neighbor and the proximate principle is The main factor. In terms of age, is mostly productive age 26-40 years, the main motivation is just walking, preferring to use private vehicles and organizing their own travel or not using travel agent services, dominated by repeaters. The considerations of accessibility, facilities and prices are most influential on the motivation of travel. As for the interest in the type of destination is nature tourism Keywords Profile; Wisnus characteristics; Yogyakarta Abstrak Wisatawan nusantara merupakan tulang punggung bagi sejumlah destinasi pariwisata di Indonesia termasuk Yogyakarta, akan tetapi belum banyak studi yang mempelajari tentang karakteristiknya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang profil wisatawan nusantara. Yogyakarta menjadi salah satu destinasi favorit wisnus di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah survei langsung pada wisatawan nusantara N=600 dengan menggunakan kuesioner. Temuan penelitiannya adalah bahwa secara umum profil dan karakteristik wisnus adalah memiliki lama tinggal yang pendek 1-2 hari, sangat sedikit yang menggunakan fasilitas akomodasi tetapi tinggal di rumah saudara, segmen mayoritas adalah tetangga terdekat dan asas proksimitas menjadi faktor utama, dari segi usia sebagian besar adalah usia produktif 26-40 tahun, motivasi utama adalah sekedar jalan-jalan, lebih menyukai menggunakan kendaraan pribadi dan mengatur perjalanannya sendiri atau tidak menggunakan jasa agen perjalanan, di dominasi oleh para repeater, pertimbangan aksesibilitas, fasilitas dan harga adalah yang berpengaruh pada motivasi perjalanan. Adapun minat terhadap tipe daya tarik wisata adalah jenis wisata alam. Kata Kunci Karakteristik Wisnus; Profil; Yogyakarta Volume 03 No 2, Desember 2018 [176] PENDAHULUAN Penelitian tentang wisata nusantara atau lebih popular disebut wisatawan domestic, adalah jenis penelitian yang relatif jarang dilakukan dibandingkan dengan penelitian-penelitian wisatawan internasional C. Cooper, 2005 Cortes-Jimenez, 2008. Sejumlah penelitian mengatakan bahwa penelitian wisatawan domestic relatif sulit diukur, determinan yang kompleks, dan data yang sulit di dapatkan. Di Indonesia penelitian tentang wisatawan domestik sejauh ini banyak dilakukan oleh instansi pemerintah karena berkaitan dengan pendataan kunjungan dan tamu menginap di hotel yang rutin dilakukan setiap tahun. Pendataan lain tentang wisatawan domestic dalam skala nasional secara berkala telah dilakukan oleh pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pariwisata yang biasanya bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik yang kemudian dipublikasikan melalui Neraca Satelite Pariwisata Nasional NESPARNAS Pariwisata, 2017. Wisatawan nusantara adalah seseorang yang melakukan perjalanan di wilayah teritori suatu negara, dalam hal ini Indonesia, dengan lama perjalanan kurang dari 6 bulan dan bukan bertujuan untuk memperoleh penghasilan ditempat yang dikunjungi serta bukan merupakan perjalanan rutin sekolah atau bekerja, untuk mengunjungi obyek wisata komersial, dan atau menginap di akomodasi komersial, dan atau jarak perjalanan lebih besar atau sama dengan 100 seratus kilometer pergi pulang Kemenpar, 2017. Definisi tersebut merupakan definisi wisatawan nusantara yang juga telah diadopsi oleh BPS berdasarkan definisi yang telah dikembangkan internasional WTO, Bahwa wisnus mengacu pada kriteria-kriteria berikut ini 1 Penduduk Indonesia; 2 Perjalanan 100 km pp. Data dari Kemenpar secara kumulatif sejak Januari-Oktober 2017 menunjukkan jumlah wisnus mencapai Menteri Pariwisata Arief Yahya memaparkan, jumlah wisnus Januari-Oktober 2017 lebih tinggi 14% dibandingkan target yang ditetapkan sebesar 221,5 juta wisnus. Pergerakan wisnus telah Volume 03 No 2, Desember 2018 [177] berkontribusi dalam menempatkan Indonesia ke dalam posisi 20 besar negara dengan pertumbuhan pariwisata tercepat dalam kurun waktu tiga tahun. Arief menyebutkan, pertumbuhan pariwisata Indonesia per Januari-Oktober 2017 mencapai 24%. 2017 Sejumlah peluang yang dimungkinkan telah berpengaruh terhadap pergerakan wisnus adalah 1 Tren berwisata yang cenderung meningkat dari kalangan wisnus berdasarkan data nasional, tren pergerakan wisnus terus meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 2% dimana pada tahun 2016 tercatat sebesar lebih dari 250 juta pergerakan dengan total pengeluaran mencapai 177 triliun rupiah; 2 Berwisata sudah menjadi bagian dari gaya hidup lifestyle masyarakat; 3 Kemajuan teknologi dan informasi yang berdampak pada “viral” dan mudahnya mendapatkan informasi pariwisata; 4 Kemudahan Akses rute-rute penerbangan, juga pengembangan jalur darat ke berbagai daerah yang memudahkan pegerakan manusia, barang dan jasa Secara umum wisnus di Indonesia memiliki karkateristik yang cukup kompleks dengan beberapa ciri khas. 1 berkaitan dengan motivasi, motivasi wisnus sangat kompleks dari mengunjungi kerabat, ziarah, perdagangan/bisnis/MICE, dan perjalanan dinas; 2 wisnus juga sangat memprioritaskan segala hal yang bersifat nyaman, tidak ingin bersusah payah dalam melakukan perjalanan, akses yang mudah, dan terfokus pada kegiatan belanja dan kuliner, 3 pilihan produk daya tarik wisata yang cenderung pada produk wisata massal dibandingkan dengan pilihan wisata minat khusus akibat kurangnya apresiasi dan rendahnya kesadaran pada kelestarian lingkungan. Sebagai bagian dari segmen penting pasar pariwisata, wisatawan domestik atau selanjutnya disebut dengan wisatawan nusantara wisnus adalah penyokong utama bagi pendapatan sektor pariwisata. Namun demikian, kenyataannya tidak semua destinasi yang ada di Indonesia dikunjungi oleh wisman, sehingga dalam kondisi ini kedudukan wisnus menjadi sangat penting dalam menggerakan sektor pariwisata setempat. Yogyakarta adalah salah satu contoh destinasi yang memiliki Volume 03 No 2, Desember 2018 [178] populasi wisnus cukup besar 93% setidaknya dibandingkan dengan wisatawan internasional wisman yang hanya 7% saja dari total jumlah wisatawan yang ada. Yogyakarta merupakan salah satu destinasi tujuan wisata terkemuka di Indonesia selain kota-kota Jakarta, Bandung, Secara nasional Yogyakarta menempati peringkat ke-7 sebagai daerah tujuan wisatawan mancanegara berdasarkan data wisatawan mancanegara yang melalui port of entry masuk via bandara dengan jumlah setelah Ngurah Rai 4,8 juta, Sukarno Hatta 2,6 juta, Batam 1,5 juta, Sam Ratulangi Kualanamu dan Husein Sastranegara Sementara itu, berdasarkan data kunjungan wisatawan nusantara Yogyakarta juga menempati urutan ke-5 sebagai destinasi dengan jumlah wisatawan nusantara mencapai lebih dari 13 juta kunjungan, setelah Jawa Barat 44,6 Juta, Jawa Timur 44,4 juta, Jawa Tengah 42,4 juta, DKI Jakarta 13,7 juta Kemenpar, 2017. Jumlah kunjungan baik wisman maupun wisnus ke Yogyakarta hingga tahun 2017 menunjukkan tren pertumbuhan yang sangat positif dengan tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun 14% dengan jumlah wisatawan jiwa, dengan rincian wisman sebanyak jiwa, wisnus sebanyak jiwa Gambar 1. Jumlah tersebut merupakan tren yang terus menunjukkan peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Walaupun jumlah ini cukup signifikan tetapi sebenarnya belum pernah ada penelitian yang spesifik terkait dengan profil dan karakteristik wisnus khususnya di Yogyakarta. Gambar 1. Jumlah Kunjungan Wisman dan Wisnus yang Menginap di Hotel Bintang dan Non Bintang di Yogyakarta Tahun 2011 – 2017 Sumber Diolah dari Data Statistik Pariwisata Yogyakarta, 2017 Volume 03 No 2, Desember 2018 [179] Sejumlah permasalahan berkaitan dengan minimnya wisnus, karakteristik yang kompleks dan cenderung kurang terdefinisi, serta kesulitan dalam estimasi terkait dampak ekonomi adalah diantara hal yang mendasari mengapa penelitian ini kemudian dilakukan. Dari sisi pemerintah dan pelaku usaha kebutuhan tentang profil dan karakteristik wisnus masih sangat diperlukan dalam perumusan strategi-strategi bisnis dan pemenuhan kebutuhan wisnus. Melalui penelitian ini diharapkan akan dapat diketahui profile dan karakteristik wisnus yang dapat digunakan oleh para pelaku usaha maupun praktisi pariwisata lainnya dalam menemukan formulasi strategi yang tepat juga informasi terkait dengan wisnus. METODE Penelitian ini dilakukan dengan cara menentukan responden wisnus dengan teknik convenience Sampling termasuk dalam teknik sampling nonprobability sampling seperti diresume dari Sugiono, 2017 bahwa convenience sampling adalah pengambilan sampel didasarkan pada ketersediaan elemen dan kemudahan untuk mendapatkannya. Sampel diambil/terpilih karena sampel tersebut ada pada tempat dan waktu yang tepat. Beberapa ahli berpendapat bahwa cara ini kurang dapat diandalkan, tapi paling murah dan cepat dilakukan karena peneliti memiliki kebebasan untuk memilih siapa saja yamg mereka temui. Penarikan sampel ini bermanfaat penggunaannya pada tahap awal penelitian eksploratif yang ditujukan untuk mencari petunjuk awal tentang suatu kondisi yang menarik perhatian. Hasil yang diperoleh dengan cara ini seringkali dapat menyediakan bukti-bukti yang cukup melimpah sehingga terkadang pengambilan sampel yang lebih canggih tidak diperlukan lagi. Adapun jumlah sampel yang diambil adalah 600 orang dengan kriteria merupakan wisatawan yang datang dari luar kota dan bukan penduduk lokal. Jumlah sampel ini diasumsikan sebagai jumlah yang representatif dengan asumsi populasi adalah homogen pada teknik convenience sampling, di mana total populasi wisatawan domestic mencapi kurang lebih 4 juta orang. Volume 03 No 2, Desember 2018 [180] Jumlah ini Pengambilan sampel dilakukan pada sejumlah lokasi seperti hotel, rumah makan, obyek wisata, dan tempat hiburan. Survei telah dilakukan pada tahun 2017. Adapun instrument yang digunakan adalah kuesioner, sedangkan pengolahan data adalah secara statistif deskriptif dengan menghitung prosentase berdasarkan unit-unit analisis. HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Wisnus Berdasarkan Daerah Asal Wisnus yang berkunjung ke Yogyakarta berasal dari beberapa kota besar di Indonesia. Jumlah terbesar berasal dari Jawa Tengah yang memiliki kedekatan geografis dengan Yogyakarta. Berdasarkan hasil survei provinsi penyumbang wisnus terbesar diantaranya Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta. Beberapa dari luar wilayah tersebut jumlahnya tidak signifikan, kecuali beberapa daerah dengan penerbangan langsung ke Yogyakarta Makassar, Medan, Balikpapan. Hal ini memperlihatkan bahwa pangsa pasar wisnus sangat erat berkaitan dengan proksimitas atau kedekatan geografis. Daerah yang relatif lebih jauh lebih sedikit motivasi untuk berkunjung. Tabel 1. presentase jumlah wisnus berdasarkan asal Volume 03 No 2, Desember 2018 [181] Yogyakarta merupakan salah satu destinasi wisata yang diminati oleh wisatawan nusantara. Berdasarkan table di atas komposisi Segmen pasar wisnus banyak di dominasi oleh wilayah-wilayah yang memiliki kedekatan secara geografis dengan Yogyakarta seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Menurut data Survei dengan jumlah 600 responden, presentase terbesar sebesar 23% berasal dari Provinsi Jawa Tengah, kemudian Jawa Barat 17%, Jawa Timur 17%, DKI Jakarta 16%, kota lainnya 27%. Hal ini memperlihatkan bahwa segmen wisnus identik dengan kedekatan secara geografis/lokasi. Pembelanjaan Rata-Rata Berdasarkan pengeluarannya sebagian besar wisnus berbelanja pada Transportasi, Penginapan, dan Souvenir dengan rata-rata belanja per kunjungan adalah 800 ribu – 1,2 juta rupiah. Seperti yang bisa dilihat pada gambar 2, di Yogyakarta wisnus banyak menggunakan jasa penginapan rumah kerabat dibandingkan dengan menginap di Hotel, sehingga pembelanjaan transportasi terkesan lebih dominan dibandingkan dengan komponen pembelanjaan lainnya. Gambar 2. Komposisi Belanja Wisnus Volume 03 No 2, Desember 2018 [182] Hal ini memperlihatkan bahwa pergerakan wisatawan domestic memang dekat dengan permasalahan jarak, semakin dekat jarak semakin murah biaya yang dikeluarkan. Selain itu karakteristik yang unik dari wisnus adalah sangat sedikit yang menggunakan fasilitas wisata, hal ini yang menyebabkan pandangan „pesimisme‟ pentingnya wisnus terkait dengan dampak ekonomi pada sector pariwisata. WIsnus sangat sedikit memanfaatkan fasilitas pariwisata termasuk akomodasi. Demografi a. Jenis kelamin Berdasarkan hasil survei wisnus yang berkunjung ke Yogyakarta terbanyak berjenis kelamin laki-laki. Komposisi Wisatawan nusantara yang berkunjung ke Yogyakarta sebanyak 52% berjenis kelamin laki-laki sedangkan 48% perempuan. Komposisi ini tidak selalu sama di setiap daerah, tetapi sebagai penggambaran saja bahwa laki-laki pada umumnya lebih banyak melakukan perjalanan di bandingkan dengan kelompok wanita. b. Pendidikan Hasil Survei menunjukkan, wisnus yang mengunjungi Yogyakarta terbanyak memiliki tingkat pendidikan S1. Presentase jumlah wisnus berdasarkan tingkat pendidikannya adalah 50% berpendidikan S1, 31% berpendidikan SMU, 14% berpendidikan Diploma, 3% S2, 1% berpendidikan S3. Kondisi ini tidak dapat dipisahkan dari keberadaan Yogyakarta sebagai kota tujuan pendidikan dimana sekitar 20% penduduknya terdiri dari perantau yang bertujuan menempuh pendidikan. Hal ini bisa menunjukkan kondisi yang berda di destinasi lain di luar Yogyakarta. c. Umur Berdasarkan tingkatan umur, wisnus yang berkunjung ke Yogyakarta sebagian besar berumur antara 26-40 tahun. Presentase wisnus berdasarkan Volume 03 No 2, Desember 2018 [183] tingkatan umur 26-40 tahun sebesar 44%, umur 41-60 tahun sebesar 35%, umur 18-25 tahun sebesar 20% dan umur >60 th sebesar 1%. Komposisi ini dapat dikatakan cukup berimbang dan proporsional mengingat pada kemampuan perjalanan dan waktu luang yang dimiliki. Penduduk berusia 26 – 40 Tahun merupakan kelompok segmen utama yang dapat disasar untuk wisnus di Yogyakarta karena kelompok usia ini yang paling dominan menjadi wisatawan. d. Pekerjaan Berdasarkan hasil Survei, wisnus yang berkunjung ke Yogyakarta terbanyak memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta. Prosentase untuk pegawai swasta sebesar 42%, wiraswasta 22%, ibu RT sebesar 13%, Profesional sebesar 5%, PNS sebesar 5%, Pelajar sebesar 4%, eksekutif 3%, pensiunan 1%. Besarnya populasi pegawai swasta memperlihatkan bahwa pihak wisnus yang memiliki kemampuan dalam melakukan perjalanan pada umumnya adalah para pegawai, sedangkan kelompok segmen lainnya relatif lebih sedikit. Implikasi dari profil ini adalah target sasaran dalam berpromosi dalam penyediaan fasilitas dan kebutuhan wisatawan maka kelompok ini dapat menjadi target utama. Motivasi dan Referensi Kunjungan a. Alasan mengunjungi Yogyakarta Wisnus yang berkunjung ke Yogyakarta memiliki berbagai macam tujuan. Hasil Survei menunjukkan sebagian besar wisnus berkunjung ke Yogyakarta mempunyai alasan utama mengunjungi keluarga. Presentase wisnus yang memiliki alasan mengunjungi keluarga sebesar 46%, berlibur 41%, MICE/bisnis 11%, lainnya 2%. Kunjungan utama ditujukan untuk liburan. Secara umum ada berbagai motivasi wisatawan dalam melakukan perjalanan yaitu bisnis, berlibur, mengunjungi keluarga, atau lainnya. Sebagian besar wisnus melakukan perjalanan biasanya karena memiliki alasan yang sangat kuat dan alasan utama wisnus ke Yogyakarta adalah untuk mengunjungi keluarga selain juga Volume 03 No 2, Desember 2018 [184] berlibur. Hal yang perlu diperhatikan dalam kasus Yogyakarta adalah ada sebagian penduduknya yang perantau yang kemudian pulang kampung pada saat libur atau long weekend. Selain itu, sebagai kota pelajar dan banyak perantau Yogyakarta juga banyak dikunjungi oleh para kerabat yang memiliki anak atau saudara yang tinggal di Yogyakarta. Hal inilah diantara motivasi terkuat mereka melakukan perjalanan ke Yogyakarta. b. Sumber informasi perjalanan Wisnus yang berkunjung ke Yogyakarta mendapatkan informasi dari berbagai media. Hasil Survei menunjukkan wisnus yang berkunjung ke Yogyakarta sebagian besar mendapatkan informasi melalui teman/kerabat dengan presentase sedangkan presentase untuk media lain adalah sosial media sebesar internet sebesar 13%, brosur sebesar dan TV/radio Berdasarkan data ini dapat diambil kesimpulan sementara bahwa wisnus yang datang ke Yogyakarta sebagian besar karena mengetahui informasi atau mendapatkan rekomendasi dari teman/kerabatnya. Kondisi ini memperlihatkan bahwa di kalangan wisnus strategi berpromosi dengan prinsip „word of mouth‟ masih relatif efektif dalam mempengaruhi seseorang untuk melakukan kunjungan. Apa yang dialami oleh orang-orang sekitar ingin juga dirasakan oleh anggota keluarga atau kerabat lainnya. c. Waktu yang dipilih Berdasarkan data survei waktu yang dipilih wisnus untuk berkunjung ke Yogyakarta sebagian besar pada saat long weekend. Presentase kunjungan pada saat long weekend sebesar sedangkan pada waktu lain, mudik hari raya sebesar liburan sekolah/kuliah sebesar acara/event tertentu sebesar 15% dan pada saat weekend sebesar Long weekend merupakan waktu yang sangat disukai wisnus ketika hendak berkunjung ke Yogyakarta. d. Jenis wisata yang diinginkan Hasil Survei menunjukkan, jenis wisata yang diinginkan wisnus yang berkunjung ke Yogyakarta sebagian besar adalah wisata alam minat khusus, Volume 03 No 2, Desember 2018 [185] gunung, hutan dengan presentase 49%. Jenis wisata lain yang diinginkan diantaranya, wisata budaya/sejarah/religi/museum sebesar 22%, wisata bahari/pantai sebesar 13%, wisata belanja modern, tradisional 5%, wisata bisnis /MICE sebesar 4%. e. Pengaturan kunjungan Hasil Survei menunjukkan wisnus yang berkunjung ke Yogyakarta memilih untuk mengatur perjalanan sendiri dari pada menggunakan jasa perjalanan wisata. Prosentase wisnus yang mengatur perjalanannya sendiri sebesar 69%, dibantu keluarga/kerabat/teman sebesar 13%, aplikasi online 11%, perjalanan dinas sebesar 5% dan melalui travel agent sebesar 5%. Pemilihan pengaturan perjalanan seperti ini memang lebih fleksible. Hal ini ditunjang oleh temuan Kristiana 201815 bahwa wisatawan saat ini lebih cenderung mengatur perjalanannya sendiri karena tersedianya aplikasi-aplikasi perjalanan yang bisa diunduh secara gratis. Walaupun kemudian menimbulkan beban kemacetan yang parah bagi destinasi. Wisnus yang berkunjung selain mengatur perjalanan sendiri, juga memiliki kecenderungan untuk berwisata secara individual dibandingkan secara berkelompok. Presentase wisnus yang memilih untuk melakukan perjalanan secara individu sebesar 90%, sedangkan group /rombongan sebesar 10%. f. Moda transportasi yang digunakan Hasil Survei menunjukkan, sebagian besar wisnus berkunjung ke Yogyakarta menggunakan kendaraan mobil pribadi dengan prosentase 38%. Moda transportasi lain yang digunakan adalah, pesawat 33%, kereta api 17%, kendaraan sewa 5%, lainnya 5%, angkutan umum 2%, bus 2%. Sedangkan untuk moda transportasi yang digunakan selama berkeliling di Yogyakarta sebagian besar wisnus adalah mobil pribadi dengan besaran prosentase 54%. Moda lain yang digunakan, angkutan umum bus/taxi/motor 32%, kendaraan sewa 10%, lainnya 5%. Banyak implikasi dari data ini yang bisa diprediksi baik positif maupun negatif seperti dampak pada kemacetan yang terjadi pada waktu-waktu libur/long weekend, perlunya penyediaan fasilitas parkir yang memadai, berkembangnya jasa rental kendaraan, dan perlunya penyediaan angkutan yang Volume 03 No 2, Desember 2018 [186] representatif untuk mengurangi kemacetan. Kemacetan akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi wisatawan itu sendiri. g. Frekuensi berkunjung Wisnus yang berkunjung ke Yogyakarta sebagian besar telah melakukan kunjungan ulang dengan frekuensi lebih dari 5 kali. Prosentase frekuensi >5kali 45%, frekuensi 5 kali 22%, frekuensi 3 kali 16%, frekuensi 4 kali 13%, frekuensi 2 kali 3%, frekuensi 1 kali 2%. Hal ini menunjukkan Yogyakarta memiliki daya tarik yang banyak diminati oleh wisnus sehingga memiliki kecenderungan untuk melakukaan perjalanan kembali ke Yogyakarta. Dengan kata lain sebagian besar wisnus adalah para repeater yaitu wisatawan yang sudah berulangkali datang ke Yogyakarta. h. Akomodasi Pilihan penginapan wisnus selama di Yogyakarta sebagian besar adalah rumah saudara/ teman. Hasil Survei menunjukkan presentase wisnus yang menggunakan akomodasi rumah saudara/teman sebanyak 55%, hotel non bintang 21%, hotel bintang 21%, homestay 8%, lainnya 4%. Kondisi inilah yang kemudian menjadi salah satu persoalan dalam perhitungan dampak wisnus secara ekonomi pada sector pariwisata yaitu minimnya penggunaan fasilitas wisata khususnya akomodasi. i. Lama tinggal Berdasarkan hasil Survei, lama tinggal pada kunjungan saat Survei dilakukan wisnus sebagian besar >3 hari. Hasil presentase lama tinggal wisnus pada kunjungan saat itu, >3 hari 40%, 3 hari 37%, 2 hari 37 %, 2 hari 16 %, 1 hari 7 %. Lama tinggal yang cukup panjang ini sayangnya tidak selalu diimbangi dengan penggunaan fasilitas akomodasi, melainkan menumpang pada rumah kerabat/saudara. j. Aktivitas Utama Yang dilakukan Hasil Survei menunjukkan wisnus yang berkunjung ke Yogyakarta aktivitas yang paling banyak dilakukan adalah sightseeing dengan presentase sebanyak 57,3%. Sedangkan sisanya melakukan aktivitas lain berupa, mencoba atraksi baru yang Volume 03 No 2, Desember 2018 [187] sedang tren 17%, kuliner fotografi Belanja Dengan demikian, aktivitas sekedar bernostalgia, jalan-jalan menikmati pemandangan adalah kegiatan utama wisnus saat ke Yogya. Hal ini cukup bisa dimaklumi mengingat sebagian besar wisatawan adalah para repeater. Yogyakarta memiliki berbagai macam daya tarik wisata sehingga menjadi salah satu destinasi wisata utama secara nasional. Wisnus yang berkunjung ke Yogyakarta tersebar pada DTW. Hasil Survei menunjukkan DTW yang paling diminati oleh responden sebesar 34% adalah Malioboro dan sekitarnya. DTW lain yang diminati oleh wisnus adalah, Candi Prambanan 32%, Pantai Parangtritis 7%, Taman Sari 4%, Museum 3%, Kalibiru 3%, Kaliadem lava tour 3%, makam imogiri 2%, Kuliner tradisional 2%, Baron Sundak 1%. k. Faktor Yang Mempengaruh Motivasi Perjalanan Wisnus yang berkunjung ke Yogyakarta memiliki berbagai macam faktor untuk menentukan Yogyakarta sebagai destinasi wisata. Berdasarkan hasil Survei sebanyak 26% responden memilih Yogyakarta karena faktor Aksesibilitas yang mudah. Faktor lain dipengaruhi oleh, fasilitas yang mendukung 19%, daya tarik yang populer 18%, harga yang terjangkau 15%, paket wisata yang menarik inovatif 9%, kualitas informasi yang menarik 7%, event khusus 6%, lainnya 2%. l. Kenang-kenangan yang dibeli Berdasarkan hasil Survei kenang-kenangan yang dibeli saat di Yogyakarta sebagian besar wisatawan adalah produk kerajianan batik, craft, kaos, dll sebanyak 78,7% responden, sedangkan yang memilih produk kuliner sebanyak m. Kesan Terhadap Destinasi Sebagai destinasi wisata yang banyak diminati Yogyakarta memberikan kesan bagi wisatawan yang berkunjung. Sebanyak 72% responden memiliki kesan Puas dan ingin kembali sedangkan sebanyak 29% responden memiliki kesan akan merekomendasikan kepada orang lain. Volume 03 No 2, Desember 2018 [188] KESIMPULAN Berdasarkan jumlah yang menggunakan jasa Hotel tercatat jumlah kunjungan pada tahun 2017 mencapai 4,1 juta orang. Jumlah ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya 2016 sebesar 3,8 juta. Hal ini memberikan gambaran bahwa secara umum kencenderungan perjalanan wisnus adalah meningkat, keinginan orang untuk melakukan perjalanan semakin tinggi sejalan dengan gaya hidup lifestyle, tekanan sosial social pressure, tingkat kesejahteraan masyarakat yang meningkat. Implikasinya adalah tantangan bagaimana menjadikan wisnus menjadi salah satu roda penggerak perekonmian khususnya di sektor pariwisata. Sebagai salah satu destinasi wisata yang diminati oleh wisatawan nusantara. Komposisi Segmen pasar wisnus di Yogyakarta banyak di dominasi oleh wilayah-wilayah yang memiliki kedekatan secara geografis seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Implikasi dari profil ini adalah strategi dalam mempromosikan pariwisata kepada segmen domestik adalah lebih mudah dan murah karena pangsa pasarnya adalah tetangga terdekat. Lama tinggal Wisatawan Nusantara selama berkunjung ke Yogyakarta di hotel berbintang maupun hotel non bintang berdasarkan rata-rata tahunan adalah antara 1-2 hari. Namun demikian, berdasarkan hasil survei tercatat lama tinggal wisatawan di akomodasi non hotel bisa mencapai 3 hari atau lebih. Implikasi dari kondisi ini adalah bagaimana menciptakan lama tinggal yang lebih panjang untuk domestik sesuai dengan tingkat pendapatannya. Segmen domestik sangat sensitif harga sehingga penggunaan akomodasi cenderung akan dihindari dan lebih memilih menumpang pada keluarga/kerabatnya. Wisatawan Nusantara yang berkunjung ke Yogyakarta didominasi oleh wistawan berusia 26-40 tahun, dengan kebanyakan diantaranya berlatar belakang pendidikan perguruan tinggi dan diploma, dan didominasi pegawai swasta. Implikasi dari kondisi ini adalah terpetakannya target segmen wisnus berdasarkan usia, di mana kelompok umur 26 – 40 tahun dapat dijadikan target utama dalam berpromosi dan penyediaan fasilitas sesuai preferensi kelompok usia tersebut. Volume 03 No 2, Desember 2018 [189] Motivasi utama berkunjung ke Yogyakarta adalah untuk mengunjungi keluarga/kerabat, sehingga waktu yang dipilih lebih banyak pada saat libur sekolah, long weekend dan mudik lebaran, dan perjalanan diatur secara mandiri, dengan mobil pribadi menjadi alat transportasi utama dalam perjalanan menuju Yogyakarta. Implikasi praktis dari kondisi ini masalah timing’ yang tepat promosi wisata pada saat hari-hari libur sekolah dan long weekend mungkin dengan insentif, discount, atau paket khususnya lainnya. Sebagian besar Wisatawan Nusantara telah berkunjung lebih atau setidaknya 5 kali ke Yogyakarta, dengan pertimbangan aksesibilitas, fasilitas, dan harga yang relatif terjangkau. Banyaknya repeater ini memperlihatkan bahwa sebagian dari segmen wisnus sudah sangat familiar dengan Yogyakarta mereka akan dengan mudah mengenali dan menilai inovasi atau kebaharuan dari produk-produk pariwisata yang ada. Hal yang diharapkan adalah rekomendasi mereka kepada orang lain sehingga akan semakin meningkatkan pangsa pasar wisnus ke Yogyakarta. Daerah tujuan wisata yang menjadi tujuan utama Wisatawan Nusantara adalah wisata alam seperti Pantai Parangtritis. Merapi/Kaliurang, Hutan Pinus, dan wisata budaya seperti Candi Prambanan, kawasan Malioboro dan Sekitar termasuk Kraton, selebihnya mengunjungi beragam DTW yang ada seperti Gembiraloka, Taman Pintar. Hal ini memberikan gambaran adanya pergeseran dalam selera wisnus yang sebelumnya lebih banyak mengunjungi jenis wisata budaya dan buatan, sekarang mengarah pada segmen wisata alam. Keterbatasan penelitian ini adalah baru dilakukan untuk Yogyakarta, dan masih perlu dilakukan untuk destinasi lain di luar Yogyakarta karena pada dasarnya segmen wisnus merupakan segmen yang paling dominan untuk sebagian besar destinasi di Indonesia kecuali Bali. Penelitian yang lebih lanjut dapat dilakukan pada hal-hal yang berhubungan kelompok wisnus pada segmen bisnis, pola perjalanan wisata kaitannya dengan penyediaan paket perjalanan untuk para pelaku usaha, kencederungan yang mempengaruhi perjalanan propensity to travel selain alasan berlibur/mengunjungi keluarga, dan sejumlah penelitian psikografi Volume 03 No 2, Desember 2018 [190] wisnus lainnya. Hal ini akan sangat bermanfaat khususnya bagi para pelaku usaha dalam perumusan strategi yang tepat membidik segmen wisnus. DAFTAR RUJUKAN Cooper, C. 2005. Tourism Principles and practice. Pearson education. Cortes-Jimenez, I. 2008. Which type of tourism matters to the regional economic growth? The cases of Spain and Italy. International journal of tourism research, 102, 127-139. Dinas Pariwisata Yogyakarta. 2017. Statistik Wisatawan DIY Tahun 2017. Dinas Pariwisata Provinsi DIY, Yogyakarta. Kristiana, Y. 2018. Aplikasi Perjalanan dan Perilaku Wisatawan. Jurnal Pariwisata Pesona, 31. doi Bella, A. 2017. Melihat Tren Wisatawan Nusantara Tahun 2017. Di akses melalui pada 31 Agustus 2017. Pariwisata, K. 2017. Statistik Profil Wisatawan Nusantara Tahun 2016. Kemenpar. Jakarta. Pariwisata, K. 2017. Neraca Satelit Pariwisat Nasional NESPARNAS. Jakarta Kementerian pariwisata. Sugiyono, D. R. 2006. Statistika untuk penelitian. Bandung CV. Alfabeta. ... jiwa, untuk wisatawan mancanegara mencapai jiwa dan jiwa untuk wisatawan nusantara Yuniati, 2018. Jumlah wisatawan yang tinggi berbanding lurus dengan pertumbuhan industri perhotelan. ...Dewi Vitama PusfitasariFuadatul MukoningahRahmawati RahmawatiMuhammad ZamhariGreen hotel muncul sebagai salah satu solusi atas permasalahan lingkungan yang terjadi. Akan tetapi, apresiasi positif terhadap pelaksanan green hotel masih diperlukan. Penelitian ini mengkaji apakah green hotel sebagai salah satu solusi permasalahan lingkungan mendapatkan apresiasi positif dan diminati oleh pengunjung hotel. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dengan mengajukan kuesioner pada mahasiswa Yogyakarta dan Jawa Tengah terkait pengalamannya menginap di Hotel Yogyakarta. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa 34,28% sangat setuju lebih memilih tinggal di green hotel yang peduli dengan persoalan lingkungan, 57,14% setuju, 5,71% tidak setuju, 2,86% sangat tidak setuju. Selain itu, minat untuk dapat tinggal di green hotel sangat tinggi dengan persentase 28,57% sangat berminat, 65,71% berminat, 5,72% tidak berminat, 0% sangat tidak berminat. Sehingga green hotel sebagai solusi atas permasalahan lingkungan mendapat apresiasi positif dan minat yang tinggi dari calon pengunjung dan pengunjung hotel dan memiliki potensi besar untuk berkembang lebih baik.... Maka dari itu, isu kontemporer kepariwisataan saat ini banyak mengaitkan bahwa wisatawan nusantara lah yang kini tampil sebagai penopang kebangkitan pariwisata Nugroho, 2021 Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, terdapat dua klasifikasi wisatawan, yaitu wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara. Di mana, wisatawan nusantara sendiri adalah seseorang atau lebih yang melakukan perjalanan di wilayah teritori suatu negara, dengan lama perjalananan kurang dari 6 bulan dan bukan bertujuan untuk memperoleh penghasilan di tempat yang dituju Yuniati, 2018. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang sektor pariwisatanya terdampak akibat Pandemi Covid-19 dan menyasar segmen wisatawan nusantara sebagai bentuk manajemen krisis kepariwisataan dalam tahap pemulihan. ...Di Jawa Barat, kunjungan wisatawan nusantara dalam satu tahun terakhir mengalami penurunan sekitar 42,1% dari 2019 ke tahun 2020. Hal ini tidak lepas dari dampak langsung dari pandemi pada sektor pariwisata. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perilaku berwisata wisatawan nusantara pasca pandemi Covid-19 di Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data mengenai karakteristik wisatawan dan fakta mengenai perilaku wisatawan nusantara. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada 200 responden yang merupakan wisatawan nusantara yang pernah berkunjung ke kabupaten/kota di Jawa Barat dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Data diolah dengan teknik analisis deskriptif statistik. Karakteristik wisatawan dalam penelitian ini dijelaskan dalam beberapa aspek yaitu aspek demografis, aspek pekerjaannya, aspek gender, dan aspek pendidikan serta digambarkan pula kegiatan wisatawan dalam beberapa fase yaitu fase dreaming, fase planning, fase booking, fase experience dan fase sharing. Pola perilaku berwisata wisatawan nusantara di Jawa Barat dalam kaitannya dengan pariwisata pasca pandemi, menunjukkan tren bahwa wisatawan yang merupakan generasi milenial dan zilenial, sangat memperhatikan kebersihan, kesehatan, keamanan, dan keberlanjutan lingkungan. Stakeholder pariwisata di Jawa Barat perlu menjadikan daya tarik wisata alam sebagai daya tarik wisata primer dengan daya tarik wisata budaya dan buatan sebagai daya tarik wisata penunjang, dan mempersiapkan masyarakatnya terkait tata kelola destinasi pasca pandemi. Hal tersebut guna mewujudkan safe travel bagi wisatawan merupakan langkah untuk memulihkan kembali kunjungan wisatawan di Jawa Barat.... Moreover, almost half of the tourists visiting Yogyakarta are in the productive age 26-40 years. Two dominant transport modes used by tourists are private and rented car and bus Yuniati, 2018. In addition, the average length of visit in Yogyakarta is days for international and days for domestic tourists YTDR, 2019. ...Tourism-caused overcrowding is often projected as the failure of governance. While tourism governance consists of myriad aspects and actors, this paper focuses on aspects of tourist flows from the perspective of tourism entrepreneurs. The question of how local travel agents govern tourist flows is addressed by acknowledging their power in influencing the uncrowdedness and unsustainability of a destination; and aims to understand the modes of governance that local travel agents perform in flowing’ the tourists. Findings from semi-structured interviews with local travel agents in Yogyakarta, Indonesia, reveal that the practices of making itineraries and giving information to tourists serve as methods of governing tourist flows. These practices lead to the local travel agents tending to deny their responsibility to govern the tourist flows. This article contributes to complexifying tourism governance analysis and offers potential solutions for the problem of tourism-caused overcrowding.... Wisatawan nusantara adalah seseorang yang melakukan perjalanan di wilayah teritori suatu negara, dalam hal ini Indonesia, dengan lama perjalanan kurang dari 6 bulan dan bukan bertujuan untuk memperoleh penghasilan ditempat yang dikunjungi serta bukan merupakan perjalanan rutin sekolah atau bekerja, untuk mengunjungi obyek wisata komersial, dan atau menginap di akomodasi komersial, dan atau jarak perjalanan lebih besar atau sama dengan 100 seratus kilometer pergi pulang Kemenpar, 2017 yang ditulis dalam Nining Yuniati, 2018. ...Alberta Dwi SetyoriniTotok SugihartoBali has fascinating many tourists from all over the world to visit and Nusa Penida is an island located in the southern part of Bali that requires a speedboat to get there, and Penida Beach Club is a new tourist location. The purpose of this study was to determine whether there is an influence between destination image and tourist visits on new tourist sites. The test was carried out with SPSS - multiple linear regression in order to make it easier for the author to process data and the results of the calculation can be concluded that of destination images and tourist visits affect new tourist sites, while are influenced by other variables not included in the study, and simultaneously test obtained < which can be concluded that the destination image and tourist visits significantly affect new tourist locations, also from both hypothesis the tourist visit to the new location has a significant impact than the destination image to the new location. Keywords Destination Image; Tourist Visits; New Location.... Hal ini ditujukan untuk melihat dampak langsung yang diperoleh wisatawan lokal terhadap destinasi pariwisata yang didatangi oleh berbagai wisatawan lokal dan internasional seperti House of Sampoerna. Pemilihan wisatawan lokal ini sesuai dengan temuan Nining Yuniati 2018 yang melihat bahwa wisatawan nusantara lokal adalah tulang punggung bagi destinasi pariwisata di Indonesia Yuniati, 2018, p. 175. ...Everyone has social capital. Social capitals own by founding community of tourist locations and tourists. This study aims to prove the influence of social capital that is owned by each individual who then encourages them to choose House of Sampoerna as a tourism attraction and tourism place. Furthermore, this study also looks at how changes in social capital tourists have after visiting the House of Samporna. The study used the voices of 10 tourism of House of Samporna Surabaya. The results of the study answer the research objectives and find that social capital does not only function as a driver of preservation of tourist culture and tourist attraction by tourist founders, but also as a driver for people to decide on tourist destinations. In addition, through the social capital that is owned, the turism will get new relationships, new experiences, new knowledge, or the new work that the writer call as new social capital. That social capital is able to become additional social capital to sustain life in the ini akan sangat bermanfaat khususnya bagi para pelaku usaha dalam perumusan strategi yang tepat membidik segmen wisnusLainnyawisnus lainnya. Hal ini akan sangat bermanfaat khususnya bagi para pelaku usaha dalam perumusan strategi yang tepat membidik segmen Principles and practiceC CooperCooper, C. 2005. Tourism Principles and practice. Pearson Wisatawan DIY TahunDinas PariwisataD YogyakartaDinas Pariwisata Yogyakarta. 2017. Statistik Wisatawan DIY Tahun 2017. Dinas Pariwisata Provinsi DIY, Tren Wisatawan Nusantara TahunA BellaBella, A. 2017. Melihat Tren Wisatawan Nusantara Tahun 2017. Di akses melalui pada 31 Agustus Profil Wisatawan Nusantara TahunK PariwisataPariwisata, K. 2017. Statistik Profil Wisatawan Nusantara Tahun 2016. Kemenpar. untuk penelitianD R SugiyonoSugiyono, D. R. 2006. Statistika untuk penelitian. Bandung CV. Alfabeta. Simak10 daftar makanan khas Jawa Timur berikut ini. 1. Nasi Krawu. Nasi krawu merupakan makanan khas dari daerah Gresik, Jawa Timur. Cirinya adalah nasi pulen yang disajikan di atas daun pisang. Lauknya dapat berupa sayatan daging sapi, semur daging, jeroan sapi, sambal petis dan serundeng. Karakteristik Wisatawan - ppt download Karakteristik Wisatawan - ppt download DOC Karakteristik Wisatawan Reggina Afrilliani - Jenis Dan Karakteristik Wisatawan Nusantara Dan Domestik Karakteristik Wisatawan - ppt download Soal Traveling, Ini 5 Karakter Wisatawan di Indonesia Okezone Travel Anna Rosanna Lifestyle Blogger Balikpapan Ssst! Begini Lho Karakteristik Wisatawan Tiongkok Karakteristik Wisatawan - ppt download Gemar Selfie, Karakteristik Wisatawan Indonesia di Singapura Republika Online Karakteristik Wisatawan - ppt download PPT - Karakteristik Wisatawan Korea Selatan PowerPoint Presentation, free download - ID6051856 Karakteristik Wisatawan PDF Jenis Dan Karakteristik Wisatawan Nusantara Dan Domestik PPT - Karakteristik Wisatawan Korea Selatan PowerPoint Presentation, free download - ID6051856 Jenis Dan Karakteristik Wisatawan Nusantara Dan Domestik Bentuk dan klasifikasi wisatawan Nusantara dan mancanegara Oleh R Bagus Handoko Y, Dalam memahami kepariwisataan, dijumpai berbagai pengertian. - ppt download Analisis Karakterisktik wisatawan dan implikasinya pada pengembangan … Jenis Dan Karakteristik Wisatawan Nusantara Dan Domestik PDF Profil dan Karakteristik Wisatawan Nusantara studi kasus di Yogyakarta Karakteristik - Karakteristik wisatawan berdasarkan usia jenis kelamin dan sosial 1 Aspek Demografik Pada aspek ini,Terlihat jelas bahwa Course Hero Pahami Berbagai Karakter Wisatawan Indonesia Anna Rosanna Lifestyle Blogger Balikpapan Ssst! Begini Lho Karakteristik Wisatawan Tiongkok ANALISIS KARAKTERISTIK WISATAWAN DAN PERSEPSI WISATAWAN MENGENAI FASILITAS WISATA DIKAMPUNG BATU MALAKASARI,KABUPATEN BANDUNG. ANALISIS KARAKTERISTIK WISATAWAN DAN PERSEPSI WISATAWAN MENGENAI FASILITAS WISATA DIKAMPUNG BATU MALAKASARI,KABUPATEN BANDUNG. Karakteristik Wisatawan Korea Selatan - ppt download Karakteristik Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kota Solo Jurnal Kepariwisataan Indonesia Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan Indonesia TEKNIK PELAYANAN WISATAWAN 7 pola karakteristik wisatawan Jepang yang dapat dilihat secara sekilas Berita Jepang Soal pengetahuan industri pariwisata pip uts smk baitul hamdi ganjil ap-1 2012 Karakteristik Wisatawan Muslim Dunia yang Datang ke Indonesia Halaman all - Indonesia Promosi Wisata di Arab Saudi Sesuai Karakteristik Wisatawan Timur Tengah - Top PDF Karakteristik dan Motivasi Wisatawan asia - Pahami Karakter Wisatawan Etnis China dan Perancis Karakteristik Wisatawan Mancanegara - Soal Traveling, Ini 5 Karakter Wisatawan di Indonesia Okezone Travel Anna Rosanna Lifestyle Blogger Balikpapan Ssst! Begini Lho Karakteristik Wisatawan Tiongkok Yang Mempengaruhi Jenis Dan Karakter Wisatawan Adalah - Karakteristik Wisatawan Muslim Dunia yang Datang ke Indonesia Halaman all - Karakteristik Wisatawan Korea Selatan - ppt download PDF Karakteristik Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kota Solo Mengintip Karakter Orang Indonesia saat Berwisata ke Jepang - Mobile PPT - Karakteristik Wisatawan Korea Selatan PowerPoint Presentation, free download - ID6051856 Karakter Wisatawan Indonesia Pilih Fasilitas Ketimbang Tiket Murah - ANALISIS KARAKTERISTIK WISATAWAN TERHADAP KEGIATAN WIASATA DI CIATER SPA RESORT. Ciri Wisatawan Milenial Republika Online Karakteristik Wisatawan Korea Selatan - ppt download Memahami Karakter & Budaya Wisatawan Mancanegara DOC Karakteristik Wisatawan Reggina Afrilliani - Anna Rosanna Lifestyle Blogger Balikpapan Ssst! Begini Lho Karakteristik Wisatawan Tiongkok Seperti Apa Karakter Turis India yang Berlibur ke Indonesia? KARAKTERISTIK WISATAWAN EROPA SERTA PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS KERAKYATAN STUDI KASUS DESA MUNDUK-BALI PUTU DEVI ROSALINA Karakteristik Wisatawan PDF Wisatawan Jerman, Turis Paling Berkelas di Indonesia KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI WISATAWAN BERKUNJUNG KE PANTAI GREEN BOWL, UNGASAN, KUTA SELATAN, BALI PPT - Karakteristik Wisatawan Korea Selatan PowerPoint Presentation, free download - ID6051856 POTENSI WISATA DAN KARAKTERISTIK WISATAWAN AUSTRALIA - Feel in Bali TEKNIK PELAYANAN WISATAWAN PENGENALAN KARAKTERISTIK WISATAWAN wisataedukasi21 ebook kepariwisataan motivasi tujuan perjalanan anyflip-Flip eBook Pages 1 - 33 AnyFlip AnyFlip Karakteristik Wisatawan PDF 7 pola karakteristik wisatawan Jepang yang dapat dilihat secara sekilas Berita Jepang PDF Korespondensi Motivasi Pengunjung dan Karakteristik Desa Wisata Karakteristik Wisatawan - ppt download KARAKTERISTIK WISATAWAN BACKPACKER DAN DAMPAKNYA TERHADAP PARIWISATA KUTA, BALI Tingginya Minat Berwisata para Kaum Milenial! Okezone Travel Karakteristik Wisatawan produk wisata dan Anna Rosanna Lifestyle Blogger Balikpapan Ssst! Begini Lho Karakteristik Wisatawan Tiongkok Analisis Karakterisktik wisatawan dan implikasinya pada pengembangan … PPT - Karakteristik Wisatawan Korea Selatan PowerPoint Presentation, free download - ID6051856 Bahan Ajar PDF Pahami Berbagai Karakter Wisatawan Indonesia KARAKTERISTIK WISATAWAN DAN PEMILIHAN RUTE PERJALANAN WISATA DI KOTA BANDA ACEH DOC Nio pbb Adiyanto Laiskodat - LAPORAN PENELITIAN KARAKTERISTIK WISATAWAN KOREA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI - PDF Free Download Jenis Dan Karakteristik Wisatawan Nusantara Dan Domestik Seperti Apa Karakteristik Turis Asal Myanmar? - Berita Investigasi PERBANDINGAN KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP PRODUK WISATA BERDASARKAN KARAKTERISTIK WISATAWAN DI FARMHOUSE LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT - repository UPI S MRL 1202293 Title Analisis Karakterisktik wisatawan dan implikasinya pada pengembangan … 4 Ciri Khas Turis Indonesia ketika Liburan di Luar Negeri, Mana yang Kamu Banget? - Mobile KARAKTERISTIK DAN PREFERENSI WISATAWAN MANCANEGARA SERTA PRIORITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH SEBAGAI BAHAN ACUAN PENGEMBANGAN INVESTASI DI BALI Jurnal BPPK Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Karakteristik Wisatawan PDF Memahami Karakter & Budaya Wisatawan Mancanegara PDF Analisis Karakteristik Wisatawan Lokal Monumen Nasional DKI Jakarta Karakteristik Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kota Solo Jurnal Kepariwisataan Indonesia Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan Indonesia 5 Alasan Mengapa Wisatawan Asing Senang Berlibur di Indonesia » Tiket2 Indonesia Pembelajaran 3 Berbagai Karakter dan Jenis Wisatawan Domestik dan Mancanegara - Modul Pengantar Pariwisata kelas XI Karakteristik permintaan wisatawan mancanegara di Indonesia dan respon pemerintah = Characteristics of inbound tourism demand in Buku Manajemen Pemasaran Pariwisata Pengembangan Potensi Produk Wisata Perdesaan - Deepublish Shopee Indonesia Anna Rosanna Lifestyle Blogger Balikpapan Ssst! Begini Lho Karakteristik Wisatawan Tiongkok Pengertian Industri Pariwisata, Keunikan, Ciri-ciri dan Karakteristik Industri Pariwisata Analisis Karakteristik, Perilaku, dan Motivasi Perjalanan Wisatawan Asal Sulawesi Utara ke Jakarta Pacu Dunia Pariwisata Direktorat Jenderal Anggaran Berikut yang merupakan ciri-ciri profil wisatawan Jepang adalah​ - Karakteristik Wisatawan Korea Selatan - ppt download PSIKOLOGI Karakteristik Wisatawan Pariwisata Dan Karakteristik Wisatawan Asia Pasific PDF Analisis Karakterisktik wisatawan dan implikasinya pada pengembangan … ANALISIS KARAKTERISTIK WISATAWAN DAN PERSEPSI WISATAWAN MENGENAI FASILITAS WISATA DIKAMPUNG BATU MALAKASARI,KABUPATEN BANDUNG. Materi Mice Final - [PDF Document] Karakteristik Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kota Solo Jurnal Kepariwisataan Indonesia Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan Indonesia

Lalu Apa Saja Kota Tercantik di Jepang. 1. Kinkakuji Temple, Kyoto. Kota tercantik di Jepang pertama adalah Kinkakuji yang merupakan kuil Buddha Zen yang dilapisi emas, situs ajaib dan berkilau di tengah kota Kyoto. Faktanya, kuil ini sangatlah indah sehingga seorang biksu muda berusaha membakarnya di tahun 1950 silam.

Berikut yang merupakan ciri ciri profil wisatawan jepang adalah images are ready. Berikut yang merupakan ciri ciri profil wisatawan jepang adalah are a topic that is being searched for and liked by netizens today. You can Download the Berikut yang merupakan ciri ciri profil wisatawan jepang adalah files here. Find and Download all free photos. If you’re looking for berikut yang merupakan ciri ciri profil wisatawan jepang adalah images information linked to the berikut yang merupakan ciri ciri profil wisatawan jepang adalah interest, you have pay a visit to the ideal site. Our site frequently provides you with suggestions for seeking the highest quality video and picture content, please kindly hunt and locate more informative video articles and images that match your interests. Berikut Yang Merupakan Ciri Ciri Profil Wisatawan Jepang Adalah. Pin By Hub Hp Wa Sewa Baju Adat On Sewa Baju Jawa Tengah Solo Kudus Tegal Pekalongan Beskap Jawa Kebaya Jawa Kebaya From Belajar bahasa arab dasar ilmu shorof pengantar seri 004 Belajar bahasa inggris anak sd dengan lagu Belajar bahasa arab melayu Belajar bahasa english tahun 1 Source Source Source Source Source Source Source Source Source Source Source This site is an open community for users to do submittion their favorite wallpapers on the internet, all images or pictures in this website are for personal wallpaper use only, it is stricly prohibited to use this wallpaper for commercial purposes, if you are the author and find this image is shared without your permission, please kindly raise a DMCA report to Us. If you find this site good, please support us by sharing this posts to your own social media accounts like Facebook, Instagram and so on or you can also bookmark this blog page with the title berikut yang merupakan ciri ciri profil wisatawan jepang adalah by using Ctrl + D for devices a laptop with a Windows operating system or Command + D for laptops with an Apple operating system. If you use a smartphone, you can also use the drawer menu of the browser you are using. Whether it’s a Windows, Mac, iOS or Android operating system, you will still be able to bookmark this website.
Ditempat ini wisatawan dapat menemukan Casino, Hotel, Pusat perbelanjaan dan Universal Studios Singapura yang merupakan wahana atau taman bermain bertemakan film-film Hollywood produksi Universal Studios. Tempat wisata lainnya di Singapura adalah Patung Merlion. Patung Merlion yang merupakan simbol negara Singapura ini berada di pusat kota
commit to user 5. Pengertian Profil Wisatawan Profil wisatawan merupakan karakteristik spesifik dari jenis-jenis wisatawan yang berbeda yang berhubungan erat dengan kebiasaan permintaan dan kebutuhan mereka dalam melakukan perjalanan. Sangat penting untuk mengetahui profil wisatawan dengan tujuan untuk menyediakan kebutuhan perjalanan mereka dan untuk menyusun program promosi yang efektif. Happy Marpaung,2000;39 Ir. Ina Herliana Koswara, dari Pusat Penelitian Kepariwisataan, Institut Teknologi Bandung menyebutkan bahwa untuk keperluan statistik, wisatawan didefinisikan sebagai orang yang melakukan perjalanan lebih dari 24 jam ke tempat di luar tempat tinggalnya untuk waktu kurang dari 12 bulan berturut-turut, untuk maksud selain mencari nafkah tetap. Jika perjalanan yang dilakukan kurang dari 24 jam, maka pelaku perjalanan tersebut disebut ekskursionis. Gambaran mengenai wisatawan biasanya dibedakan berdasarkan karakteristik perjalanannya trip descriptor dan karakteristik wisatawannya tourist descriptor. Juli 2010, Jam WIB Lebih lanjut mengenai hal tersebut dijelaskan sebagai berikut a. Karakteristik Perjalanan Trip Descriptor; Gambaran wisatawan dengan membagi wisatawan ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan jenis perjalanan yang dilakukannya. Secara umum jenis perjalanan dibedakan menjadi perjalanan rekreasi, mengunjungi temankeluarga VFR = visiting friends and relatives, perjalanan bisnis dan kelompok perjalanan lainnya. Lebih lanjut jenis-jenis commit to user perjalanan ini juga dapat dibedakan lagi berdasarkan lama perjalanan, jarak yang ditempuh, waktu melakukan perjalanan tersebut, jenis akomodasi atau transportasi yang digunakan dalam perjalanan, pengorganisasian perjalanan, besar pengeluaran dan lain-lain. Smith,1995;45. Beberapa pengelompokan wisatawan berdasarkan karakteristik perjalanannya dapat dilihat pada tabel 1 berikut. Tabel 1 KARAKTERISTIK PERJALANAN WISATAWAN Karakteristik Pembagian Lama waktu perjalanan 1-3 hari 4-7 hari 8-28 hari 29-91 hari 92-365 hari Jarak yang ditempuh bisa digunakan kilometer mil Dalam kota lokal Luar kota satu propinsi Luar kota lain propinsi Luar negeri Waktu melakukan perjalanan Hari biasa Akhir pekanMinggu Hari liburRaya commit to user Liburan sekolah Akomodasi yang digunakan Komersial Hotel bintangnon bintang Non komersial rumah temansaudarakeluarga Moda Transportasi Udara terjadwalcarter Daratkendaraan pribadiumumcarter Kereta Api Laut cruiseferi Teman perjalanan Sendiri Keluarga Teman sekolah Teman kantor Pengorganisasian perjalanan Sendiri Keluarga Sekolah Kantor Biro perjalanan wisata Sumber Dikutip dari Smith 1995, P2Par 2001 b. Karakteristik Wisatawan Tourist Descriptor Gambaran wisatawan dengan memfokuskan pada wisatawannya, biasanya digambarkan dengan “who, wants, what, why, when, where and how much?”.Untuk menjelaskan hal-hal tersebut digunakan beberapa commit to user karakteristik salah satunya karakteristik Sosio-demografis. Karakteristik sosio-demografis mencoba menjawa b pertanyaan “who wants what”. Pembagian berdasarkan karakteristik ini paling sering dilakukan untuk kepentingan analisis pariwisata, perencanaan dan pemasaran, karena sangat jelas definisinya dan relatif mudah pembagiannya. Yang termasuk dalam karakteristik sosio-demografis diantaranya adalah jenis kelamin, umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, kelas sosial, ukuran keluarga atau jumlah anggota keluarga dan lain-lain yang dielaborasi dari karakteristik tersebut. Smith,1995;49 Beberapa pengklasifikasian lebih lanjut dari karakteristik sosio- demografis dapat dilihat pada tabel 2 berikut. Tabel 2 KARAKTERISTIK SOSIO-DEMOGRAFIS WISATAWAN Karakteristik Pembagian Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Umur 0-14 tahun 15-24 25-44 45-64 65 commit to user Tingkat pendidikan Tidak tamat SD SD SLTP SMU Diploma Sarjana S1 Pasca Sarjana S2, S3 Kegiatan Bekerja PNSpegawai, wiraswasta, profesional dll Tidak bekerja ibu rumah tangga, pelajarmahasiswa Status perkawinan Belum menikah Menikah Cerai Jumlah anggota keluarga dan komposisinya 1 orang Beberapa orang, tanpa anak usia di bawah 17 thn Beberapa orang, dengan anak beberapa anak di bawah 17 thn Tipe keluarga Belum menikah Menikah, belum punya anak Menikah, anak usia 6 tahun Menikah, anak usia 6-17 tahun Menikah, anak usia 18-25 tahun commit to user Menikah, anak usia 25 tahun, masih tinggal dengan orang tua Menikah, anak usia 25 tahun, tidak tinggal dengan orang tua empty nest Sumber Dikutip dari Smith 1995, P2Par 2001 Karakteristik sosio-demografis juga berkaitan satu dengan yang lain secara tidak langsung. Misalnya tingkat pendidikan seseorang dengan pekerjaan dan tingkat pendapatannya, serta usia dengan status perkawinan dan ukuran keluarga. Pembagian wisatawan berdasarkan karakteristik sosio-demografis ini paling nyata kaitannya dengan pola berwisata mereka. Jenis kelamin maupun kelompok umur misalnya berkaitan dengan pilihan jenis wisata yang dilakukan. Jenis pekerjaan seseorang maupun tipe keluarga akan berpengaruh pada waktu luang yang dimiliki orang tersebut, dan lebih lanjut pada “kemampuan”nya berwisata. Selain karakteristik sosio-demografis, karakteristik lain yang biasa digunakan dalam mengelompokkan wisatawan adalah karakteristik geografis, psikografis dan tingkah laku behavior. Karakteristik geografis membagi wisatawan berdasarkan lokasi tempat tinggalnya, biasanya dibedakan menjadi desa-kota, propinsi, maupun negara asalnya. Pembagian ini lebih lanjut dapat pula dikelompokkan berdasarkan ukuran size kota Sementara itu karakteristik psikografis membagi wisatawan ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan kelas sosial, life-style dan commit to user karakteristik personal. Wisatawan dalam kelompok demografis yang sama mungkin memiliki profil psikografis yang sangat berbeda. Beragamnya karakteristik dan latar belakang wisatawan menyebabkan beragamnya keinginan dan kebutuhan mereka akan suatu produk wisata. Pengelompokan-pengelompokan wisatawan dapat memberi informasi mengenai alasan setiap kelompok mengunjungi objek wisata yang berbeda, berapa besar ukuran kelompok tersebut, pola pengeluaran setiap kelompok, “kesetiaannya” terhadap suatu produk wisata tertentu, sensitivitas mereka terhadap perubahan harga produk wisata, serta respon kelompok terhadap berbagai bentuk iklan produk wisata. Lebih lanjut, pengetahuan mengenai wisatawan sangat diperlukan dalam merencanakan produk wisata yang sesuai dengan keinginan kelompok pasar tertentu, termasuk merencanakan strategi pemasaran yang tepat bagi kelompok pasar tersebut. Heri Kusbiyantoro dalam penelitiannya yang berjudul “Profil Wisatawan Di Pura Mangkunegaran” tahun 2008 Menyebutkan wisatawan mancanegara menyukai hal-hal yang mengandung nilai budaya, pemandangan yang indah. Sebagian besar dari mereka menyukai tempat dan fasilitas sanitasi yang bersih. Kunjungan wisatawan didominasi oleh usia menengah disusul wisatawan remaja dan yang terakhir usia lanjut. Untuk kunjungan wisatawan berdasarkan profesi pekerjaan didominasi oleh pekerjaan sebagai wiraswasta. Tujuan kunjungan ke Pura Mangkunegaran paling banyak adalah motif berlibur dan bersenang- senang. Heri Kusbiyantoro,2008;37 commit to user F. Metodologi Penelitian 1.
QB8JIb. 487 459 284 108 206 242 64 131 168

berikut yang merupakan ciri ciri profil wisatawan jepang adalah