Jadiapakah aku kelak? Bagaimana impian dan masa depanku?" Pada kenyataannya memusatkan perhatian kita pada diri sendiri tidak akan pernah menyingkapkan tujuan hidup kita. Bukankah Firman Tuhan mengatakan, "Tuhanlah yang mengatur hidup ciptaan-Nya; kehidupan setiap orang ada dalam kuasa-Nya." 1SILABUS BIMBINGAN DAN KONSELING 1 Nama Sekolah Mata Pelajaran / layanan bersedia mengembangkan keterampilan intelektual untuk menjadi warga masyarakat yang baik Siswa mampu mengenal sekolah secara benar, bersikap terpelajar, dan mampu beradaptasi secara bertanggung jawab, serta menjadi warga sekolah yang baik sebagai bukti pribadi yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia Materi Layanan Indikator / Tujuan Layanan LayananJenis BimbinganBidang LayananFungsi Sekolahku Orientasi Pribadi -Sosial Pemahaman a. Sekolah di SMK Menyadari proses masuk sekolah di SMK sebagai lingkungan hidup yang penting bagi perkembangan diri b. Pengenalan terhadap sekolah Mengenal sekolah sebagai sarana penyesuaian diri untuk mengembangkan aspek intelektual, sikap, dan keterampilan c. Pentingnya telah dikaruniakan dari Tuhan 2Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling 01 A Judul Layanan Bimbingan dan Konseling B Jenis Layanan Orientasi C Bidang Bimbingan Pribadi dan Sosial D Fungsi Layanan Pemahaman E Tujuan Layanan Siswa mampu mengenal sekolah secara benar, bersikap terpelajar, dan mampu beradaptasi secara bertanggung jawab, serta menjadi warga sekolah yang baik sebagai bukti pribadi yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia F Hasil yang Ingin Dicapai a Menyadari proses masuk sekolah di SMK sebagai lingkungan hidup yang penting bagiperkembangan diri b Mengenal sekolah sebagai sarana penyesuaian diri untuk mengembangkan aspek intelektual, sikap, dan keterampilan c Memiliki keseriusan dalam belajar untuk berprestasi yang tinggi sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan yang didasarkan pada iman, rasa takwa, dan akhlak mulia yang telah dikaruniakan dari Tuhan G Sasaran Kegiatan Siswa SMK Kelas X H Materi Layanan Sekolahku a Sekolah di SMK b Pengenalan terhadap sekolah c Pentingnya keseriusan dalam belajar I Tempat Penyelenggaraan Ruang Kelas / Sarana & Prasarana Sekolah / Ruang Bimbingan / Lingkungan Sekolah / Menyesuaikan J Waktu / Tanggal K Semester 1 / Ganjil L Penyelenggara Layanan Guru Pembimbing 3dilibatkan N Alat dan Perlengkapan Data Inventaris Sekolah & Sarana-Prasarana/ Struktur Organisasi Sekolah / Dll menyesuaiakan O Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut  Evaluasi diri / mengisi lembar kerja / latihan / isian yang ada di dalam buku bimbingan  Pendampingan secara umum dan melakukan salah satu atau lebih jenis layanan menyesuaikan Mengetahui, Kepala Sekolah ASEP DARJAT WM, MM Koordinator Pembimbing / Staf Kurikulum SILABUS BIMBINGAN DAN KONSELING 2 Nama Sekolah Mata Pelajaran / layanan SMK PLUS ASSUYUTHIYYAHBimbingan dan Konseling Kelassemest er  Mencapai kematangan dalam beriman dan bertakwakepada Tuhan YME dengan bersyukur bersekolah di lemaga yang tertib dan disiplin  Mencapai kematangan dalam gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan intelektual sehingga menjadi warga masyarakat yang baik, yaitu masyarakat sekolah  Mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai yang tergambar dalam sosok pelajar yang melaksanakan tatatertib sekolah 4bertakwa, dan berakhlak mulia, mandiri, dan memiliki kesadaran yang tinggi. Materi Layanan Indikator / Tujuan Layanan LayanaJenis n Bidang Bimbingan LayananFungsi Tata tertib Sekolah Orientasi Pribadi-Sosial -Pemahama n -Pencegaha n a. Untuk apa ada tata tertib? Menyadari arti penting tata tertib dalam kehidupan sehari-hari sehingga terhindar dari perilaku yang tidak dikehendaki oleh aturan yang berlaku b. Tata tertib di sekolah Melaksanakan tata tertib yang berlaku di sekolah sehingga dapat mendukung proses pembelajaran dan berperilaku yang terpuji sebagai anggota masyarakat sekolah c. Hak dan kewajiban siswa Melaksanakan hak dan kewajiban sebagai siswa di sekolahsehingga terjadi keseimbangan dalam dan hubungan timbal balik yang menguntungkan antara siswa dan sekolah Alokasi Waktu dan Sumber Belajar, serta aspek lainnya dapat ditambahkan sendiri oleh guru pembimbing dan dikembangkan lagi dalam Rencana Pelaksanaan Layanan Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling 02 A Judul Layanan Bimbingan dan Konseling B Jenis Layanan Orientasi 5D Fungsi Layanan Pemahaman dan Pencegahan E Tujuan Layanan Siswa mampu mengenal dan bersedia melaksanakan tata tertib sekolah yang berlaku secara benar dan bertanggungjawab sehingga tercapai keseimbangan yang dibutuhkan untuk mendukung keberhasilan proses pembelajaran sebagai bukti pribadi yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia, mandiri, dan memiliki kesadaran yang tinggi F Hasil yang Ingin Dicapai a yang tidak dikehendaki oleh aturan yang berlaku Menyadari arti penting tata tertib dalam kehidupan sehari-hari sehingga terhindar dari perilaku b Melaksanakan tata tertib yang berlaku di sekolah sehingga dapat mendukung proses pembelajaran dan berperilaku yang terpuji sebagai anggota masyarakat sekolah c Melaksanakan hak dan kewajiban sebagai siswa di sekolah sehingga terjadi keseimbangan dalam dan hubungan timbal balik yang menguntungkan antara siswa dan sekolah G Sasaran Kegiatan Siswa SMK Kelas X H Materi Layanan Tatatertib Sekolah a Untuk apa ada tata tertib? b Tata tertib di sekolah c Hak dan kewajiban siswa I Tempat Penyelenggaraan Ruang Kelas / Sarana & Prasarana Sekolah / Ruang Bimbingan / Lingkungan Sekolah / Menyesuaikan J Waktu / Tanggal K Semester 1 / Ganjil L Penyelenggara Layanan Guru Pembimbing M Pihak yang dilibatkan Staf Sekolah / Guru & Karyawan / Pembina OSIS / Petugas Keamanan / Dll Menyesuaikan N Alat dan Perlengkapan Tatatertib Sekolah/ Tatatertib Penggunaan Sarana – Prasarana Sekolah / Dll menyesuaiakan O Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut  Evaluasi diri / mengisi lembar kerja / latihan / isian yang ada di dalam buku bimbingan  Pendampingan secara umum dan melakukan salah satu atau lebih jenis layanan menyesuaikan Mengetahui, Kepala Sekolah ASEP DARJAT WM, MM Koordinator Pembimbing / Staf Kurikulum ……… Cianjur, …. 6……… ……… SILABUS BIMBINGAN DAN KONSELING 3 Nama Sekolah Mata Pelajaran / layanan SMK PLUS ASSUYUTHIYYAHBimbingan dan Konseling Kelassemest er X sepuluh 1 / Ganjil Standar Kompetensi / Tugas Perkembangan Kompetensi Dasar Mencapai kematangan dalam peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia dengan cara menyadari diri sebagai makhluk ciptaan Tuhan mengenal diri, tahu akan tujuan hidup dan mempersiapkan masa depan Siswa mampu memahami diri dalam hal pengenalan diri, maksud dan tujuan hidup, serta meniti diri untuk kehidupan yang akan datang sehingga mencapai kematangan dalam gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, intelektual, dan ekonomi Materi Layanan Indikator / Tujuan Layanan Jenis Layanan BimbinganBidang LayananFungsi Pemahaman diri - Informasi - Bimbingan kelompok Pribadi-Sosial Pemahaman a. Siapakah aku ini? Mengenal diri sehingga dapat bersikap secara tepat dalam kehidupan sehari-hari b. Untuk apa aku lahir dan hidup? Mengetahui tujuan hidup dari masa kecil, remaja, dan dewasa sehingga menyadari akan pentingnya mengisi kehidupan dengan hal-hal bermanfaat dan bijaksana c. Menjadi apakah aku 7Alokasi Waktu dan Sumber Belajar, serta aspek lainnya dapat ditambahkan sendiri oleh guru pembimbing dan dikembangkan lagi dalam Rencana Pelaksanaan Layanan Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling 03 A Judul Layanan Bimbigan dan Konseling B Jenis Layanan Informasi dan Bimbingan Kelompok C Bidang Bimbingan Pribadi dan Sosial D Fungsi Layanan Pemahaman E Tujuan Layanan Siswa mampu memahami diri dalam hal pengenalan diri, maksud dan tujuan hidup, serta meniti diri untuk kehidupan yang akan datang sehingga mencapai kematangan dalam gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, intelektual, dan ekonomi F Hasil yang Ingin Dicapai a Mengenal diri sehingga dapat bersikap secara tepat dalam kehidupan sehari-hari b Mengetahui tujuan hidup dari masa kecil, remaja, dan dewasa sehingga menyadari akan pentingnya mengisi kehidupan dengan hal-hal bermanfaat dan bijaksana c Mempersiapkan diri menyongsong masa depan dengan motivasi dan langkah-langkah yang tepat sehingga mencapai harapan yang diinginkan G Sasaran Kegiatan Siswa SMK Kelas X H Materi Layanan Pemahaman diri a. Siapakah aku ini? b. Untuk apa aku lahir dan hidup? c. Menjadi apakah aku nanti? I Tempat Penyelenggaraan Ruang Kelas / Sarana & Prasarana Sekolah / Ruang Bimbingan / Lingkungan Sekolah / Menyesuaikan J Waktu / Tanggal K Semester 1 / Ganjil L Penyelenggara 8M Pihak yang dilibatkan Staf Sekolah / Guru & Karyawan / Pembina OSIS / Menyesuaikan N Alat dan Perlengkapan Gambar & tayangan yang menggambarkan tentang “Siapa Aku“ / Dll menyesuaiakan O Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut  Evaluasi diri / mengisi lembar kerja / latihan / isian yang ada di dalam buku bimbingan  Pendampingan secara umum dan melakukan salah satu atau lebih jenis layanan menyesuaikan Mengetahui, Kepala Sekolah ASEP DARJAT WM, MM Koordinator Pembimbing / Staf Kurikulum SILABUS BIMBINGAN DAN KONSELING 4 Nama Sekolah Mata Pelajaran / layanan SMK PLUS ASSUYUTHIYYAHBimbingan dan Konseling Kelassemest er kelebihan dan keunggulan dalam kecerdasan Siswa mampu mengenal berbagai macam kecerdasan manusia dan memahami kecerdasan dirinya yang telah diberikan dari Tuhan YME secara cuma-cuma, serta menerapkannya secara bertanggungjawab sebagai bukti manusia yang beriman , bertakwa, dan berakhlak mulia Materi Layanan Indikator / Tujuan Layanan Jenis Layanan BimbingaBidang 9Mengenal 8 kecerdasan Manusia - Informasi - Bimbingan kelompok Pribadi-Sosial - Pemahaman - Pemeliharaan & Pengembangan a. Anugerah gratis Bersyukur atas anugerah kecerdasan secara gratis dari Tuhan, memanfaatkan & mengembangkan secara seimbang dan bertanggungjawab agar hidup menjadi lebih bermakna b. Aneka macam kecerdasan manusia Mengenal aneka macam kecerdasan manusia pada umumnya dan kecerdasan diri pada khusunya sehingga dapat mengembangkannya untuk membantu kehidupannya menjadi lebih baik c. Mau memahami perbedaan kecerdasan Menerima dan menghargai perbedaan kecerdasan antar manusia, serta memanfaatkan perbedaan itu untuk saling melengkapi sehingga tercipta suasana kehidupan yang harmonis Alokasi Waktu dan Sumber Belajar, serta aspek lainnya dapat ditambahkan sendiri oleh guru pembimbing dan dikembangkan lagi dalam Rencana Pelaksanaan Layanan Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling 04 A Judul Layanan Bimbingan dan Konseling B Jenis Layanan Informasi dan Bimbingan Kelompok C Bidang Bimbingan Pribadi dan Sosial D Fungsi Layanan Pemahaman dan Pemeliharaan – Pengembangan 10yang telah diberikan dari Tuhan YME secara cuma-cuma, serta menerapkannya secara bertanggungjawab sebagai bukti manusia yang beriman , bertakwa, dan berakhlak mulia F Hasil yang Ingin Dicapai a Bersyukur atas anugerah kecerdasan secara gratis dari Tuhan, memanfaatkan & mengembangkansecara seimbang dan bertanggungjawab agar hidup menjadi lebih bermakna b Mengenal aneka macam kecerdasan manusia pada umumnya dan kecerdasan diri pada khusunya sehingga dapat mengembangkannya untuk membantu kehidupannya menjadi lebih baik c Menerima dan menghargai perbedaan kecerdasan antar manusia, serta memanfaatkan perbedaan itu untuk saling melengkapi sehingga tercipta suasana kehidupan yang harmonis G Sasaran Kegiatan Siswa SMK Kelas X H Materi Layanan Mengenal 8 kecerdasan Manusia a. Anugerah gratis b. Aneka macam kecerdasan manusia c. Mau memahami perbedaan kecerdasan I Tempat Penyelenggaraan Ruang Kelas / Sarana & Prasarana Sekolah / Ruang Bimbingan / Lingkungan Sekolah / Menyesuaikan J Waktu / Tanggal K Semester 1 / Ganjil L Penyelenggara Layanan Guru Pembimbing M Pihak yang dilibatkan Beberapa siswa yang memiliki kecerdasan tertentu / Menyesuaikan N Alat dan Perlengkapan Biografi – Otobiografi Tokoh dengan Kecerdasan Tertentu / Dll menyesuaiakan O Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut  Evaluasi diri / mengisi lembar kerja / latihan / isian yang ada di dalam buku bimbingan  Pendampingan secara umum dan melakukan salah satu atau lebih jenis layanan menyesuaikan Mengetahui, Kepala Sekolah ASEP DARJAT WM, MM Koordinator Pembimbing / Staf Kurikulum ……… Cianjur, …. ……… 2013 Guru Pembimbing 11SILABUS BIMBINGAN DAN KONSELING 5 Nama Sekolah Mata Pelajaran / layanan SMK PLUS ASSUYUTHIYYAHBimbingan dan Konseling Kelassemest er menjadi pribadi yang bermutu  Mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai dengan cara mengenal dan menggambarkan diri sebagai pribadi yang positif  Bertingkahlaku yang dapat diterima oleh masyarakat yaitu sebagai pribadi yang memiliki konsep diri positif Siswa mampu menggambarkan diri secara positip sehingga dapat mencapai berbagai kemandirian yang dibutuhkan dalam hidupnya berdasarkan sietem nilai dan etika yang berlaku sehingga tingkahlakukanya dapat diterima oleh masyarakat Materi Layanan Indikator / Tujuan Layanan Jenis Layanan BidangBimbinga Fungsi Layanan Konsep diri Menilai diri secara positip sebagai remaja agar hidupnya menjadi semakin bermakna b. Pengertian dan macam-macam konsep diri Memahami berbagai pengertian dan macam-macam konsep diri sehingga dapat bersikap dengan tepat untuk menetapkan konsep dirinya dan mampu menerapkan dalam hidup sehari-hari c. Faktor - faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri Mengenal faktor-faktor yang 12d. Pengaruh konsep diri terhadap komunikasi Mengetahui pengaruh konsep diriterhadap komunikasi sehingga dapat berkomunikasi secara efektif dalam kehidupan sehari-hari e. Usaha-usaha untuk mengembangkan konsep diri remaja Mengenal usaha-usaha untuk mengembangkan konsep diri remaja sehingga berupaya untuk berkembang menuju kematangan dan kedewasaan diri Alokasi Waktu dan Sumber Belajar, serta aspek lainnya dapat ditambahkan sendiri oleh guru pembimbing dan dikembangkan lagi dalam Rencana Pelaksanaan Layanan Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling 05 A Judul Layanan Bimbingan dan Konseling B Jenis Layanan Informasi dan Bimbingan Kelompok C Bidang Bimbingan Pribadi dan Sosial D Fungsi Layanan Pemahaman, Pemeliharaan dan Pengembangan E Tujuan Layanan Siswa mampu menggambarkan diri secara positip sehingga dapat mencapai berbagai kemandirian yang dibutuhkan dalam hidupnya berdasarkan sietem nilai dan etika yang berlaku sehingga tingkahlakukanya dapat diterima oleh masyarakat F Hasil yang Ingin Dicapai a Menilai diri secara positip sebagai remaja agar hidupnya menjadi semakin bermakna b Memahami berbagai pengertian dan macam-macam konsep diri sehingga dapat bersikap dengan tepat untuk menetapkan konsep dirinya dan mampu menerapkan dalam hidup sehari-hari c Mengenal faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri sehingga dapat mengevaluasi perkembangan dirinya dan dapat memperbaiki terhadap kekurang diri yang ada d Mengetahui pengaruh konsep diri terhadap komunikasi sehingga dapat berkomunikasi secara efektif dalam kehidupan sehari-hari e Mengenal usaha-usaha untuk mengembangkan konsep diri remaja sehingga berupaya untuk berkembang menuju kematangan dan kedewasaan diri 13H Materi Layanan Konsep diri remaja a. Konsep diri dan remaja b Pengertian dan macam-macam konsep diri c. Faktor - faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri d. Pengaruh konsep diri terhadap komunikasi e. Usaha-usaha untuk mengembangkan konsep diri remaja I Tempat Penyelenggaraan Ruang Kelas / Sarana & Prasarana Sekolah / Ruang Bimbingan / Lingkungan Sekolah / Menyesuaikan J Waktu / Tanggal K Semester 1 / Ganjil L Penyelenggara Layanan Guru Pembimbing M Pihak yang dilibatkan Salah satu guru - siswa yang menonjol dalam aspek konsep dirinya / Menyesuaikan N Alat dan Perlengkapan Film / gambar / kisah tokoh-tokoh khusus / Dll menyesuaiakan O Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut  Evaluasi diri / mengisi lembar kerja / latihan / isian yang ada di dalam buku bimbingan  Pendampingan secara umum dan melakukan salah satu atau lebih jenis layanan menyesuaikan SILABUS BIMBINGAN DAN KONSELING 6 Nama Sekolah Mata Pelajaran / layanan SMK PLUS ASSUYUTHIYYAHBimbingan dan Konseling Kelassemest er emosional, sosial, intelektual, dan ekonomi dengan cara menjadi pribadi yang memiliki motivasi yang kuat untuk berprestasi  Mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai sehingga terdorong untuk menjadi pribadi yang sukses 14Materi Layanan Indikator / Tujuan Layanan Jenis Layanan BidangBimbingan FungsiLayanan Motivasi dasar prestasi - Informasi - Konseling kelompok Pribadi-Sosial -Pemahama n -Pencegaha nn a. Pentingnya motivasi Memahami arti penting motivasi untuk melakukansesuatu, terutama belajar b. Faktor - faktor yang mempengaruhi motivasi belajar Mengenal berbagai faktor yang berpengaruh terhadap motivasi belajar untuk dijadikan alat evaluasi diri dalam hal belajar dan peningkatan prestasi belajar c. Cara mempertahankan motivasi belajar Mengetahui berbagai cara untuk mempertahankan motivasi belajar sehingga dapat meningkatkan upaya untuk mempelajari berbagai hal yang sesuai dengan sistem etika dan tata nilai yang berlaku d. Kategori motivasi belajar Mengenal kategori motivasi belajar untuk dijadikanalat evaluasi diri dalam hal belajar dan peningkatan prestasi belajar e. Dua pola belajar Memilih secara sadar tentang pola belajar yang akan dilaksanakannya untuk meraih keberhasilan / prestasi belajar 15Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling 06 A Judul Layanan Bimbingan dan Konseling B Jenis Layanan Informasi, Konseling Kelompok C Bidang Bimbingan Pribadi dan Sosial D Fungsi Layanan Pemahaman, Pencegahan E Tujuan Layanan Siswa mampu memotivasi diri untuk belajar sehingga berhasil dan berprestasi dalam hidupnya F Hasil yang Ingin Dicapai a Memahami arti penting motivasi untuk melakukan sesuatu, terutama belajar b Mengenal berbagai faktor yang berpengaruh terhadap motivasi belajar untuk dijadikan alat evaluasi diri dalam hal belajar dan peningkatan prestasi belajar c Mengetahui berbagai cara untuk mempertahankan motivasi belajar sehingga dapat meningkatkan upaya untuk mempelajari berbagai hal yang sesuai dengan sistem etika dan tata nilai yang berlaku d Mengenal kategori motivasi belajar untuk dijadikan alat evaluasi diri dalam hal belajar dan peningkatan prestasi belajar e Memilih secara sadar tentang pola belajar yang akan dilaksanakannya untuk meraih keberhasilan / prestasi belajar G Sasaran Kegiatan Siswa SMK Kelas X H Materi Layanan Motivasi dasar prestasi a. Pentingnya motivasi b. Faktor - faktor yang mempengaruhi motivasi belajar c. Cara mempertahankan motivasi belajar d. Kategori motivasi belajar e. Dua pola belajar I Tempat Penyelenggaraan Ruang Kelas / Sarana & Prasarana Sekolah / Ruang Bimbingan / Lingkungan Sekolah / Menyesuaikan J Waktu / Tanggal K Semester 1 / Ganjil L Penyelenggara Layanan Guru Pembimbin M Pihak yang dilibatkan Menyesuaikan N Alat dan Perlengkapan Biografi – Otobiografi Tokoh Khusus / Dll menyesuaiakan O Rencana Penilaian 16Mengetahui, Kepala Sekolah ASEP DARJAT WM, MM Koordinator Pembimbing / Staf Kurikulum SILABUS BIMBINGAN DAN KONSELING 7 Nama Sekolah Mata Pelajaran / layanan SMK PLUS ASSUYUTHIYYAHBimbingan dan Konseling Kelassemest er  Mencapai kematangan dalam hal hubungan antar teman sebaya dan perannya sebagai pria dan wanita sehingga terjalin komunikasi yang saling menguntungkan  Mencapai kematangan dalam bertingkah laku yang dapat diterima oleh masyarakat kemampuan diri dan sarana komunikasi yang berkembang di masyarakat sehingga memberi makna yang bermanfaat bagi hidupnya Materi Layanan Indikator / Tujuan Layanan Jenis Layanan BidangBimbingan FungsiLayanan 17a. Pengertian komunikasi Mengerti arti penting berkomunikasi bersama orang lain sebagai kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari b. Kepada siapa kita berkomunikasi? Mengerti tentang sasaran berkomunikasisehingga dapat mengambil makna yang bermanfaat bagi lingkungan hidupnya c. Komunikasi antar pribadi Melaksanakan komunikasi antar pribadi sehingga terjalin hubungan sampai pada tahap yang lebih berkualitas d. Komunikasi yang efektif Melaksanakan komunikasi yang efektif dengan menggunakan kemampuan diri dan sarana penunjang yang ada sehingga mendapatkan manfaat yang diinginkan Alokasi Waktu dan Sumber Belajar, serta aspek lainnya dapat ditambahkan sendiri oleh guru pembimbing dan dikembangkan lagi dalam Rencana Pelaksanaan Layanan Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling 07 A Judul Layanan Bimbingan dan Konseling B Jenis Layanan Informasi, Bimbingan Kelompok C Bidang Bimbingan Pribadi dan Sosial D Fungsi Layanan Pemahaman, Pencegahan E Tujuan Layanan Siswa mampu berkomunikasi secara efektif kepada sesamanya dengan menggunakan kemampuan diri dan sarana komunikasi yang berkembang di masyarakat sehingga memberi makna yang bermanfaat bagi hidupnya F Hasil yang Ingin Dicapai a Mengerti arti penting berkomunikasi bersama orang lain sebagai kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari 18lingkungan hidupnya c Melaksanakan komunikasi antar pribadi sehingga terjalin hubungan sampai pada tahap yang lebih berkualitas d Melaksanakan komunikasi yang efektif dengan menggunakan kemampuan diri dan sarana penunjang yang ada sehingga mendapatkan manfaat yang diinginkan G Sasaran Kegiatan Siswa SMK Kelas X H Materi Layanan Komunikasi dan hubungan antar pribadi a. Pengertian komunikasi b. Kepada siapa kita berkomunikasi? c. Komunikasi antar pribadi d. Komunikasi yang efektif I Tempat Penyelenggaraan Ruang Kelas / Sarana & Prasarana Sekolah / Ruang Bimbingan / Lingkungan Sekolah / Menyesuaikan J Waktu / Tanggal K Semester 1 / Ganjil L Penyelenggara Layanan Guru Pembimbing M Pihak yang dilibatkan Menyesuaikan N Alat dan Perlengkapan Data Inventaris Sekolah & Sarana-Prasarana/ Struktur Organisasi Sekolah / Dll menyesuaiakan O Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut  Evaluasi diri / mengisi lembar kerja / latihan / isian yang ada di dalam buku bimbingan  Pendampingan secara umum dan melakukan salah satu atau lebih jenis layanan menyesuaikan Mengetahui, Kepala Sekolah ASEP DARJAT WM, MM Koordinator Pembimbing / Staf Kurikulum ……… Cianjur, …. ……… 2013 Guru Pembimbing ……… ……… 19Nama Sekolah Mata Pelajaran / layanan menjadi pribadi yang memiliki akhlak mulia / mendasarkan diri pada nilai-nilai kehidupan  Mencapai kematangan dlm sistem etika dan nilai dengan cara menghayati hidup keseharian yang berdasarkan nilai-nilai kehidupan  Mencapai kematangan agar dapat bertingkah laku yg dapat diterima oleh masyarakat dengan cara menerapkan nilai-nilai kehidupan Siswa mampu mengenal dan melaksanakan nilai-nilai kehidupan dalam pergaulan hidup sehari-hari Materi Layanan Indikator / Tujuan Layanan Jenis Layanan BimbingaBidang n Fungsi Layanan a. Pengertian nilai kehidupan Memahami arti nilai kehidupan yang selayaknya dimiliki oleh manusia b. Kategori dan aspek nilai Menentukan beberapa nilai kehidupanutama yang dianggap paling penting dalam hidup sehari-hari c. Beberapa contoh nilai-nilai kehidupan 20Alokasi Waktu dan Sumber Belajar, serta aspek lainnya dapat ditambahkan sendiri oleh guru pembimbing dan dikembangkan lagi dalam Rencana Pelaksanaan Layanan Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling 08 A Judul Layanan Bimbingan dan Konseling B Jenis Layanan Informasi, Bimbingan Kelompok C Bidang Bimbingan Pribadi dan Sosial D Fungsi Layanan Pemahaman, Pemeliharaan dan Pengembangan E Tujuan Layanan Siswa mampu mengenal dan melaksanakan nilai-nilai kehidupan dalam pergaulan hidup sehari-hari F Hasil yang Ingin Dicapai a. Memahami arti nilai kehidupan yang selayaknya dimiliki oleh manusia b. Menentukan beberapa nilai kehidupan utama yang dianggap paling penting dalam hidup sehari-hari c. Memahami nilai-nilai kehidupan yang ada di tengah masyarakat dan menghargai perbedaan pemilihan nilai kehidupan G Sasaran Kegiatan Siswa SMK Kelas X H Materi Layanan Nilai-nilai kehidupan a. Pengertian nilai kehidupan b. Kategori dan aspek nilai c. Beberapa contoh nilai-nilai kehidupan I Tempat Penyelenggaraan Ruang Kelas / Sarana & Prasarana Sekolah / Ruang Bimbingan / Lingkungan Sekolah / Menyesuaikan J Waktu / Tanggal K Semester 2 / Genap L Penyelenggara Layanan Guru Pembimbing M Pihak yang dilibatkan Perwakilan Orangtua / Dll Menyesuaikan N Alat dan 21O Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut - Evaluasi diri / mengisi lembar kerja / latihan / isian yang ada di dalam buku bimbingan- Pendampingan secara umum dan melakukan salah satu atau lebih jenis layanan menyesuaikan Mengetahui, Kepala Sekolah ASEP DARJAT WM, MM Koordinator Pembimbing / Staf Kurikulum ……… Cianjur, …. ……… 2013 Guru Pembimbing ……… ……… SILABUS BIMBINGAN DAN KONSELING 9 Nama Sekolah Mata Pelajaran / layanan SMK PLUS ASSUYUTHIYYAHBimbingan dan Konseling Kelassemest er X sepuluh 2 / Genap Standar Kompetensi / Tugas Perkembangan Kompetensi Dasar  Mencapai kematangan dalam hal gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, intelektual, dan ekonomi dengan cara memahami diri secara psikologis  Mencapai kematangan dalam hubungandan perannya antar teman sebaya baik pria maupun wanita sehingga terjalan saling pengertian dan pemahaman dalam masa pertumbuhan /perkembangan remaja 22Materi Layanan Indikator / Tujuan Layanan Jenis Layanan BimbinganBidang LayananFungsi Psikologi Remaja - Informasi- Bimbingan Kelompok Pribadi-Sosial - Pemahama n - Pencegaha n a. Masa remaja Mengenal diri sebagai pribadi dalam masa remaja sehingga dapat bersikap dengan tepat terhadap dirinya sendiri b. Perubahan yang terjadi pada masa remaja Memahami perubahan yang terjadi pada diri dalam masa remaja sehingga dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut c. Tahap-tahap masa remaja Memahami tahap-tahap pertumbuhan danperkembangan pada masa remaja sehingga dapat beraktivitas sesuai dengan tahap-tahap masa remaja d. Kebutuhan psikologis dan Tugas Perkembangan Remaja Memahami kebutuhan psikologis diri sendiri dan tugas perkembangan yang perlu diujudkan pada masa remaja sehingga siap memasuki masa berikutnya e. Masa transisi dan adaptasi Bersikap dengan bijak selama masa transisi danadaptasi dalam masa remaja sehingga dapat mengatasi masalah yang mungkin terjadi f. Ada pesan dan harapan Mau mendengarkan dengan sungguh-sungguh pesan dan harapan dari berbagai pihak bagi kaum remaja demi kebaikan hidupnya Alokasi Waktu dan Sumber Belajar, serta aspek lainnya dapat ditambahkan sendiri oleh guru pembimbing dan dikembangkan lagi dalam Rencana Pelaksanaan Layanan Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling 09 A Judul Layanan Bimbingan dan Konseling 23C Bidang Bimbingan Pribadi dan Sosial D Fungsi Layanan Pemahaman, Pencegahan E Tujuan Layanan Siswa mampu memahami dan mengenal dirinya berdasarkan aspek kejiwaan yang terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan dirinya F Hasil yang Ingin Dicapai a Mengenal diri sebagai pribadi dalam masa remaja sehingga dapat bersikap dengan tepat terhadapdirinya sendiri b Memahami perubahan yang terjadi pada diri dalam masa remaja sehingga dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut c Memahami tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja sehingga dapat beraktivitas sesuai dengan tahap-tahap masa remaja d Memahami kebutuhan psikologis diri sendiri dan tugas perkembangan yang perlu diujudkan pada masa remaja sehingga siap memasuki masa berikutnya e Bersikap dengan bijak selama masa transisi dan adaptasi dalam masa remaja sehingga dapat mengatasi masalah yang mungkin terjadi f Mau mendengarkan dengan sungguh-sungguh pesan dan harapan dari berbagai pihak bagi kaum remaja demi kebaikan hidupnya G Sasaran Kegiatan Siswa SMK Kelas X H Materi Layanan Psikologi Remaja a. Masa remaja b. Perubahan yang terjadi pada masa remaja c. Tahap-tahap masa remaja d. Kebutuhan psikologis dan Tugas Perkembangan Remaja e. Masa transisi dan adaptasi f. Ada pesan dan harapan I Tempat Penyelenggaraan Ruang Kelas / Sarana & Prasarana Sekolah / Ruang Bimbingan / Lingkungan Sekolah / Menyesuaikan J Waktu / Tanggal K Semester 2 / Genap L Penyelenggara Layanan Guru Pembimbing M Pihak yang dilibatkan Psikolog / Perwakilan Orangtua / Dll Menyesuaikan N Alat dan Perlengkapan Gambar atau tayangan tentang pertumbuhan/perkembangan remaja / Dll menyesuaiakan O Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut - Evaluasi diri / mengisi lembar kerja / latihan / isian yang ada di dalam buku bimbingan 24SILABUS BIMBINGAN DAN KONSELING 10 Nama Sekolah Mata Pelajaran / layanan SMK PLUS ASSUYUTHIYYAHBimbingan dan Konseling Kelassemest er X sepuluh 2 / Ganjil Standar Kompetensi / Tugas Perkembangan Kompetensi Dasar  Mencapai kematangan dalam penguasaan ilmu, teknologi dan seni sesuai dengan program kurikulum, persiapan karir, dan kelanjutan studi dengan persiapan yang memadai yaitu dengan belajar yang bebas dari persoalan  Mencapai kematangan dalam gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, intelektual dan ekonomi dengan cara mampu mengatasi kesulitan belajar yang dialami  Mencapai kematangan dalam hal bertingkahlaku yang dapat diterima oleh masyarakat yaitu menjadi pribadi remaja pembelajar yang efektif memecahkan masalah belajarnya sendiri Siswa mampu mengatasi kesulitan belajar yang dialami sehingga prestasi belajar dapat dipertahankan dan dikembangkan Materi Layanan Indikator / Tujuan Layanan Jenis Layanan BidangBimbingan FungsiLayanan Sulit belajar? - Informasi- Bimbingan Kelompok Pribadi-Sosial Pemaham an Pencegah an a. Gejala kesulitan belajar Mengenal gejala kesulitan belajar untukmengantisipasi kesulitan belajar yang mungkin tejadi b. Faktor – faktor yang menyebabkan 25kesulitan belajar untuk mengatasinya c. Langkah mengatasi kesulitan belajar Melaksanakan langkah-langkah mengatasikesulitan belajar bila benar-benar mengalami kesulitan belajar d. ndikator pemecahan masalah Mengenal indikator pemecahan masalah dalam mengatasi kesulitan belajar sehingga permasalahan belajar sungguh-sungguh dapat diatasi Alokasi Waktu dan Sumber Belajar, serta aspek lainnya dapat ditambahkan sendiri oleh guru pembimbing dan dikembangkan lagi dalam Rencana Pelaksanaan Layanan Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling 10 A Judul Layanan Bimbingan dan Konseling B Jenis Layanan Informasi, Bimbingan Kelompok C Bidang Bimbingan Pribadi dan Sosial D Fungsi Layanan Pemahaman, Pencegahan E Tujuan Layanan Siswa mampu mengatasi kesulitan belajar yang dialami sehingga prestasi belajar dapat dipertahankan dan dikembangkan F Hasil yang Ingin Dicapai a. Mengenal gejala kesulitan belajar untuk mengantisipasi kesulitan belajar yang mungkin tejadi b. Mengenal faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar sehingga dapat diantisipasi untuk mengatasinya c. Melaksanakan langkah-langkah mengatasi kesulitan belajar bila benar-benar mengalami kesulitan belajar d. Mengenal indikator pemecahan masalah dalam mengatasi kesulitan belajar sehingga permasalahan belajar sungguh-sungguh dapat diatasi G Sasaran Kegiatan Siswa SMK Kelas X H Materi Layanan Sulit belajar? 26b. Faktor – faktor yang menyebabkan kesulitan belajar c. Langkah mengatasi kesulitan belajar d. Indikator pemecahan masalah I Tempat Penyelenggaraan Ruang Kelas / Sarana & Prasarana Sekolah / Ruang Bimbingan / Lingkungan Sekolah / Menyesuaikan J Waktu / Tanggal K Semester 2 / Genap L Penyelenggara Layanan Guru Pembimbing M Pihak yang dilibatkan Guru Mata pelajaran tertentu / Siswa Berprestasi / Dll Menyesuaikan N Alat dan Perlengkapan Data Prestasi Siswa / Dll menyesuaiakan O Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut - Evaluasi diri / mengisi lembar kerja / latihan / isian yang ada di dalam buku bimbingan- Pendampingan secara umum dan melakukan salah satu atau lebih jenis layanan menyesuaikan Mengetahui, Kepala Sekolah ASEP DARJAT WM, MM Koordinator Pembimbing / Staf Kurikulum ……… Cianjur, …. ……… 2013 Guru Pembimbing ……… ……… SILABUS BIMBINGAN DAN KONSELING 11 Nama Sekolah Mata Pelajaran / layanan SMK PLUS ASSUYUTHIYYAH Bimbingan dan Konseling Kelas semest er X sepuluh 27Ganjil perguruan tinggi terlebih dahulu  Mencapai kematangan dalam pemilihan karir dengan cara mengenal lebih awal perguruan tinggi yang kelak akan dijadikan tempat kuliah Siswa mampu mengenal perguruan tinggi sebagai antisipasi untuk studi lanjut dan pilihan karir yang kelak akan dipilih untuk dimasuki setelah luluis SMK Materi Layanan Indikator / Tujuan Layanan Jenis Bimbingan Bidang Bimbingan Fungsi Bimbingan Mengenal Perguruan Tinggi penjurusan, studi lanjut dan pilihan karir b. Bentuk Perguruan Tinggi di Indonesia Mengenal perguruan tinggi di Indonesia baik negeri atau swasta jika kelak akan melanjutkan kuliah di dalam negeri c. Status kepemilikan Perguruan Tinggi di Indonesia Memahami status kepemilikan perguruan tinggi di Indonesia sehingga sudah mulai dipertimbangkan pemilihan perguruan tinggi nanti d. Nama program di perguruan tinggi Mengenal nama-nama program di perguruan tinggi sehingga semakin membantu dalam pemilihan program yang sesuai dengan cita-cita / pilihan karir e. Apabila ingin kuliah di luar negeri 28Alokasi Waktu dan Sumber Belajar, serta aspek lainnya dapat ditambahkan sendiri oleh guru pembimbing dan dikembangkan lagi dalam Rencana Pelaksanaan Layanan Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling 11 A Judul Layanan Bimbingan dan Konseling B Jenis Layanan Informasi, Bimbingan Kelompok C Bidang Bimbingan Pribadi dan Sosial D Fungsi Layanan Pemahaman E Tujuan Layanan Siswa mampu mengenal perguruan tinggi sebagai antisipasi untuk studi lanjut dan pilihan karir yang kelak akan dipilih untuk dimasuki setelah luluis SMA F Hasil yang Ingin Dicapai a. Memahami sejak awal perguruan tinggi yang ada sebagai langkah antisipasi untuk penjurusan, studilanjut dan pilihan karir b. Mengenal perguruan tinggi di Indonesia baik negeri atau swasta jika kelak akan melanjutkan kuliah di dalam negeri c Memahami status kepemilikan perguruan tinggi di Indonesia sehingga sudah mulai dipertimbangkan pemilihan perguruan tinggi nanti d .Mengenal nama-nama program di perguruan tinggi sehingga semakin membantu dalam pemilihan program yang sesuai dengan cita-cita / pilihan karir e. Mengenal sejak awal jika berencana kuliah di luar negeri sehingga telah menyiapkan diri jauh-jauh hari G Sasaran Kegiatan Siswa SMK Kelas X H Materi Layanan Mengenal Perguruan Tinggi a. Memahami Perguruan Tinggi sejak awal b. Bentuk Perguruan Tinggi di Indonesia c. Status kepemilikan Perguruan Tinggi di Indonesia d. Nama program di perguruan tinggi e. Apabila ingin kuliah di luar negeri I Tempat Penyelenggaraan Ruang Kelas / Sarana & Prasarana Sekolah / Ruang Bimbingan / Lingkungan Sekolah / Menyesuaikan J Waktu / Tanggal K Semester 2 / Genap L Penyelenggara Layanan Guru Pembimbing M Pihak yang dilibatkan Alumni / Dosen / Dll Menyesuaikan N Alat dan Perlengkapan 29O Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut - Evaluasi diri / mengisi lembar kerja / latihan / isian yang ada di dalam buku bimbingan- Pendampingan secara umum dan melakukan salah satu atau lebih jenis layanan menyesuaikan Mengetahui, Kepala Sekolah ASEP DARJAT WM, MM Koordinator Pembimbing / Staf Kurikulum SILABUS BIMBINGAN DAN KONSELING 12 Nama Sekolah Mata Pelajaran / layanan SMK PLUS ASSUYUTHIYYAHBimbingan dan Konseling Kelassemest er  Mencapai kematangan dalam mengembangkan penguasaan ilmu , teknologi, dan seni sesuai dengan program kurikulum dan persiapan karir atau melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang luas dengan cara memilih jurusan di SMK secara tepat  Mencapai kematangan dalam pemilihan karir dengan cara memasuki jurusan yang sesuai dengan cita-cita masa depan Siswa mampu mempersiapkan diri untuk penjurusan di SMK Materi Layanan Indikator / Tujuan Layanan Jenis Layanan BidangBimbingan FungsiLayanan Penjurusan di SMK - Informasi 30b. Mengenal kurikulum Mengenal kurikulum yang berlaku di sekolah agar dapat menyesuaikan diri dalam mengikuti pelajaran dan kegiatan belajar yang dilakukan c. Jurusan atau program studi di SMK Mengenal jurusan atau program studi di SMK agar dapat mempersiapkan diri untuk penjurusan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan d. Struktur kurikulum SMK Mengenal struktur kurikulum yang berlaku di sekolah sehingga dapat mengetahui berbagai mata pelajaran yang ada di SMK A e. Persyaratan pemilihan jurusan Memahami persyaratan pemilihan jurusan atauprogram studi di SMA sehingga tidak salah memilih jurusan / program studi yang ada Alokasi Waktu dan Sumber Belajar, serta aspek lainnya dapat ditambahkan sendiri oleh guru pembimbing dan dikembangkan lagi dalam Rencana Pelaksanaan Layanan Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling 12 A Judul Layanan Bimbingan dan Konseling B Jenis Layanan Informasi, Penempatan dan Penyaluran C Bidang Bimbingan Pribadi dan Sosial D Fungsi Layanan Pemahaman E Tujuan Layanan Siswa mampu mempersiapkan diri untuk penjurusan di SMK F Hasil yang Ingin Dicapai a Memahami alasan adanya penjurusan di SMK sehingga dapat mempersiapkan diri sebaik mungkin b Mengenal kurikulum yang berlaku di sekolah agar dapat menyesuaikan diri dalam mengikuti pelajaran dan kegiatan belajar yang dilakukan c Mengenal jurusan atau program studi di SMK agar dapat mempersiapkan diri untuk penjurusan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan 31e Memahami persyaratan pemilihan jurusan atau program studi di SMK sehingga tidak salah memilih jurusan / program studi yang ada G Sasaran Kegiatan Siswa SMK Kelas X H Materi Layanan Penjurusan di SMK a. Mengapa ada penjuruan? b. Mengenal kurikulum c. Jurusan atau program studi di SMK d. Struktur kurikulum SMK e Persyaratan pemilihan jurusan I Tempat Penyelenggaraan Ruang Kelas / Sarana & Prasarana Sekolah / Ruang Bimbingan / Lingkungan Sekolah / Menyesuaikan J Waktu / Tanggal K Semester 2 / Genap L Penyelenggara Layanan Guru Pembimbing M Pihak yang dilibatkan Perwakilan Siswa Kelas XII menyesuaikan N Alat dan Perlengkapan Struktur Kurikulum / Dll menyesuaiakan O Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut - Evaluasi diri / mengisi lembar kerja / latihan / isian yang ada di dalam buku bimbingan - Pendampingan secara umum dan melakukan salah satu atau lebih jenis layanan menyesuaikan Mengetahui, Kepala Sekolah ASEP DARJAT WM, MM Koordinator Pembimbing / Staf Kurikulum ……… Cianjur, …. ……… 2013 Guru Pembimbing ……… ……… SILABUS BIMBINGAN DAN KONSELING 13 Nama Sekolah Mata Pelajaran / layanan SMK PLUS ASSUYUTHIYYAHBimbingan dan Konseling Kelassemest er 322 / Ganjil Standar Kompetensi / Tugas Perkembangan Kompetensi Dasar  Mencapai kematangan dalam pilihan karir dengan cara mengenal makna kerja sebagai panggilan hidup  Mencapai kematangan dalam hal gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, intelektual, dan ekonomi sehingga memahami arti penting bekerja dalam kehidupan Siswa mampu memahami bahwa bekerja itu adalah suatu panggilan hidup Materi Layanan Indikator / Tujuan Layanan Jenis Bimbingan BidangBimbingan FungsiBimbingan Bekerja sebagai panggilan hidup - Informasi - Penempatan & Penyaluran Pribadi-Sosial Pemahaman a. Bekerja dan hidup Memahami hubungan antara bekerja dan hidup sehingga bahwa untuk bisa hidup itu perlu bekerja b. Makna bekerja Memahami makna bekerja dalam kehidupan sehingga setiap pribadi terpanggil untuk bekerja c. Lapangan kerja Mengenal lapangan pekerjaan yang ada di berbagai lembaga / masyarakat sehingga mendapatkan informasi lebih awal untuk pilihan karir d. Kemana akan bekerja? Berani merencanakan sejak awal perihal arah pilihan lapangan pekerjaan sehingga lebih terfokus dalam persiapannya 33Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling 13 A Judul Layanan Bimbingan dan Konseling B Jenis Layanan Informasi, Penempatan dan Penyaluran C Bidang Bimbingan Pribadi dan Sosial D Fungsi Layanan Pemahaman E Tujuan Layanan Siswa mampu memahami bahwa bekerja itu adalah suatu panggilan hidup F Hasil yang Ingin Dicapai a. Memahami hubungan antara bekerja dan hidup sehingga bahwa untuk bisa hidup itu perlubekerja b. Memahami makna bekerja dalam kehidupan sehingga setiap pribadi terpanggil untuk bekerja c. Mengenal lapangan pekerjaan yang ada di berbagai lembaga / masyarakat sehingga mendapatkan informasi lebih awal untuk pilihan karir d. Berani merencanakan sejak awal perihal arah pilihan lapangan pekerjaan sehingga lebih terfokus dalam persiapannya G Sasaran Kegiatan Siswa SMK Kelas X H Materi Layanan Bekerja sebagai panggilan hidup a. Bekerja dan hidup b. Makna bekerja c. Lapangan kerja d. Ke mana akan bekerja? I Tempat Penyelenggaraan Ruang Kelas / Sarana & Prasarana Sekolah / Ruang Bimbingan / Lingkungan Sekolah / Menyesuaikan J Waktu / Tanggal K Semester 2 / Genap L Penyelenggara Layanan Guru Pembimbing M Pihak yang dilibatkan Perwakilan Orangtua / Pejabat Tertentu / Karyawan / Dll Menyesuaikan N Alat dan Perlengkapan Tayangan / gambar tentang dunia kerja O Rencana Penilaian 34Mengetahui, Kepala Sekolah ASEP DARJAT WM, MM Koordinator Pembimbing / Staf Kurikulum ……… Cianjur, …. ……… 2013 Guru Pembimbing
AkuBaik Baik Saja Menikmati Hidup Yang Aku Punya. 2021-12-23 • edited 2022-03-16. Aku Baik Baik Saja Menikmati Hidup Yang Aku Punya. Tapi tentu semua itu tentu saja ada batasnya dan aku pernah mencoba untuk melawan. Tak perlu ada yang harus kamu khawatirkan dari rasa ini. Ikut jejaring sosial bukan jaminan kamu tidak bakal kesepian.
BIMBINGAN KONSELING DALAM ISLAM Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini PENDAHULUAN A. Latar belakang Islam merupakan sumber utama dalam membentuk pribadi seorang muslim yang baik. Dengan berlandasankan Al-Quran dam As-Sunnah, Islam mengarahkan dan membimbing manusia ke jalan yang diridhoi-Nya dengan membentuk kepribadian yang berakhlak karimah. Sebagaimana sabda Rosulullah SAW sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Nabi diutus oleh Allah untuk membimbing dan mengarahkan manusia kearah kebaikan yang hakiki dan juga sebagai figur konselor yang sangat mumpuni dalam memecahkan berbagai permasalahan yang berkaitan dnegan jiwa manusia agar manusia terhindar dari segala sifat-sifat yang negatif. Oleh karena itu, manusia diharapkan dapat saling memberikan bimbingan sesuai dengan kapasitasnya, sekaligus memberikan konseling agar tetap sabar dan tawakal dalam menghadapi perjalanan kehidupan yang sebenarnya. Dengan pendekatan Islami, maka pelaksanaan konseling akan mengarahkan klien kearah kebenaran dan juga dapat mebimbing dan mengarahkan hati, akal dan nafsu manusia untuk menuju kepribadian yang berkhlak karimah yang telah terkristalisasi oleh nilai-nilai ajaran Islam. Dan hal ini perlu diperhatikan oleh seorang guru untuk menunjang kesuksesan pendidikan Islam disekolah maupun madrasah dalam melaksanakan bimbingan dan konseling untuk mengentaskan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik serta mengarahkannya untuk membentuk insan kamil yang memiliki kepribadian berakhlak karimah. B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang muncul antara lain 1. Apa Pengertian Bimbingan Konseling dalam Islam? 2. Apasajakah Tujuan Bimbingan Konseling dalam Islam? 3. Apasajakah Teori Bimbingan Konseling dalam Islam? 4. Bagaimana Teknik Bimbingan Konseling dalam Islam? 5. Bagaimana Urgensi Bimbingan Konseling dalam Pembelajaran Islam? BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Bimbingan Konseling dalam Islam Bimbingan berasal dari kata “guidance” yang berarti pimpinan, arahan, pedoman, dan petunjuk. Kata “guidance” berasal dari kata “to guide” yang berarti menuntun, mempedomani, menjadi petunjuk jalan, mengemudikan. Pengertian bimbingan secara luas ialah suatu proses pemberian bantuan secara terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk memahami dirinya, menerima dirinya, merealisasikan dirinya sesuai dengan potensi dan kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Sedangkan pengertian konseling secara etimologi adalah nasehat, anjuran dan ajaran. Dengan demikian konseling dapat diartikan sebagai pemberian nasehat, pemberian anjuran dan pembicaraan dengan bertukar pikiran[1]. Sedangkan secara terminologi pengertian konseling adalah sebagaimana berikut C. Patterson 1959 mengemukakan bahwa konseling ialah proses yang melibatkan hubungan antar pribadi antara seorang terapis dengan satu klien atau lebih, dimana terapis menggunakan metode-metode psikologis atas dasar pengetahuan sitematik tentang kepribadian manusia dalam upaya meningkatkan kesehatan mental klien. Edwin C. Elwis 1970 mengemukakan bahwa konseling adalah suatu proses dimana orang yang bermasalah dibantu secara pribadi untuk merasa dan berprilaku yang lebih memuaskan melalui interaksi dengan seseorang yang tidak terlibat konselor yang menyediakan informasi dan reaksi yang merangsang klien untuk mengembangkan prilaku yang memungkinkannya berhubungan secara efektif dengan dirinya dan lingkungannya. Menurut Williamson, konseling diartikan sebagai suatu proses personalisasi dan individualisasi untuk membantu seseorang dalam mempelajari mata pelajaran di sekolah. Ciri-ciri perilaku sebagai warga negara dan nilai-nilai pribadi dan sosial serta kebiasaan dan semua kebiasaan lainnya, mempelajari keterampilan skill, sikap dan kepercayaan yang dapat membantu dirinya selaku makhluk yang dapat menyesuaikan diri secara normal. Dari pengertian-pengertian diatas dapat ditarik garis besarnya, bahwa konseling adalah suatu aktifitas pemberian nasihat dengan atau berupa anjuran-anjuran dan saran-saran dalam bentuk pembicaraan yang komunikatif antara konselor dan klien dengan menggunakan metode-metode psikologis atas dasar pengetahuan sistematik tentang kepribadian manusia dalam upaya meningkatkan kesehatan mental klien. Bimbingan dan konseling saling berkaitan satu sama lain. Hal ini dikarenakan bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan yang integral. Konseling merupakan salah satu tekhnik dan alat dalam pelayanan bimbingan. Dan pendapat lain yang mengatakan bahwa bimbingan memusatkan diri pada pencegahan munculnya masalah, sedangkan konseling memusatkan diri pada pencegahan masalah individu atau dapat dikatakan bahwa bimbingan bersifat preventif sedangkan konseling bersifat kuratif[2]. Sedangkan definisi bimbingan dan konseling dalam pendidikan Islam ialah suatu aktifitas memberikan bimbingan, pengajaran, dan pedoman kepada peserta didik yang dapat mengembangkan potensi akal pikiran, kejiwaan, keimanan dan keyakinannya serta dapat menanggulangi problematika dalam keluarga, sekolah dan masyarakat dengan baik dan benar secara mandiri berdasarkan Al-Qur'an dan Al-Hadis. Dengan menggunakan teknik-teknik tertentu baik yang bersifat lahir ataupun batin yang dilakukan oleh guru BK atau BP dalam lingkungan sekolah atau madrasah. B. Tujuan serta Fungsi Bimbingan Konseling dalam Islam Tujuan Bimbingan Konseling dalam Islam Secara garis besar tujuan bimbingan konseling islam dapat dirumuskan untuk membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Sedangkan tujuan dari bimbingan dan konseling dalam Islam yang lebih terperinci adalah sebagai berikut Untuk menghasilkan suatu perbuatan, perbaikan, kesehatan, dan kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak dan damai, bersikap lapang dada dan mendapatkan pencerahan taufik dan hidayah Tuhannya. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan kesopanan tingkah laku yang dapat memberikan manfaat baik pada diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan kerja maupun lingkungan sosial dan alam sekitarnya. Untuk menghasilkan kecerdasan rasa emosi pada individu sehingga muncul dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan, tolong-menolong dan rasa kasih sayang. Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada Tuhannya, ketulusan mematuhi segala perintahNya serta ketabahan menerima ujianNya. Untuk menghasilkan potensi Ilahiyah, sehingga dengan potensi itu individu dapat melakukan tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan benar; ia dapat dengan baik menanggulangi berbagai persoalan hidup; dan dapat memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan. Untuk mengembalikan pola pikir dan kebiasaan konseli yang sesuai dengan petunjuk ajaran islam bersumber pada Al-Quran dan paradigma kenabian. Fungsi Bimbingan Konseling dalam Islam Fungsi bimbingan dan konseling dapat digolongkan menjadi tiga fungsi yaitu Remedial atau Rehabilitatif Peranan remedial berfokus pada masalah Penyesuaian diri, Menyembuhkan masalah psikologis yang dihadapi dan Mengembalikan kesehatan mental dan mengatasi gangguan emosional. Fungsi Edukatif atau Pengembangan Fungsi ini berfokus kepada masalah Membantu meningkatkan keterampilan-keterampilan dalam kehidupan, Mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah hidup, Membantu meningkatkan kemampuan menghadapi transisi dalam kehidupan, dan Untuk keperluan jangka pendek, konseling membantu individu-individu menjelaskan nilai-nilai, menjadi lebih tegas, mengendalikan kecemasan, meningkatkan keterampilan komunikasi antar pribadi, memutuskan arah hidup, menghadapi kesepian dan semacamnya. Fungsi Preventif dan Kuratif Pencegahan dan Penyembuhan Fungsi ini membantu individu agar dapat berupaya aktif untuk melakukan pencegahan sebelum mengalami masalah-masalah kejiwaan karena kurangnya perhatian, dan melakukan penyembuhan bila terjadi sakit kejiwaannya. Upaya preventif dan kuratif meliputi pengembangan strategi dan program yang dapat digunakan untuk mencoba mengatasi resiko-resiko hidup yang tidak perlu terjadi. Fungsi utama bimbingan dan konseling dalam Islam yang hubungannya dengan kejiwaan tidak dapat terpisahkan dengan masalah spiritual keyakinan. Islam memberikan bimbingan kepada manusia agar kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Fungsi bimbingan dan konseling di sini memberikan bimbingan kepada penyembuhan terhadap ganggauan mental berupa sikap dan cara berpikir yang salah dalam menghadapi problem individu setelah individu dapat kembali dalam kondisi yang bersih dan dapat membedakan mana yang baik dan buruk, mana yang bermanfaat dan tidak bermanfaat, mana yang baik bagi dirinya dan orang lain atau sebaliknya barulah dikembangkan ke arah pengembangan dan pendidikan bagi mereka. Fokus bimbingan dan konseling Islam selain memberikan perbaikan dan penyembuhan pada tahap mental, spiritual atau kejiwaan, dan emosional, kemudian melanjutkan materi bimbingan dan konseling kepada pendidikan dan pengembangan dengan menanamkan nilai-nilai dan wahyu sebagai pedoman hidup. C. Teori Bimbingan Konseling dalam Islam Yang dimaksud dengan teori-teori konseling dalam Islam adalah landasan yang benar dalam melaksanakan proses bimbingan dan konseling agar dapat berlangsung dengan baik dan menghasilkan perubahan-perubahan positif bagi klien mengenai cara dan paradigma berfikir, cara menggunakan potensi nurani, cara berperasaan, cara berkeyakinan dan cara bertingkah laku berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah. Teori-teori tersebut sebagaimana yang telah dipaparkan oleh Hamdani Bakran 2002 adalah sebagaimana berikut Teori Al-Hikmah Sebuah pedoman, penuntun dan pembimbing untuk memberi bantuan kepada individu yang sangat membutuhkan pertolongan dalam mendidik dan mengembangkan eksistensi dirinya hingga ia dapat menemukan jati diri dan citra dirinya serta dapat menyelesaikan atau mengatasi berbagai permasalahan hidup secara mandiri. Proses aplikasi konseling teori ini semata-mata dapat dilakukan oleh konselor dengan pertolongan Allah, baik secara langsung maupun melalui perantara, dimana ia hadir dalam jiwa konselor atas izin-Nya. Teori Al-Mauidhoh Hasanah Yaitu teori bimbingan atau konseling dengan cara mengambil pelajaran-pelajaran dari perjalanan kehidupan para Nabi dan Rasul. Bagaimana Allah membimbing dan mengarahkan cara berfikir, cara berperasaan, cara berperilaku serta menanggulangi berbagai problem kehidupan. Bagaimana cara mereka membangun ketaatan dan ketaqwaan kepada-Nya. Yang dimaksud dengan Al-Mau’izhoh Al-Hasanah ialah pelajaran yang baik dalam pandangan Allah dan Rasul-Nya, yaitu dapat membantu klien untuk menyelesaikan atau menanggulangi problem yang sedang dihadapinya. Teori Mujadalah Yang dimaksud teori Mujadalah ialah teori konseling yang terjadi dimana seorang klien sedang dalam kebimbangan. Teori ini biasa digunakan ketika seorang klien ingin mencari suatu kebenaran yang dapat menyakinkan dirinya, yang selama ini ia memiliki problem kesulitan mengambil suatu keputusan dari dua hal atau lebih; sedangkan ia berasumsi bahwa kedua atau lebih itu lebih baik dan benar untuk dirinya. Padahal dalam pandangan konselor hal itu dapat membahayakan perkembangan jiwa, akal pikiran, emosional, dan lingkungannya. Prinsip-prinsip dari teori ini adalah sebagai berikut Harus adanya kesabaran yang tinggi dari konselor Konselor harus menguasai akar permasalahan dan terapinya dengan baik Saling menghormati dan menghargai Bukan bertujuan menjatuhkan atau mengalahkan klien, tetapi membimbing klien dalam mencari kebenaran Rasa persaudaraan dan penuh kasih sayang Tutur kata dan bahasa yang mudah dipahami dan halus Tidak menyinggung perasaan klien Mengemukakan dalil-dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan tepat dan jelas Ketauladanan yang sejati. Artinya apa yang konselor lakukan dalam proses konseling benar-benar telah dipahami, diaplikasikan dan dialami konselor. Karena Allah sangat murka kepada orang yang tidak mengamalkan apa yang ia nasehatkan kepada orang lain. D. Teknik Bimbingan Konseling dalam Islam Konseling merupakan aktifitas untuk menciptakan perubahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, ada perlunya dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling membutuhkan teknik-teknik yang memadai. Berikut ini adalah beberapa teknik konseling sebagaimana yang telah disampaikan oleh Hamdani Bakari 2002, yakni Teknik yang bersifat lahir Teknik yang bersifat lahir ini menggunakan alat yang dapat di lihat, di dengar atau dirasakan oleh klien anak didik yaitu dengan menggunakan tangan atau lisan antara lain Dengan menggunakan kekuatan, power dan otoritas Keinginan, kesungguhan dan usaha yang keras Sentuhan tangan terhadap klien yang mengalami stres dengan memijit di bagian kepala, leher dan pundak Nasehat, wejangan, himbauan dan ajakan yang baik dan benar. Maksudnya dalam konseling, konselor lebih banyak menggunakan lisan yang berupa pertanyaan yang harus dijawab oleh klien dengan baik, jujur dan benar. Agar konselor bisa mendapatkan jawaban dan pernyataan yang jujur dan terbuka dari klien, maka kalimat yang dilontarkan konselor harus mudah dipahami, sopan dan tidak menyinggung perasaan atau melukai hati klien. Demikian pula ketika memberikan nasehat hendaklah dilakukan denagn kalimat yang indah, bersahabat, menenangkan dan menyenangkan. Menbacakan do'a atau berdo'a dengan menggunakan lisan Sesuatu yang dekat dengan lisan yakni dengan air liur hembusan tiupan Teknik yang Bersifat Batin Yaitu teknik yng hanya dilakukan dalam hati dengan do'a dan harapan namun tidak usaha dan upaya yang keras secara konkrit, seperti dengan menggunakan potensi tangan dan lisan. Oleh karena itulah Rosululloh bersabda "bahwa melakukan perbuatan dan perubahan dalam hati saja merupakan selemah-lemahnya iman". Teknik konseling yang ideal adalah dengan kekuatan, keinginan dan usaha yang keras dan sungguh-sungguh dan diwujudkan dengan nyata melalui perbuatan, baik dengan tangan, maupun sikap yang lain. Tujuan utamanya adalah membimbing dan mengantarkan individu anak didik kepada perbaikan dan perkembangan eksistensi diri dan kehidupannya baik dengan Tuhannya, diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan dan lingkungan masyarakat. E. Urgensi Bimbingan Konseling dalam Pembelajaran Islam Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling disekolah atau madrasah, bukan terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum perundang undangan atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, social, dan moral-spiritual. Sebagai seorang individu yang berada dalam proses berkembang atau menjadi on becaming, yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan dan kemandirian tersebut, siswa memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya serta proses perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam arus linier, lurus, atau searah dengan potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut. Perkembangan siswa tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis, maupun social. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan. Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup warga masyarakat. Apabila perubahan ang terjadi itu sulit diprediksi, atau diluar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku konseli,seperti terjadinya stagnasi perkembangan, masalah-masalah pribadi atau penyimpangan perilaku. Iklim lingkungan kehidupan yang kurang sehat, seperti maraknya tayangan televisi dan media-media lain, ketidakharmonisan dalam kehidupan keluarga, dan dekandensi moral orang dewasa ini mempengaruhi perilaku atau gaya hidup siswa yang cenderung menyimpang dari kaidah-kaidah moral, seperti pelanggaran tata tertib, pergaulan bebas, tawuran, dan kriminalitas. Upaya menangkal dan mencegah perilaku-perilaku yang tidak diharapkan seperti yang disebutkan, adalah mengembangkan potensi siswa dan memfasilitasi mereka secara sistematik dan terprogram untuk mencapai standar kompetensi kemandirian. Dengan demikian, pendidikan yang bermutu efektif dan ideal adalah pendidikan yang tidak mengesampingkan bimbingan dan konseling. Pendidikan yang mengabaikan bimbingan dan konseling, hanya akan menghasilkan siswa yang pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang memiliki kemampuan atau kematangan dalam aspek kepribadian. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan itu bimbingan konseling disekolah di orientasikan kepada upaya memfasilitasi perkembangan potensi siswa, yang meliputi aspek pribadi, belajar dan karir, atau terkait dengan perkembangan siswa sebagai makhluk yang berdimensi biopsikososiospiritual biologis, psikis, sosial dan spiritual[3]. BAB III PENUTUP Kesimpulan Bimbingan dan konseling dalam pendidikan Islam ialah suatu aktifitas memberikan bimbingan, pengajaran, dan pedoman kepada peserta didik yang dapat mengembangkan potensi akal pikiran, kejiwaan, keimanan dan keyakinannya serta dapat menanggulangi problematika dalam keluarga, sekolah dan masyarakat dengan baik dan benar secara mandiri berdasarkan Al-Qur'an dan Al-Hadis. Secara garis besar tujuan bimbingan konseling islam dapat dirumuskan untuk membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Landasan yang benar dalam melaksanakan proses bimbingan dan konseling agar dapat berlangsung dengan baik dan menghasilkan perubahan-perubahan positif bagi klien mengenai cara dan paradigma berfikir, cara menggunakan potensi nurani, cara berperasaan, cara berkeyakinan dan cara bertingkah laku berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah. Cara yang digunakan antara lain dengan teori Al- hikmah, Al-Mauidhoh Hasanah , dan Al- Mujadalah. Konseling merupakan aktifitas untuk menciptakan perubahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, ada perlunya dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling membutuhkan teknik-teknik yang memadai. Yaitu teknik lahir dan teknik batin. Dalam penerapannya dalam dunia pendidikan, sebagai upaya menangkal dan mencegah perilaku-perilaku menyimpang dari siswa adalah mengembangkan potensi siswa dan memfasilitasi mereka secara sistematik dan terprogram untuk mencapai standar kompetensi kemandirian. Dengan demikian, pendidikan yang bermutu efektif dan ideal adalah pendidikan yang tidak mengesampingkan bimbingan dan konseling. Karena Pendidikan yang mengabaikan bimbingan dan konseling, hanya akan menghasilkan siswa yang pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang memiliki kemampuan atau kematangan dalam aspek kepribadian. DAFTAR PUSTAKA Bakari, Hamdani. 2002. Konseling dan Psikoterapi Islam. Fajar Pustaka. Yogyakarta Ahmad Mubarok, Al-Irsyad an Nafsy, Konseling Agama Teori dan Kasus Yogyakarta Fajar Pustaka Baru, 2002 Farid Hariyanto, Makalah dalam Seminar Bimbingan dan Konseling Agama Jakarta 2007 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, UII press. Jakarta 2001 Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan depaartemen Pendidikan Nasional, Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta 2007

KataKata Ucapan Hari Ayah. Untuk mengenang jasa-jasanya yang mulia kamu bisa merayakan Hari Ayah yang jatuh pada tanggal 12 November nanti. Selamat Hari Lahir Ayah. Berusaha lebih banyak untuk mendapatkan hadiah hari jadi yang menarik untuk ayah anda dan membalut mana-mana ucapan selamat ulang tahun lucu untuk ayah pada hadiah pada kad hari lahir.

jawaban UAS Mata Kuliah TI dalam BK MAKALAH TERAPI GESTALT APTL 1Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dosen Pengampu Sesha Dias Mumpuni, M. Pd Disusun Oleh Diyan Tri Wijaya 1114500024 Atina Maulida 1114500034 Diana Rachmawati 11145000 Nihlatul Amanah 1114500051 Topan Egi Pratama 1114500061 Zarqawi Salahudin 1114500105 Kelas 4B PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL 2016 PENDAHULUAN Terapi Gestalt adalah sebuah pendekatan eksistensial, fenomenologis, dan proses berbasis yang dibuat pada premis bahwa individu harus dipahami dalam konteks hubungan mereka yang berkelanjutan dengan lingkungan. Tujuan awal adalah klien untuk mendapatkan kesadaran yang mereka alami dan bagaimana mereka melakukannya. melalui kesadaran ini, perubahan otomatis terjadi. Pendekatan fenomenologis berfokus pada persepsi klien tentang realitas dan eksistensial karena didasarkan pada gagasan bahwa orang selalu dalam proses menjadi, memperbaharui, dan menemukan kembali diri mereka sendiri. Sebagai pendekatan eksistensial, terapi Gestalt memberikan perhatian khusus terhadap keberadaan sebagai individu mengalaminya dan menegaskan kapasitas manusia untuk pertumbuhan dan penyembuhan melalui hubungan interpersonal dan pengetahuan Yontef,1995. Singkatnya, pendekatan ini berfokus pada di sini dan sekarang, apa dan bagaimana, dan Aku/Engkau untuk berhubungan Brown, 2007; Yontef & Jacobs, 2008. Berbeda dengan cara kerja Perls, Gestalt kontemporer tekanan terapi dialog dan hubungan antara klien dan terapis, kadang-kadang disebut Terapi Gestalt relasional. Mengikuti jejak Laura Perls dan “Cleveland Sekolah “saat Erving dan Miriam Polster dan Joseph Zinker berada di fakultas pada tahun 1960, model ini mencakup lebih banyak dukungan dan peningkatan kebaikan dan kasih sayang dalam terapi dibandingkan dengan gaya konfrontatif dan dramatis Fritz Perls Yontef, 1999. Mayoritas terapis Gestalt menggunakan gaya yang mendukung, menerima, empatik, dialogis, dan menantang. Penekanan pada kualitas hubungan terapis-klien dan membiasakan empatik sementara menekan kebijaksanaan dan sumber daya Kain, 2002 klien. Meskipun Fritz Perls dipengaruhi oleh konsep psikoanalisis, mengambil masalah teori Freud pada sejumlah alasan. Sedangkan pandangan Freud pada manusia dasarnya mekanistik, Perls menekankan pendekatan holistik untuk kepribadian. Freud berfokus pada penekanan pertentangan intrapsikis dari anak usia dini, sedangkan Perls dihargai memeriksa situasi sekarang. Pendekatan Gestalt berfokus lebih banyak pada proses dari pada konten. Terapis merancang eksperimen dirancang untuk meningkatkan kesadaran klien tentang apa yang mereka lakukan dan bagaimana mereka melakukannya. Perls menegaskan bahwa bagaimana individu berperilaku di masa sekarang saat ini jauh lebih penting untuk pemahaman diri daripada mereka berperilaku seperti yang mereka lakukan. Kesadaran biasanya melibatkan wawasan dan kadang-kadang introspeksi, tapi Terapis Gestalt menganggapnya lebih dari baik. Penerimaan diri, pengetahuan tentang lingkungan, tanggung jawab untuk pilihan, dan kemampuan untuk melakukan kontak dengan lapangan mereka sistem dinamis hubungan timbal balik dan orang-orang di dalamnya adalah proses kesadaran yang penting dan tujuan, yang semuanya didasarkan pada di sini-dan-sekarang mengalami yang selalu berubah. Klien diharapkan untuk melakukan sendiri melihat, perasaan, penginderaan, dan menafsirkan, sebagai lawan menunggu secara pasif untuk terapis untuk menyediakan mereka dengan wawasan dan jawaban. Terapi Gestalt hidup dan mempromosikan langsung mengalami daripada yang samar-samar berbicara tentang situasi. Pendekatan pengalaman dalam klien datang untuk mengatasi dengan apa dan bagaimana mereka berpikir, merasa, dan melakukan karena mereka berinteraksi dengan terapis. Praktisi Gestalt nilai sepenuhnya hadir selama pertemuan terapi dengan keyakinan bahwa pertumbuhan terjadi dari hubungan antara klien dan terapis. RIWAYAT HIDUP FRITZ PERLS /LAURA PERLS FREDERICK S. FRITZ PERLS, MD, PhD 1893-1970 adalah pencetus utama dan pengembang terapi Gestalt. Lahir di Berlin, Jerman, Keluarga dari menengah bawah, kemudian ia menyalahkan dirinya sebagai sumber kesulitan dari orang tuanya. Meskipun ia gagal ketujuh kelas dua kali dan dikeluarkan dari sekolah karena kesulitan dengan pihak berwenang, kecerdasaannya terganggu dan ia tidak-kembali untuk menyelesaikan sekolah tinggi tetapi untuk mendapatkan gelar kedokterannya MD dengan spesialisasi dalam psikiatri. Pada 1916 ia bergabung Angkatan Darat dan Jerman menjabat sebagai tenaga medis di Perang Dunia I. pengalamannya dengan tentara yang di bagian garis depan menyebabkan minatnya dalam fungsi mental, yang menyebabkan dia psikologi gestalt. Setelah perang, Perls bekerja sama dengan Kurt Goldstein di Goldstein Institute for Soldiers kerusakan-otak di Frankfurt. Melalui asosiasi ini bahwa ia datang untuk melihat Pentingnya melihat manusia secara keseluruhan bukan sebagai jumlah tersendiri dari bagian fungsi. melalui asosiasi ini ia bertemu dengan istrinya, Laura, yang berpenghasilan PhD-nya dengan Goldstein. Kemudian ia pindah ke Wina dan mulai melatih psikoanalitiknya. Perls dalam analisis dengan Wilhelm Reich, seorang psikoanalis yang merintis metode pemahaman diri dan perubahan kepribadian yang bekerja dengan tubuh. Perls dan beberapa rekannya mendirikan New York Institute for Gestalt Therapy pada tahun 1952. Akhirnya Fritz meninggalkan New York dan menetap di Big Sur, California, di mana ia mengadakan seminar dan workshop di Esalen Institute, mengukir reputasinya sebagai inovator dalam psikoterapi. Ia memiliki dampak yang besar pada orang-orang, sebagian melalui tulisan profesional, tapi terutama melalui hubungan pribadi dalam workshopnya. Secara pribadi, keduanya penting dan membingungkan. Secara khusus orang mengagumi atau menemukan perbandingan dan melihat pertemuan kebutuhan melalui kecakapan memerankan. Memiliki kecenderungan teater sejak kecil, ia senang berada di atas panggung dan mengadakan acara. Ia dipandang berbagai sebagai berwawasan, cerdas, cerah, provokatif, manipulatif, berseteru, menuntut, dan inspiratif. Sayangnya, beberapa orang yang menghadiri workshop melanjutkan untuk meniru sisi yang kurang menarik dari kepribadian Perls. Meskipun Perls tidak senang dengan hal ini, ia tidak sedikit untuk mencegahnya. Untuk menceritakan dari kehidupan Fritz Perls, saya merekomendasikan riwayat hidupnya, In and Out of the Garbage Pail 1969b. Untuk diperbanyak-penelitian capter tentang sejarah terapi Gestalt, lihat Bowman 2005. RIWAYAT HIDUP LAURA POSNER PERLS, PhD LAURA POSNER PERLS, PhD 1905-1990 lahir di Pforzheim, Jerman putri baik-untuk-menjadi orang tua. Dia mulai bermain piano pada usia 5 tahun dan bermain dengan keterampilan profesional saat dia berusia 18 tahun. Dari usia 8 tahun dia terlibat tari modern, dan keduanya musik dan tari modern tetap menjadi bagian penting dari dirinya kehidupan dewasa dan dimasukkan ke dalam terapinya dengan beberapa klien. Pada saat Laura mulai berlatih sebagai psikoanalis ia telah mempersiapkan untuk berkarir sebagai konser pianis, telah menghadiri sekolah hukum, memeroleh gelar doktor di Psikologi Gestalt, dan membuat studi intensif filsafat eksistensial dengan Paul Tillich dan Martin Buber. Jelas, Laura sudah memiliki latar belakang yang banyak saat bertemu Fritz pada tahun 1926 dan mereka mulai kolaborasi, yang mengakibatkan dasar-dasar teoritis dari Terapi Gestalt. Laura dan Fritz menikah pada tahun 1930 dan memiliki dua anak ketika tinggal dan berlatih di Afrika Selatan. Laura menjadi andalan untuk lembaga New York untuk Terapi Gestalt setelah Fritz meninggalkan keluarganya untuk menjadi terkenal secara internasional sebagai penyanyi traveler untuk terapi Gestalt. Laura juga membuat kontribusi penting untuk pengembangan dan pemeliharaan gerakan terapi Gestalt di Amerika Serikat dan di seluruh dunia meskipun berbeda cara dari akhir 1940-an sampai kematiannya pada tahun 1990. Kata-kata Laura sendiri membuat jelas bahwa Fritz adalah generator, bukan pengembang atau organisator. Pada ulang tahun ke-25 New York Institute for Gestalt Therapy, Laura Perls 1990 menyatakan “Tanpa dukungan terus-menerus dari teman-temannya, dan dari saya, tanpa dorongan konstan dan kolaborasi, Fritz akan pernah membuat sebuah garis, maupun menemukannya” hal. 18. Laura memberikan banyak perhatian untuk hubungan dan dukungan, berbeda dari perhatian Fritz untuk fenomena intrapsikis dan fokus pada kesadaran. Penekanannya pada hubungan yang menggaris bawahi peran interpersonal dan menjadi responsif saat pengertian populer terapi Gestalt adalah bahwa memupuk tanggung jawab hanya untuk diri sendiri. Dia mengoreksi beberapa ekses yang dilakukan atas nama terapi Gestalt dan berpegang pada prinsip-prinsip dasar teori terapi Gestalt seperti yang ditulis di terapi gestalt Semangat dan Pertumbuhan Kepribadian manusia Perls, Heff Erline, & Goodman, 1951. Dia mengajarkan bahwa setiap terapis Gestalt perlu mengembangkan atau Gaya terapi sendiri. Dari sudut pandangnya, apa pun terintegrasi kepribadian dalam dukungan secara teknis Humphrey, 1986. Konsep Kunci Pandangan Mengenai Manusia Fritz Perls 1969a berlatih terapi Gestalt paternalistically. Klien harus tumbuh, berdiri di atas kaki sendiri, dan “menangani masalah hidup mereka sendiri” Hal. 225. Gaya Perls dalam melakukan terapi melibatkan dua agenda personal bergerak klien dari dukungan lingkungan untuk self-support dan reintegrasi bagian tidak mengakui kepribadian seseorang. Konsepsinya tentang sifat manusia dan dua agenda tersebut menetapkan panggung untuk berbagai teknik dan konfrontatif gaya melakukan terapi. Dia ahli dalam frustasi klien untuk meningkatkan kesadaran. Gestalt memandang alam manusia berakar pada filsafat eksistensial, fenomenologi, dan teori lapangan. Pengetahuan sejati adalah produk dari apa jelas dalam pengalaman perasa. Terapi bertujuan tidak pada analisis atau introspeksi tetapi pada kesadaran dan hubungan dengan lingkungan. Lingkungan terdiri dari kedua dunia eksternal dan internal. Kualitas hubungan dengan aspek dunia luar misalnya, orang lain dan dunia internal misalnya, bagian dari diri yang tidak mengakui yang dipantau. Proses “reowning” bagian dari diri yang tidak mengakui dan proses penggabungan langkah demi langkah sampai klien menjadi cukup kuat untuk melanjutkan perkembangan pribadi mereka sendiri. Dengan menjadi sadar, klien mampu untuk membuat pilihan informasi dan dengan demikian untuk hidup yang lebih Keberadaan bermakna. Asumsi dasar terapi Gestalt bahwa individu memiliki kapasitas untuk mengatur diri sendiri ketika mereka menyadari apa yang terjadi di dalam dan sekitar mereka. Terapi memberikan pengaturan dan kesempatan bagi kesadaran bahwa untuk menjadi didukung dan dipulihkan. Jika terapis mampu untuk tinggal dengan saat ini pengalaman dan kepercayaan klien dalam proses, klien akan bergerak ke arah peningkatan kesadaran, hubungan, dan integrasi Brown, 2007. Teori perubahan Gestalt berpendapat bahwa semakin kita bekerja menjadi apa atau tidak, semakin tetap sama. Teman baik Fritz dan psikiater rekan Arnie Beisser 1970 mengemukakan bahwa perubahan otentik terjadi lebih dari yang siapa kita daripada tidak mencoba menjadi diri kita. Menurut teori paradoks perubahan, kita berubah ketika menjadi sadar sebagai lawan untuk mencoba menjadi apa. Hal ini penting untuk klien “menjadi” semaksimal mungkin dalam kondisi mereka saat ini, daripada berjuang untuk menjadi apa yang mereka “harus.” Gestalt terapis berfokus pada menciptakan kondisi yang mendorong pertumbuhan klien daripada mengandalkan terapis mengarahkan perubahan Yontef, 2005. Menurut Breshgold 1989, Beisser melihat peran terapis sebagai salah satu membantu klien untuk meningkatkan kesadaran, sehingga memudahkan reindetifikasi dengan bagian dari diri yang terasing. Beberapa Prinsip Terapi Gestalt Beberapa prinsip dasar yang mendasari teori terapi Gestalt yang singkat dijelaskan dalam capter ini holisme, teori lapangan, proses pembentukan-angka, dan organismik pengaturan-diri. Konsep-konsep kunci lainnya terapi Gestalt dikembangkan secara lebih rinci sebagai berikut. HOLISM Gestalt adalah kata Jerman yang berarti keseluruhan atau penyelesaian, atau bentuk yang tidak dapat dipisahkan dari bagian tanpa kehilangan esensinya. Semua alam dipandang sebagai kesatuan yang utuh, dan keseluruhan berbeda dari jumlah bagian-bagiannya. Karena terapis gestalt yang tertarik ke seluruh orang, menempatkannya tidak ada nilai unggul pada aspek tertentu dari individu. Praktek Gestalt hadir untuk pikiran, perasaan, perilaku, tubuh, kenangan, dan impian klien. Penekanan pada Figur aspek-aspek pengalaman individu yang paling menonjol setiap saat atau tanah aspek-aspek presentasi klien yang sering keluar dari kesadarannya. Isyarat latar belakang dapat ditemukan pada permukaan melalui gerakan fisik, nada suara, sikap, dan konten nonverbal lainnya. Hal ini sering disebut oleh terapis Gestalt sebagai “Menghadiri dengan jelas,” dengan memperhatikan bagaimana bagian yang layak untuk bersama, bagaimana individu membuat hubungan dengan lingkungannya, dan integrasi. TERAPI LAPANGAN Teori Gestalt didasarkan pada teori lapangan, yang didasarkan pada prinsip bahwa organisme harus melihat dalam lingkungannya, atau yang konteks, sebagai bagian dari lapanganberubah terus. Terapi Gestalt bertumpu pada prinsip bahwa segala sesuatu relasional, dalam perubahan, saling terkait, dan dalam proses. Terapis Gestalt memperhatikan dan mengeksplorasi apa yang terjadi di batasan antara orang dan lingkungan. Bahkan, Parlett 2005 menulis “lapangan telah menjadi salah satu yang paling sering digunakan istilah dalam literatur gestalt…lapangan adalah situasi seluruh terapis, klien, dan semua yang berlangsung. Lapangan dibuat dan terus-menerus dibuat ulang “hal. 43. GAMBAR-PROSES PEMBENTUKAN Berasal dari persepsi visual lapangan dari kelompok psikolog gestalt, proses pembentukan-angka menggambarkan bagaimana pembentukan pengalaman individu yang mengatur dari waktu ke waktu. Dalam terapi Gestalt membedakan latar depan Figur dan latar belakang ground. Proses Figur-formasi melacak bagaimana beberapa aspek dari field, field muncul dari latar belakang dan menjadi titik fokus dari perhatian dan kepentingan individu. Kebutuhan individu dominan pada saat tertentu yang mempengaruhi proses Frew, 1997. ORGANISMIK PENGATURAN-DIRI Proses pembentukan-angka yang terjalin dengan prinsip peraturan diri organismis, suatu proses dimana keseimbangan “terganggu” dengan munculnya kebutuhan, sensasi, atau kepentingan. Organisme melakukan yang terbaik untuk mengatur dirinya sendiri, mengingat kemampuan mereka sendiri dan sumber daya lingkungan mereka Latner, 1986. Individu dapat mengambil tindakan dan membuat hubungan yang akan mengembalikan keseimbangan atau berkontribusi perkembangan dan perubahan. Apa yang muncul dalam terapi pekerjaan dikaitkan dengan kepentingan atau apa klien mampu untuk mendapatkan kembali rasa keseimbangan. Terapis Gestalt mengarahkan kesadaran klien terhadap angka-angka yang muncul dari latar belakang selama sesi terapi dan menggunakan proses pembentukan-angka sebagai panduan fokus kerja terapi. Tujuannya adalah untuk membantu klien mendapatkan situasi terakhir yang belum terselesaikan, menghilangkan perbaikan gestalts, dan menggabungkan gestalts lebih mendalam. Sekarang Salah satu kontribusi utama pendekatan Gestalt adalah penekanan pada pembelajaran untuk menghargai sepenuhnya pengalaman saat sekarang. Berfokus pada masa lalu dan masa depan menjadi cara untuk menghindari masa lalu dengan masa sekarang. Polster dan Polster 1973 mengembangkan tesis bahwa “kekuatan di masa sekarang.” adalah kecenderungan ini umum untuk klien berinvestasi energinya dalam meratapi kesalahan masa lalu dan merenungkan tentang bagaimana kehidupan dan seharusnya beda atau terlibat dalam resolusi rencana untuk rencana masa depan. Sebagai klien mengarahkan energi mereka terhadap apa atau apa yang mungkin atau hidup di fantasi tentang masa depan, kekuatan mengurangi sekarang. Penyelidikan fenomenologis melibatkan perhatian apa yang terjadi saat ini. Untuk membantu hubungan klien pada saat ini. Terapis gestalt menanyakan pertanyaan “apa” dan “bagaimana”, tapi jarang pertanyaan “mengapa”. Untuk meningkatkan kesadaran “sekarang”, terapis mendorong ketegangan dialog masa sekarang dengan mengajukan pertanyaan seperti ini “Apa yang terjadi sekarang? Apa yang anda lakukan sekarang? Apa yang Anda alami saat duduk di sana dan mencoba untuk berbicara? Apa anda sadar saat ini? Bagaimana Anda mengalami rasa takut? Bagaimana Anda mencoba untuk menarik saat ini? ” Kebanyakan orang hiudp di masa sekarang hanya untuk waktu yang singkat dan cenderung menemukan cara mengganggu aliran masa kini. Malah mereka mengalami perasaan di sini dan sekarang, klien sering berbicara tentang perasaan mereka, seolah-olah perasaan mereka terpisah dari mereka pada saat mengalami. Salah satu tujuan terapi Gestalt membantu klien menyadari pengalaman mereka saat ini. Sebagai contoh, jika Josephine berbicara tentang kesedihan, rasa sakit, atau kebingungan, terapis mencoba mendapatkan kesedihannya, rasa sakit, atau kebingungan saat ini. untuk pengalaman, alat pengukur terapis kecemasan atau ketidaknyamanan hadir dan memilih intervensi lebih lanjut yang sesuai. Terapis mengizinkan Josephine melarikan diri dari sekarang, hanya untuk memperpanjang waktu beberapa menit selanjutnya. Jika perasaan muncul, terapis mungkin menyarankan percobaan yang akan membantu Josephine menjadi perasaan sadar, menjelajahi mana dan bagaimana dia mengalaminya, apa yang dilakukannya untuk dirinya, dan kemungkinan pilihan untuk mengubahnya jika tidak nyaman. Demikian juga, jika pikiran atau ide muncul, memperkenalkan sebuah eksperimen yang dapat membantunya menyelidiki pikiran, menjelajahi lebih lengkap, dan mempertimbangkan dampaknya dan kemungkinan konsekuensinya. Terapis Gestalt mengakui bahwa masa lalu akan membuat penampilan teratur pada saat ini, biasanya karena kurangnya penyelesaian pengalaman masa lalu. Ketika masa lalu tampak memiliki dampak yang signifikan terhadap kehadiran sikap atau perilaku klien, membawanya ke masa kini sebanyak mungkin. Ketika klien berbicara tentang masa lalu, terapis dapat meminta mereka untuk menghidupkan kembali seolah-olah mereka hidup sekarang. Terapis mengarahkan klien untuk “Membawa fantasi” atau “menceritakan mimpi seolah-olah Anda memilikinya sekarang, “berusaha untuk membantu menghidupkan kembali apa yang mereka alami sebelumnya. Sebagai contoh, daripada berbicara tentang trauma masa kecil lalu dengan ayahnya, klien menjadi sakit hati dan berbicara langsung kepada ayahnya dalam fantasi, atau dengan membayangkan dia hadir di ruang di kursi yang kosong. Salah satu cara untuk membawa vitalitas ke sesi terapi adalah untuk memperhatikan kedekatan dan kualitas hubungan antara klien dan terapis. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang di sini-dan-sekarang, fokus terapi Gestalt, saya sarankan Yalom 2003, Reynolds 2005, dan Lampert 2003. Selain itu, Windowframes Mortola, 2006 mengandung banyak fokus ide pada masa kini dan energi hubungan dalam pelatihan dan pengawasan terapis. Urusan belum terselesaikan Ketika angka muncul dari latar belakang tetapi tidak selesai dan diselesaikan, individu yang tersisa dengan urusan yang belum selesai, dapat terwujud dalam perasaan yang terpendam seperti kebencian, kemarahan, kebencian, sakit, kecemasan, kesedihan, rasa bersalah, dan ditinggalkan. Karena perasaan tidak sepenuhnya pengalaman dalam kesadaran, mereka berlama-lama di latar belakang dan dibawa ke kehidupan sekarang dengan cara-cara yang mengganggu hubungan yang efektif dengan diri sendiri dan orang lain “arah tidak lengkap mencari penyelesaian dan ketika mendapatkan kekuatannya, individu dikelilingi dengan keasyikan, perilaku kompulsif, kecemasan, energi menindas dan banyak perilaku mengalahkannya diri sendiri “Polster & Polster, 1973, hal. 36. Urusan belum selesai sampai permukaan individu dan tetap berhubungan dengan persaan terpendam. Efek yang belum diselesaikan sering muncul di beberapa penyumbatan dalam tubuh. Terapis Gestalt menekankan memperhatikan pengalaman tubuh pada asumsi bahwa jika perasaan yang terpendam cenderung menghasilkan beberapa sensasi fisik atau masalah. Perasaan tidak diakui membuat puing-puing yang mengacaukan tidak memerlukan emosional yang berpusat kesadaran. Misalnya, dalam kasus Stan ia tidak pernah merasa dicintai dan diterima oleh ibunya dan selalu pergi dengan perasaan bahwa ia tidak menyenangkan. Untuk menangkis kebutuhan persetujuan ibunya di masa sekarang, Stan melihat perempuan konfirmasinya layak sebagai manusia. Dalam mengembangkan varietas permainan mendapatkan perempuan untuk setuju dengan dia, Stan melaporkan bahwa dirinya masih belum puas. urusan yang belum selesai adalah mencegah dirinya dari keakraban otentik dengan perempuan karena kebutuhannya adalah bahwa seorang anak bukan orang dewasa. Stan perlu kembali keurusan lama dan mengekspresikan perasaan tidak diakuinya kekecewaan untuk mencapai penutupan. Dia harus mentolerir perasaan ketidakyamanannya menyertai yang mengakui dan bekerja melalui kebuntuan. Kebuntuan, atau titik macet, adalah waktu ketika dukungan eksternal tidak tersedia atau kebiasaan yang tidak berkerja. Tugas terapis adalah mendampingi klien yang mengalami kebuntuan atau frustasi tanpa menyelamatkan. Konselor membantu mendorong klien yang mengalami kondisi terjebak. Dengan mengalami kebuntuan, mereka bisa masuk ke hubungan dengan frustrasi dan menerima apa pun daripada mengharap perbedaannya. Terapi Gestalt adalah berdasarkan pada gagasan individu memiliki perjuangan menuju aktualisasi dan perkembangan bahwa mereka menerima semua aspek dari dirinya sendiri tanpa menghakimi dimensinya mulai berpikir, merasa, dan bertindak dengan cara berbeda. Hubungan dan Resistensi hubungan Dalam hubungan terapi memerlukan perubahan dan pertumbuhan yang terjadi. Membuat hubungan, melihat, mendengar, mencium, menyentuh, dan bergerak. Hubungan yang efekti berarti berinteraksi dengan alam dan dengan orang lain tanpa kehilangan akal individualitas seseorang. Prasyarat untuk hubungan yang baik adalah kesadaran yang jelas, penuh energi, dan kemampuan untuk mengekspresikan diri Zinker, 1978. Miriam Polster 1987 menyatakan hubungan adalah sumber perkembangan kehidupan. Penyesuaian kreatif terus diperbaharui individu dengan lingkungannya. Hal ini menuntut semangat, imajinasi, dan kreativitas. Pada jenis hubungan, sehingga yang paling akurat untuk memikirkan tingkat hubungan daripada pencapaian akhir. Setelah pengalaman hubungan, biasanya ada penarikan untuk mengintegrasikan apa yang telah dipelajari. Terapis Gestalt berbicara tentang dua fungsi batasan untuk menghubungkan dan memisahkan. Kedua hubungan dan penarikan diperlukan dan berfungsi sangat penting untuk kesehatan. Terapis Gestalt juga berfokus pada interupsi, gangguan, dan resistensi hubungan, mengembangan proses pembentukan tapi setelah mengalami. Resistensi biasanya diadopsi dari kesadaran kita dan berfungsi cara kronis, dapat berkontribusi untuk penyimpangan prilaku. Karena resistensi dikembangkan sebagai sarana untuk mengatasi situasi kehidupan, mereka memiliki kualitas positif serta yang bermasalah. Polster dan Polster 1973 menggambarkan lima yang berbeda jenis gangguan batas kontak yang mengganggu siklus pengalaman Introjection, projection, retroflection, deflection, dan confluence. Introyeksi adalah kecenderungan untuk tidak kritis menerima kepercayaan dan norma tertentu tanpa asimilasi untuk membuatnya kongruen dengan siapa kita. Introjection tetap asing bagi kita karena kita belum menganalis dan merestrukturisasikanya. Ketika introject, kita pasif menggabungkan lingkungan dengan menyediakan lebih dari mengidentifikasikan apa yang kita inginkan atau butuhkan. Jika kita tetap dalam tahap ini, energi terikat dalam mengambil hal-hal yang kita temukan dan percaya bahwa otoritas apa yang terbaik bagi kita daripada bekerja untuk hal-hal diri kita sendiri. Proyeksi adalah kebalikan dari introjection. Dalam Projection kita menyangkal aspek tertentu dalam diri kita dengan memberikannya ke lingkungan. Kepribadian yang tidak sesuai dengan citra diri kita yang tidak ditempatkan dan tidak diakui, yang ditugaskan untuk melihat orang lain; dengan demikian, banyak menyalahkan orang lain dalam masalah. Dengan melihat kualitas orang lain sangat kita menolak untuk mengakui diri sendiri, menghindari mengambil tanggungjawab atas perasaan sendiri dan orang lain, membuat kita tidak berdaya untuk memulai perubahan. Orang-orang yang menggunakan protection sebagai pola cenderung merasa bahwa mereka adalah korban dari keadaan, dan mereka percaya bahwa orang telah menyembunyikan makna di balik apa yang mereka katakan. Retrofleksi berbalik ke diri kita sendiri, apa yang kita ingin lakukan untuk orang lain atau melakukan untuk diri kita sendiri, apa yang kita inginkan, orang lain melakukan atau bagi kita. Proses ini gangguan utama dari fase aksi di siklus pengalaman dan biasanya melibatkan cukup banyak kecemasan. Orang yang mengandalkan retroflection cenderung menghambat diri dari mengambil tindakan karena takut malu, rasa bersalah, dan kebencian. Orang-orang yang self-mutilate atau yang melukai sendiri, misalnya, sering mengarahkan agresi ke dalam karena takut mengarahkan ke arah lain. Depresi dan psikosomatik keluhan sering diciptakan oleh retroflecting. Biasanya, gaya mal adaptif fungsi yang diadopsi di luar kesadaran kita; bagian dari proses terapi Gestalt adalah untuk membantu menemukan sistem self-regulatory sehingga bisa menangani duania secara realistis. Defleksi adalah proses gangguan atau membelokkan, sehingga terjadi kesulitan untuk mempertahankan rasa hubungan lanjutan. Berusaha untuk menekan atau meredakan hubungan melalui humor yang berlebihan, generalisasi abstrak, dan pertanyaan lebih dari pernyataan Frew, 1986. Ketika kita menolak, kita berbicara melalui orang lain, berbelit-belit bukannya langsung dan terlibat lingkungan di dasar tidak konsisten dan tidak penting, yang menghasilkan emosi deplesi. Pertemuan melibatkan pengkaburan perbedaan antara diri dengan lingkungan. Seperti yang kita berusaha untuk berbaur dan bergaul dengan semua orang, ada pembatas yang jelas antara pengalaman internal dan realitas luar. Pertemuan hubungan melibatkan adanya konflik, penahanan emosi, dan keyakinan bahwa semua pihak mengalami perasaan dan pikiran yang sama. Gaya hubungan adalah karakteristik dari klien yang memiliki kebutuhan tinggi untuk diterima dan disukai, sehingga menemukan kenyamanan. kondisi membuat hubungan sulit. Seorang terapis bisa membantu klien yang menggunakan alur berlawanan dengan mengajukan pertanyaan seperti “Apa yang kamu lakukan sekarang? Apa yang Anda rasakan sekarang? Apa Anda inginkan sekarang? ” Istilah-istilah seperti gangguan dalam hubungan atau batasan gangguan yang mengacu pada karakteristik gaya orang mengerjakan dalam upaya untuk mengontrol lingkungan melalui salah satu pertentangan. Premis dalam terapi Gestalt adalah hubungn yang bersifat normal dan sehat, dan klien didorong untuk menjadi semakin sadar dengan dominan gaya mereka untuk menghalangi hubungan menggunakan pertentangan. Hari ini terapis Gestalt hadir untuk klien terganggu dalam hubungannya, mendekati gaya interruptive dengan hormat dan mengambil gaya serius, mengetahui bahwa melayani fungsi penting di masa lalu. itu adalah penting untuk mengeksplorasi pertentangan apa yang dilakukan klien melindungi mereka dari apa, dan mereka mengalami apa. Energi dan menghambat ke Energi Dalam Terapi gestalt memberikan perhatian khusus dimana energi itu berada, bagaimana digunakan, dan bagaimana hal itu dapat dihambat. Hambatan energi adalah bentuk lain dari defensif tingkah laku. Hal ini dapat diwujudkan oleh ketegangan di beberapa bagian tubuh, dengan postur tubuh, dengan menjaga tubuh seseorang yang kencang dan tertutup, dengan tidak bernapas dalam-dalam, dengan melihat orang dari kejauhan ketika berbicara dalam menghindari hubungan, dengan situasi mencekik, dengan mematikan perasaan, dan berbicara dengan suara terbatas, untuk menyebutkan sedikit. Sebagian besar usaha terapi melibatkan menemukan fokus terputus energi dan membawa sensasi kesadaran klien. Klien mungkin tidak menyadari energi mereka atau di mana ia berada, dan mereka mungkin mengalami dalam cara yang negatif. Salah satu tugas dari terapis adalah membantu klien mengidentifikasi cara di mana mereka memblokir energi dan mengubah energi penghambat menjadi perilaku yang lebih adaptif. Klien didorong untuk mengenali bagaimana mereka resistensi yang ada dalam tubuh mereka. Daripada mencoba untuk membersihkan diri dari gejala fisik tertentu, klien dapat mendorong untuk sepenuhnya menyelidiki ketegangan. Misalnya, dengan membiarkan diri mereka untuk membesar-besarkan rahang mulut dan kaki gemetar, mereka dapat menemukan sendiri bagaimana mengalihkan energi dan menjaga diri dari ekspresi penuh gairah. Proses Terapi Tujuan terapi Terapi Gestalt tidak menganggap ke “berorientasi pada tujuan” metodologi perse. Akan Tetapi, sebagai Melnick dan Nevis 2005 tepat mengatakan, “Karena kompleksitas kerja terapi, metodologi cukup beralasan sangat penting…Enam metodologis komponen yang kita anggap penting atau integral terapi gestalt adalah a kontinum pengalaman, b di sini dan sekarang, c teori paradoks Perubahan, d percobaan, e pertemuan otentik, dan f proses yang berorientasi diagnosis “hlm. 102-103. Meskipun tidak terfokus pada tujuan yang telah ditetapkan untuk klien mereka, terapis Gestalt hadir untuk dasar tujuan-yaitu, membantu klien untuk mencapai kesadaran yang lebih utuh, dan dengan itu, pilihan yang lebih. Kesadaran utuh termasuk mengetahui lingkungan, tahu diri, menerima diri sendiri, dan mampu melakukan hubungan. Peningkatan kesadaran dan diperkaya, dengan sendirinya, terlihat sebagai kuratif. Tanpa kesadaran klien tidak memiliki alat untuk perubahan kepribadian ubah. Dengan kesadaran mereka memiliki kapasitas untuk menghadapi dan menerima bagian ditolak serta untuk sepenuhnya mengalami subjektivitas mereka. Mereka dapat mengalami persatuannya dan keutuhan. Ketika klien tinggal dengan kesadaran mereka, yang terpenting urusan belum terselasaikan akan muncul dan dapat ditangani dengan terapi. Pendekatan Gestalt membantu klien mencatat proses kesadaran mereka sendiri sehingga dapat bertanggung jawab dan selektif dan dapat membedakan dalam membuat pilihan. Kesadaran muncul dalam konteks hubungan asli antara klien dan terapis, atau dalam konteks Aku/Engkau yang berkaitan Jacobs, 1989; Yontef, 1993. Pandangan Eksistensial lihat Bab 6 adalah bahwa kita terus-menerus terlibat dalam Proses memperbaharuan dan menemukan diri kita sendiri. Kami tidak memiliki identitas statis, tetapi menemukan aspek baru dari keberadaan kita saat menghadapi tantangan baru. Terapi Gestalt pada dasarnya adalah sebuah pertemuan eksistensial dari mana klien cenderung bergerak arah tertentu. Melalui keterlibatan kreatif dalam proses Gestalt, Zinker 1978 mengharapkan klien akan melakukan hal berikut Pindah ke arah peningkatan kesadaran sendiri Secara bertahap menganggap kepemilikan pengalaman mereka sebagai lawan untuk membuat orang lain bertanggung jawab atas apa yang mereka pikirkan, rasakan, dan lakukan Mengembangkan keterampilan dan memperoleh nilai-nilai yang akan memungkinkan mereka untuk memuaskan kebutuhan mereka tanpa melanggar hak orang lain Menjadi lebih sadar semua indera mereka Belajarlah untuk menerima tanggung jawab atas apa yang mereka lakukan, termasuk menerima konsekuensi dari tindakan mereka Mampu meminta dan mendapatkan bantuan dari orang lain dan bisa memberikan kepada orang lain Fungsi dan peran terapis Perls, Hefferline, dan Goodman 1951 menyatakan bahwa pekerjaan terapis adalah untuk mengundang klien dalam kemitraan yang aktif di mana mereka dapat belajar tentang diri sendiri dengan mengadopsi sikap eksperimental terhadap kehidupan, di mana mereka mencoba perilaku baru dan perhatian yang akan terjadi. Yontef dan Jacobs 2008 menunjukkan bahwa Terapis Gestalt menggunakan metode aktif dan keterlibatan pribadi dengan klien untuk meningkatkan kesadaran mereka, kebebasan, dan pengarahan diri sendiri, daripada mengarahkan mereka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Terapis Gestalt mendorong klien untuk menghadirkan kesadaran sensorik mereka saat ini. Menurut Yontef 1993, meskipun fungsi terapis sebagai panduan dan katalis, menyajikan percobaan, dan pengamatan saham, pekerjaan dasar terapi dilakukan oleh klien. Yontef menyatakan bahwa tugas terapis adalah untuk menciptakan iklim di mana klien cenderung untuk sedang mencoba cara baru dan berperilaku. Terapis Gestalt tidak memaksakan perubahan pada klien melalui konfrontasi. Sebaliknya, mereka bekerja dalam konteks dialog Aku/ Engkau di sini dan kerangka-sekarang. Fungsi penting dari terapis Gestalt memberi perhatian kepada klien bahasa tubuh. Isyarat nonverbal ini memberikan informasi yang kaya sebagi mereka seing menunjukkan yang mana klien tidak menyadarinya. Terapis perlu waspada dalam kesenjangan antara perhatian dan kesadaran, keganjilan antara verbalisasi dan apa yang dilakukan dengan tubuh mereka. Terapis memungkinkan mengarahkan klien untuk berbicara dan kemudian menjadi gerakan atau bagian tubuh lainnya dengan bertanya, “Apa yang dikatakan oleh mata anda?” “Jika tangan Anda bisa bicara saat ini, apa yang akan mereka katakan?” “Bisakah Anda melakukan percakapan antara tangan kanan dan kiri? ” Klien dapat mengekspresikan kemarahan secara verbal dan pada saat tersenyum. Atau mungkin mengatakan mereka sakit dan pada saat tertawa. Terapis dapat meminta klien untuk menjadi sadar bagaimana mereka menggunakan tawa mereka untuk menutupi perasaan marah atau sakit. Selain menarik perhatian bahasa nonverbal klien, konselor Gestalt menekankan pada hubungan antara pola bahasa dan kepribadian. Pola bicara klien sering merupakan ekspresi dari perasaan mereka, pikiran, dan sikap. Pendekatan Gestalt berfokus pada kebiasaan berbicara terang-terangan sebagai cara untuk meningkatkan kesadaran klien tentang diri mereka sendiri, terutama dengan meminta untuk melihat apakah kata-kata mereka adalah kongruen dengan apa yang mereka alami atau bukannya menjauhkan dari emosi mereka. Bahasa dapat baik menggambarkan dan menyembunyikan. Dengan berfokus pada bahasa, klien mampu meningkatkan kesadaran mereka tentang apa yang dialami saat ini dan bagaimana mereka menghindari hubungan dengan pengalaman ini disini dan sekarang. Berikut adalah beberapa contoh dari aspek bahasa yang Terapis Gestalt mungkin fokus pada Berbicara “Ini”. Ketika klien mengatakan “ini” bukan “Aku,” mereka menggunakan depersonalisasi bahasa. Konselor dapat meminta mereka untuk mengganti kata ganti orang untuk yang impersonal sehingga akan menganggapnya meningkatkan rasa tanggung jawab. Sebagai contoh, jika klien mengatakan, “Ini kesulitan terjadi untuk teman-teman,” dia bisa bertanya menyatakan kembali dengan membuat sebuah pernyataan-“Aku” Aku mengalami kesulitan teman-teman.” Berbicara “Kau”. Bahasa global dan impersonal cenderung untuk menjaga orang tersembunyi. Terapis sering menunjukkan penggunaan umum dari “Anda” dan meminta klien untuk menggantikan “Aku” saat inilah yang dimaksud. Pertanyaan. Pertanyaan memiliki kecenderungan untuk menjaga rahasia penanya, aman, dan tidak diketahui. Konselor Gestalt sering meminta klien untuk mengubah pertanyaan mereka ke dalam laporan. Dalam membuat pernyataan pribadi, klien memikul tanggung jawab yang dikatakan. Mereka mungkin menyadari bagaimana menjaga rahasia sendiri melalui rentetan pertanyaan dan bagaimana hal ini berfungsi untuk mencegah dari membuat pernyataan yang mengekspresikan diri. Bahasa menyangkal kekuat Beberapa klien memiliki kecenderungan untuk menyangkal pribadi mereka dengan menambahkan daya kualifikasi atau penolakan atas laporan mereka. Terapis dapat menunjukkan kepada klien bagaimana kualifikasi tertentu mengurangi dari efektivitas mereka. Bereksperimen dengan menghilangkan kualifikasi seperti “mungkin,” “mungkin,” “seperti,” “Saya kira,” “mungkin,” dan “Saya kira” bisa membantu klien mengubah pesan ambivalen dalam pernyataan yang jelas dan langsung. Selanjutnya, pada saat klien mengatakan “Saya tidak bisa,” mereka benar-benar menyiratkan “Aku tidak akan.” Meminta klien untuk menggantikan “tidak akan” untuk “tidak bisa” sering membantu mereka dalam memiliki dan menerima kekuatan dengan mengambil tanggung jawab untuk keputusan mereka. Konselor harus berhati-hati dalam melakukan intervensi sehingga klien tidak merasa semua yang mereka katakan adalah patuh pada pengawasan. Daripada membina jenis morbid introspeksi, konselor berharap untuk menumbuhkan kesadaran tentang apa benar-benar diungkapkan melalui kata-kata. Mendengarkan metafora klien. Dalam workshopnya, Erv Polster 1995 menekankan pentingnya terapis belajar untuk bagaimana mendengarkan metafora klien. Dengan setelan ke metafora, terapis mendapat petunjuk untuk perjuangan intern klien. Contoh pernyataan metafora yang dapat memperkuat klien seperti “Sulit bagi saya untuk curhat di sini.” “Kadang-kadang aku merasa tidak memiliki kaki untuk berdiri.” “Saya merasa seperti memiliki lubang di dalam jiwa.” “Saya harus dipersiapkan kasus seseorang ledakan.” “Saya merasa dicabik-cabik setelah Anda dihadapkan minggu lalu.” “Setelah sesi ini, saya merasa seolah-olah saya dimasukkan dalam penggiling daging.” Di bawah metafora internal berbohong yang ditekan pada dialog yang mewakilkan urusan kritis belum selesai atau reaksi terhadap interaksi hadiah. Misal, untuk klien yang mengatakan merasa bahwa dia telah dimasukkan melalui penggiling daging, terapis bisa bertanya “Apa pengalaman Anda menjadi daging giling? “atau” Siapa yang melakukan penggilingan? “Hal ini penting untuk mendorong klien ini mengatakan lebih lanjut tentang apa yang dia alami. Seni Terapi terdiri dari membantu klien menerjemahkan makna metafora sehingga mereka dapat ditangani dengan terapi. Mendengarkan bahasa dibalik cerita. Polster 1995 juga mengajarkan nilai apa yang dia sebut “meluaskan.” Dia melaporkan bahwa klien sering menggunakan bahasa yang sulit dipahami namun memberikan petunjuk signifikan untuk cerita yang menggambarkan perjuangan hidup mereka. Terapis yang efektif belajar untuk memilih sebagian kecil dari kata seseorang dan kemudian berfokus dan mengembangkan elemen ini. Klien cenderung langsung ke fase awal, namun terapis mengingatkan pertanyaan yang akan membantu mereka menyempurnakan alur cerita mereka. Hal ini penting bagi terapis untuk memperhatikan apa yang menarik tentang orang yang duduk di depan mereka dan orang bercerita. Dalam workshopnya yang saya amati gaya bagus sekali dari Erv Polster dalam menantang orang Joe yang mengajukan diri untuk demonstrasikan sesi individu. Meskipun Joe memiliki cerita yang menarik untuk mengungkapkan aspek tertentu dalam hidupnya, ia menampilkan dirinya dengan cara yang tak bernyawa, dan energi yang datar. Akhirnya, Polster bertanya, “Apakah Anda menjaga minat saya sekarang? Apakah itu penting bagi Anda, apakah saya terlibat dengan Anda? “Joe tampak terkejut, tapi dia segera mendapat titik. Ia menerima tantangan Polster untuk memastikan bahwa dia tidak menyimpan, terapis tertarik menyajikan dirinya dengan cara menjaga ketertarikan penonton. Sudah jelas bahwa Polster mengarahkan perhatian Joe untuk proses bagaimana ia mengungkapkan perasaannya dan pengalaman hidup bukannya peduli dengan apa yang ia bicarakan. Polster percaya cerita tidak selalu merupakan bentuk perlawanan. Sebaliknya, dapat menjadi jantung dari proses terapi. Dia berpendapat bahwa orang yang mendongeng makhluk. Tugas terapis adalah membantu klien dalam menceritakan kisah mereka dalam cara hidup. Polster 1987b berpendapat banyak orang datang ke terapi untuk mengubah tema cerita mereka daripada mengubah kisah hidup. Pengalaman klien dalam Terapi Orientasi umum terapi Gestalt adalah menuju dialog. Sedangkan Fritz Perls akan mengatakan bahwa klien harus dihadapkan tentang bagaimana menghindari menerima tanggung jawab, sikap dialogis dibawa ke terapi Gestalt awalnya oleh Laura Perls menciptakan permukaan untuk tempat pertemuan antara klien dan terapis. Isu-isu lain yang dapat menjadi titik fokus dari terapi termasuk client-terapis hubungan dan kesamaan dalam cara klien berhubungan dengan terapis dan orang lain di lingkungan mereka. Terapis Gestalt tidak membuat penafsiran yang menjelaskan dinamika perilaku individu atau memberitahu klien mengapa bertindak dengan cara tertentu karena mereka bukan ahli pada pengalaman klien. Sebaliknya, kebenaran adalah Hasil dari pengalaman bersama dan fenomenologis halus terapis dan klien Yontef, 1999. Klien dalam terapi Gestalt adalah peserta aktif yang membuat interpretasi dan makna mereka sendiri. Merekalah yang meningkatkan kesadaran dan memutuskan apa yang akan atau tidak melakukan dengan pribadi. Miriam Polster 1987 dijelaskan urutan integrasi tiga-tahap mencirikan perkembangan klien dalam terapi. Yang pertama bagian dari urutan terdiri penemuan,klien cenderung untuk mencapai realisasi baru tentang diri sendiri atau untuk memperoleh pandangan baru dari situasi yang lama, mungkin mengambil tampilan baru di beberapa orang yang penting dalam hidup mereka. Penemuan tersebut sering datang sebagai kejutan bagi mereka. Tahap kedua dari urutan integrasi akomodasi, yang melibatkan klien mengakui memiliki pilihan. Klien mulai mencoba perilaku baru dalam lingkungan yang mendukung terapi kantor, dan kemudian memperluas kesadaran mereka tentang dunia. Membuat pilihan baru sering dilakukan dengan canggung, tetapi dengan dukungan klien terapi dapat memperoleh keterampilan dalam mengatasi situasi sulit. Klien cenderung berpartisipasi dalam percobaan out-of-office, yang dapat dibahas dalam sesi terapi berikutnya. Tahap ketiga dari urutan integrasi asimilasi, yang melibatkan klien, belajar bagaimana mempengaruhi lingkungan mereka. Tingkah Laku pada tahap ini mungkin termasuk mengambil sikap pada isu penting. Pada Akhirnya, klien mengembangkan kepercayaan diri dalam kemampuan mereka untuk meningkatkan dan berimprovisasi. Improvisasi adalah keyakinan yang berasal dari pengetahuan dan keterampilan. Klien mampu membuat pilihan yang akan menghasilkan dalam mendapatkan apa yang mereka inginkan. Terapis menunjukkan bahwa sesuatu telah dicapai dan mengakui perubahan yang terjadi dalam klien. Pada tahap ini klien memiliki pelajaran yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan peluang untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan dari lingkungan. Hubungan Antara Terapis dan Klien Sebagai jenis terapi eksistensial, praktek Gestalt melibatkan hubungan orang-ke-orang antara terapis dan klien. Terapis bertanggung jawab untuk kualitas kehadiran, untuk mengetahui diri sendiri dan klien, dan untuk tetap terbuka kepada klien. Mereka juga bertanggung jawab untuk membangun dan mempertahankan suasana terapi yang menumbuhkan semangat bekerja pada klien. Adalah penting terapis membiarkan diri mereka dipengaruhi oleh klien dan mereka secara aktif berbagi persepsi, kehadiran dan pengalaman saat menghadapi klien di sini dan sekarang. Terapis Gestalt tidak hanya memungkinkan klien mereka untuk menjadi diri sendiri tetapi tetap menjadi diri mereka sendiri dan tidak tersesat dalam peran. Mereka bersedia untuk mengekspresikan reaksi dan pengamatan, mereka berbagi pengalaman dan cerita pribadi dengan cara yang relevan dan tepat, dan tidak memanipulasi klien. Lebih Jauh, memberikan umpan balik yang memungkinkan klien mengembangkan kesadaran tentang apa yang mereka melakukan. Terapis harus menghadapi klien dengan jujur dan langsung Reaksi dan menjelajahi dengan ketakutan mereka, harapan bencana, penyumbatan, dan resistensi. Brown 2007 menunjukkan bahwa terapis berbagi Reaksi dengan klien, namun dia juga menekankan pentingnya menunjukkan sebuah sikap hormat, penerimaan, sekarang berpusat, dan kehadiran. Sejumlah penulis telah memberikan pusat penting bagi hubungan Aku/ Engkau dan kualitas kehadiran terapis, sebagai lawan keterampilan teknis. Mereka memperingatkan bahaya menjadi teknik dan kehilangan penglihatan mereka sendiri saat dengan terlibat klien. Sikap terapis dan perilaku Hubungan yang didirikan dengan apa yang dihitung Brown, 2007; Frew, 2008; Jacobs, 1989; Lee, 2004; Melnick & Nevis, 2005; Parlett, 2005; E. Polster, 1987a, 1987b; M. Polster, 1987; Yontef, 1993, 1995; Yontef & Jacobs, 2008. Para penulis ini menunjukkan bahwa terapi Gestalt saat ini telah bergerak di luar sebelumnya praktek terapeutik. Banyak terapis Gestalt kontemporer menempatkan peningkatan penekanan pada faktor seperti kehadiran, dialog otentik, kelembutan, lebih ekspresi diri langsung oleh terapis, penurunan penggunaan latihan stereotip, dan lebih besar kepercayaan klien yang mengalami. Laura Perls 1976 menekankan gagasan bahwa terapis orang lebih penting daripada menggunakan teknik. Dia mengatakan, “Ada banyak gaya karena ada terapis dan klien yang menemukan diri mereka dan satu sama lain dan bersama-sama menciptakan hubungan mereka “hal. 223. Jacobs 1989 menegaskan bahwa tren saat ini dalam praktek Gestalt adalah menuju penekanan yang lebih besar pada hubungan klien-terapis daripada teknik bercerai dari konteks pertemuan ini. Dia percaya terapis yang beroperasi dari orientasi ini mampu membangun, berpusat pada dialog menghakimi klien untuk memperdalam kesadaran mereka dan melakukan hubungan dengan orang lain. Polster dan Polster 1973 menekankan pentingnya terapis mengetahui sendiri dan menjadi instrumen terapi. Seperti seniman yang perlu berhubungan dengan apa yang mereka lukis, terapis peserta artistik dalam penciptaan kehidupan baru. Polsters meminta terapis untuk menggunakan pengalaman mereka sendiri sebagai bahan penting dalam proses terapi. Menurut mereka terapis lebih dari sekadar responden atau katalis. Jika membuat hubungan efektif dengan klien, terapis harus selaras dengan kedua klien dan diri mereka sendiri. Terapi adalah keterlibatan dua arah yang mengubah klien dan terapis. Jika terapis tidak menyetel sensitif untuk kualitas mereka sendiri dengan kelembutan, ketangguhan, dan kasih sayang sebagai reaksi kepada klien, mereka menjadi teknisi. Percobaan harus diarahkan pada kesadaran, bukan di solusi sederhana untuk masalah klien. Jacobs 1989 menyatakan bahwa jika terapis menggunakan eksperimen ketika mereka frustasi dengan klien dan ingin mengubah orang, mereka menyalahgunakan percobaan dan mungkin akan menggagalkan lebih dari perkembangan dan perubahan angka. Aplikasi Teknik Terapi dan Prosedur Percobaan di Therapy Gestalt Meskipun pendekatan Gestalt berkaitan dengan jelas, kesederhanaan tidak boleh diartikan bahwa pekerjaan terapis mudah. Mengembangkan varietas intervensi sederhana, tetapi menggunakan metode ini secara mekanik memungkinkan klien untuk terus hidup tidak otentik. Jika klien menjadi otentik, mereka membutuhkan hubungan dengan terapis otentik. Dalam Proses Kreatif di Gestalt Terapi, Zinker 1978 menekankan peran terapis sebagai agen perubahan kreatif, seorang penemu, dan manusia yang penuh kasih dan peduli. Dr Jon Frew, seorang terapis Gestalt, menunjukkan intervensi Gestalt diterapkan untuk kasus ini Rut dalam Kasus Pendekatan Konseling dan Psikoterapi Corey, 2009, chap. 6. Sebelum membahas berbagai metode Gestalt Anda bisa sertakan dalam Anda repertoar prosedur konseling, akan sangat membantu untuk membedakan antara latihan Atau teknik dan eksperimen. Teknik Latihan yang kadang-kadang digunakan untuk membuat sesuatu dalam sesi terapi atau untuk mencapai suatu tujuan. Mereka bisa menjadi katalis untuk bekerja individu atau untuk mempromosikan interaksi antara anggota kelompok terapi. Percobaan, sebaliknya, tumbuh dari interaksi antara klien dan terapis, dan mereka muncul dalam Proses dialogis ini. Mereka dapat dianggap sangat landasan pengalaman sedang belajar. Frew 2008 mendefinisikan percobaan “sebagai metode yang menggeser fokus konseling dari pembicaraan tentang topik untuk kegiatan yang akan mempertinggi kesadaran klien dan pemahaman melalui pengalaman” hal. 253. Menurut Melnick dan Nevis 2005, percobaannya dengan teknik “Teknik sebuah eksperimen yang dilakukan dengan tujuan pembelajaran yang spesifik…Percobaan, di sisi lain, mengalir langsung dari teori psikoterapi dan dibuat sesuai individu karena ia ada di sini dan sekarang “hal. 108. Melnick dan Nevis menyarankan menggunakan Gestalt kontinum sebagai panduan pengalaman untuk kustom merancang eksperimen. Percobaan merupakan dasar terapi Gestalt kontemporer. Zinker 1978 melihat sesi terapi sebagai serangkaian percobaan, yang merupakan jalan klien untuk belajar dari pengalaman. Apa yang dipelajari dari eksperimen kejutan untuk kedua klien dan terapis. Eksperimen Gestalt petualangan kreatif dan cara di mana klien dapat mengekspresikan prilaku diri. Percobaan yang spontan, salah-satu-dari jenis, relevan dengan momen tertentu dan pengembangan tertentu proses pembentukan-angka. Mereka tidak dirancang untuk mencapai tujuan tertentu, tetap dalam konteks dari saat-ke-saat proses antara hubungan terapis dan klien. Polster 1995 menunjukkan bahwa percobaan yang dirancang oleh terapis, berkembang dari tema yang berkembang melalui keterlibatan terapi, seperti laporan kebutuhan klien, impian, fantasi, dan kesadaran tubuh. Terapis Gestalt mengundang klien untuk terlibat dalam percobaan yang menyebabkan mengalami emosional dan wawasan baru Strumpfel & Goldman, 2002. Eksperimentasi adalah sikap yang melekat dalam semua terapi Gestalt; sebuah proses kolaboratif dengan partisipasi penuh klien. Klien menguji percobaan untuk menentukan apa yang dilakukan dan ketidakcocokan bagi mereka melalui kesadaran sendiri Yontef, 1993, 1995. Miriam Polster 1987 mengatakan bahwa percobaan adalah cara untuk membawa beberapa jenis konflik internal dengan membuat perjuangan ini proses yang sebenarnya. Hal ini bertujuan memfasilitasi kemampuan klien untuk bekerja melalui titik terjebak dari hidupnya. Percobaan mendorong spontanitas dan temu dengan membawa kemungkinan untuk tindakan langsung ke sesi terapi. Dengan mendramatisir atau bermain situasi keluar dari masalah atau hubungan relatif aman dalam terapi konteks, klien meningkatkan jangkauan fleksibilitas perilaku. Menurut M. Polster, percobaan Gestalt dapat mengambil banyak bentuk membayangkan mengancam Pertemuan di masa depan; menyiapkan dialog antara klien dan beberapa signifikan orang dalam hidupnya; mendramatisir memori peristiwa yang menyakitkan; menghidupkan kembali sebuah Pengalaman awal yang sangat mendalam di masa sekarang; asumsi identitas seseorang ibu atau ayah melalui bermain peran; berfokus pada gerak tubuh, postur, dan tanda-tanda nonverbal lainnya ekspresi batin; atau membawa pada dialog antara dua aspek yang saling bertentangan dalam orang tersebut. Melalui percobaan ini, klien mungkin mengalami perasaan yang berhubungan dengan konflik mereka. Percobaan membawa perjuangan hidup dengan mengundang klien untuk memberlakukan mereka di masa sekarang. Percobaan Sangat penting disesuaikan dengan masing-masing individu dan di gunakan dengan cara tepat waktu cara; mereka juga perlu melakukan konteks yang menawarkan keseimbangan antara dukungan dan risiko. Sensitivitas perhatian pada bagian terapis penting sehingga klien “tidak meledak ke dalam pengalaman yang terlalu mengancam atau mengizinkan untuk tinggal di wilayah yang aman tapi tidak subur “Polster & Polster, 1990, hal. 104. Mempersiapkan Klien untuk Percobaan Gestalt Jika siswa dalam pelatihan membatasi pemahaman mereka tentang terapi Gestalt untuk sekedar membaca tentang pendekatan, metode Gestalt cenderung tampak abstrak dan gagasan eksperimen mungkin tampak aneh. Meminta klien untuk “menjadi” obyek di salah satu mimpi mereka, misalnya, mungkin tampak konyol dan sia-sia. Hal ini penting untuk konselor secara pribadi mengalami kekuatan eksperimen gestalt dan merasa nyaman menyarankan mereka untuk klien. Dalam hal ini, dapat sangat berguna bagi siswa secara pribadi mengalami metode Gestalt sebagai klien. Hal ini juga penting bahwa konselor membangun hubungan dengan klien mereka, sehingga klien akan merasa cukup percaya untuk berpartisipasi dalam pembelajaran yang di dapat dari hasil dari percobaan gestalt. Klien akan mendapatkan lebih dari percobaan jika mereka berorientasi dan siap untuk mereka. Melalui hubungan saling percaya dengan terapis, klien cenderung untuk mengenali perlawanan dan memungkinkan diri untuk berpartisipasi dalam percobaan ini. Jika klien bekerja sama, konselor harus menghindari mengarahkan mereka dalam memerintah untuk melakukan percobaan. Biasanya, saya meminta klien jika mereka bersedia untuk mencoba sebuah eksperimen untuk melihat yang mungkin mereka pelajari. Saya juga memberitahu klien bahwa dapat berhenti memilih. Klien pada waktu mengatakan bahwa mereka merasa bodoh atau sadar diri atau tugas terasa artifi resmi atau tidak nyata. Pada saat saya menanggapi dengan pertanyaan “Apakah Anda bersedia untuk mencobanya dan melihat apa yang terjadi? ” Saya tidak melebih-lebihkan kekuatan hubungan terapeutik dan perlunya kepercayaan sebagai dasar untuk melaksanakan percobaan apapun. Jika saya ragu-ragu, saya cenderung tertarik untuk mengeksplorasi keengganan klien. membantu untuk mengetahui alasan klien berhenti. Keengganan untuk menjadi emosional sering terlibat, fungsi dari latar belakang budaya klien. Beberapa klien dikondisikan untuk bekerja keras mempertahankan kontrol emosional. Mereka mungkin memiliki keraguan tentang mengungkapkan perasaan intens terbuka, bahkan jika mereka berada dalam keadaan emosi. Ini juga dapat disebabkan oleh sosialisasi mereka dan norma-norma budaya mereka mematuhi. Dalam beberapa budaya itu dianggap kasar untuk mengekspresikan emosi secara terbuka, dan ada budaya tertentu menunjukkan kerentanan seseorang atau sakit psikologis. Jika klien telah memiliki sejarah panjang mengandung perasaan mereka, dapat dimengerti bahwa mereka akan enggan untuk berpartisipasi dalam percobaan yang mungkin untuk membawa emosi mereka ke permukaan. Tentu saja, banyak pria telah disosialisasikan untuk tidak mengungkapkan perasaan intens. Keengganan untuk membiarkan diri mereka menjadi emosional harus ditangani dengan cara hormat. Klien lain mungkin menolak menjadi terlibat secara emosional karena takut, kurangnya kepercayaan, keprihatinan atas kehilangan kendali, atau beberapa kekhawatiran lainnya. Jalan di mana klien menolak melakukan percobaan mengungkapkan banyak tentang kepribadian mereka dan cara berada di dunia. Oleh karena itu, terapis Gestalt mengharapkan dan menghormati munculnya keengganan dari pihak klien. Tujuannya terapis bukan untuk menghilangkan pertahanan klien tetapi untuk bertemu klien dimanapun mereka berada. Inti dari terapi Gestalt saat ini yaitu menghormati dan menghargai keengganan atau resistensi dan mendukung klien untuk menjadi lebih sadar Pengalaman. Bahkan, sejumlah penulis terapi gestalt mengusulkan bahwa istilah “pertentangan” sebenarnya tidak sesuai dengan prinsip filosofis dan teoritis terapi Gestalt Breshgold, 1989. Meskipun kemungkinkan untuk di lihat “resistensi terhadap kesadaran” dan “resistensi terhadap hubungan, “ide pertentangan tidak perlu oleh dipandang beberapa terapis Gestalt. Frew 2008 berpendapat bahwa gagasan pertentangan sama sekali beda dari teori dan praktek terapi Gestalt dan menunjukkan pertentangan adalah istilah yang sering digunakan untuk klien yang tidak melakukan apa yang terapis inginkan. Polster dan Polster 1976 menunjukkan yang terbaik bagi terapis untuk mengamati apa yang sebenarnya terjadi saat ini daripada mencoba membuat sesuatu terjadi. Hal ini akan jauh dari anggapan klien menolak dan dengan demikian berperilaku salah. Menurut Polsters, perubahan terjadi melalui hubungan dan kesadaran-orang tidak harus mencoba untuk berubah. Maurer 2005 menulis tentang “Menghargai pertentangan” sebagai penyesuaian situasi kreatif untuk mengatasi. Maurer mengklaim bahwa kita harus menghormati resistensi, mengambil serius, dan melihatnya sebagai “energi” dan bukan “lawan.” Hal ini juga di ingat bahwa percobaan gestalt dirancang untuk memperluas kesadaran dan membantu klien, mencoba mode perilaku baru. Dalam siatuasi keamanan terapi, klien diberi kesempatan dan didorong untuk “mencoba” perilaku baru. mempertinggi fungsi aspek kesadaran tertentu, yang menyebabkan peningkatan pemahaman diri Breshgold, 1989; Yontef, 1995. Percobaan akhir berarti membantu orang menjadi lebih sadar dan membuat perubahan yang paling mereka inginkan. Mengikuti pedoman, sebagian besar diambil dari Passons 1975 dan Zinker 1978, yang berguna baik dalam mempersiapkan klien untuk percobaan gestalt dan membawa mereka keluar dalam kursus terapi Penting bagi konselor harus cukup sensitif untuk mengetahui kapan harus meninggalkan klien sendiri. Untuk mendapatkan manfaat maksimal dari percobaan Gestalt, praktisi harus peka memperkenalkan mereka pada waktu yang tepat dan cara yang tepat. Sifat percobaan tergantung pada masalah individu, orang yang mengalami, dan sesi pengalaman hidup membawa kedua klien dan terapis. Percobaan memerlukan peran aktif klien dalam eksplorasi diri. percobaan Gestalt bekerja dengan baik ketika terapis menghormati latar belakang budaya dan klien berada dalam hubungan yang baik dengan orang tersebut. Peran Konfrontasi Siswa kadang-kadang menunda persepsi mereka bahwa konselor Gestalt gaya langsung dan konfrontatif. Saya memberitahu murid-murid saya bahwa itu adalah kesalahan untuk menyamakan praktek teori dengan pendirinya. Seperti yang telah disebutkan, kontemporer praktek terapi Gestalt telah melampaui gaya dipamerkan oleh Fritz Perls. Yontef 1993 mengacu pada gaya Perlsian sebagai terapi “boom-boom-booming “ditandai dengan sandiwara, konfrontasi abrasif, dan katarsis intens. Ia menyiratkan bahwa gaya karismatik Perls mungkin bertemu lebih dari kebutuhan narsis sendiri daripada kebutuhan kliennya. Yontef 1993, 1999 sangat penting dari rasa anti-intelektual, individualistis, dramatis, dan konfrontatif bahwa terapi Gestalt ditandai dalam “apapun lingkungan itu” dari 1960-an dan 1970-an. Menurut Yontef 1999, versi terbaru dari Terapi gestalt rasional telah berkembang untuk memasukkan lebih banyak dukungan dan peningkatan kebaikan dan kasih sayang dalam terapi. Pendekatan ini “menggabungkan penyelidikan empatik berkelanjutan dengan kesadaran tajam, jelas, dan relevan dengan fokus “hal. 10. Perls berlatih pendekatan yang sangat konfrontatif sebagai cara untuk berurusan dengan menghindari. Namun, Model ini konfrontatif tidak mewakili terapi Gestalt saat dipraktekkan Bowman, 2005; Frew, 2008; Yontef & Jacobs, 2008. Konfrontasi digunakan pada waktu dalam praktek terapi Gestalt, namun tidak tidak harus dilihat sebagai serangan yang keras. Konfrontasi dapat dilakukan dalam seperti cara bahwa klien bekerja sama, terutama ketika mereka diundang untuk memeriksa perilaku, sikap, dan pikiran. Terapis dapat mendorong klien untuk melihat keganjilan tertentu, terutama kesenjangan antara ekspresi verbal dan nonverbal. Selanjutnya, konfrontasi tidak harus ditujukan pada kelemahan atau sifat-sifat negatif; klien dapat ditantang untuk mengenali bagaimana mereka memblokir kekuatan. Konselor yang peduli cukup memberitahu untuk menuntut klien, pada dasarnya, bahwa mereka bisa berada dalam hubungan penuh dengan diri sendiri dan orang lain. Pada akhirnya, bagaimanapun, klien harus memutuskan sendiri apakah mereka mau menerima undangan untuk mempelajari lebih lanjut tentang diri sendiri. Peringatan ini harus disimpan dalam keberatan dengan semua percobaan yang akan dijelaskan. Therapy Gestalt Intervensi Percobaan dapat menjadi alat yang berguna untuk membantu klien mencapai kesadaran, mengalami konflik internal, mengatasi inkonsistensi dan dikotomi, dan bekerja melalui jalan buntu yang mencegah penyelesaian urusan yang belum selesai. latihan Soal dapat digunakan untuk memperoleh emosi, menghasilkan tindakan, atau mencapai tujuan tertentu. Etika digunakan di terbaik mereka, intervensi yang dijelaskan di sini sesuai dengan situasi terapi menyoroti klien. Bahan berikut didasarkan pada Levitsky dan Perls 1970, dengan saran saya sendiri ditambahkan untuk menerapkan metode ini. DIALOG LATIHAN INTERNAL Salah satu tujuan dari terapi Gestalt adalah untuk membawa fungsi terintegrasi dan penerimaan aspek kepribadian seseorang yang telah tidak mengakui dan menyangkal. Terapis Gestalt memperhatikan untuk membagi fungsi kepribadian. Sebuah divisi utama antara “Atasan” dan bawahan,” dan terapi sering berfokus pada perang antara keduanya. Atasan atas adalah benar, otoriter, moralistik, menuntut, suka memerintah, dan manipulatif. Ini adalah “orang tua yang kritis” yang luak dengan “keharusan” dan “Kewajiban” dan memanipulasi dengan ancaman bencana. Para memanipulasi bawahan dengan memainkan peran korban dengan menjadi defensif, menyesal, tak berdaya, dan lemah dan dengan pura-pura ketidak berdayaan. Ini adalah sisi pasif, yang satu tanpa tanggung jawab, dan salah satu yang menemukan alasan. Atasan atas dan bawahan terlibat dalam perjuangan terus-menerus untuk kontrol. Perjuangan membantu menjelaskan mengapa seseorang resolusi dan janji-janji sering pergi tak terpenuhi dan mengapa penundaan seseorang tetap. Atasan atas tirani tuntutan yang satu menjadi demikian dan begitu, sedangkan bawahan menantang memainkan peran anak tidak patuh. Sebagai hasil dari perjuangan untuk mengontrol individu menjadi terpecah menjadi pengontrol dan dikendalikan. Perang saudara antara kedua belah pihak terus, dengan kedua belah pihak berjuang untuk eksistensi mereka. Konflik antara dua kutub yang berlawanan dalam kepribadian berakar pada mekanisme introyeksi, yang melibatkan aspek pemaduan orang lain, biasanya orang tua, dalam kepribadian seseorang. Adalah penting bahwa klien menjadi sadar dari introjects mereka, terutama introjects beracun yang meracuni orang dan mencegah integrasi kepribadian. Teknik kosong kursi adalah salah satu cara untuk mendapatkan klien untuk mengeksternalisasi introject itu, teknik Perls banyak digunakan. Dengan menggunakan dua kursi, terapis meminta klien untuk duduk di salah satu kursi dan sepenuhnya atasan dan kemudian beralih ke kursi lain untuk menjadi bawahan. Dialog dapat diteruskan antara kedua sisi klien. Pada dasarnya, ini adalah teknik bermain peran di mana semua bagian-bagian yang dimainkan oleh klien. Dengan cara ini introjects bisa muncul, dan Klien dapat mengalami konflik lebih lengkap. Konflik dapat diselesaikan oleh penerimaan klien dan integrasi dari kedua belah pihak. Latihan ini membantu klien mendapatkan berhubungan dengan perasaan atau sisi diri bahwa mereka dapat menyangkal; agak dari sekedar berbicara tentang perasaan konflik, mereka mengintensifkan perasaan dan mengalaminya sepenuhnya. Selanjutnya, dengan membantu klien menyadari bahwa perasaan yang sangat nyata dari diri mereka sendiri, intervensi melarang klien dari tidak dikaitkan perasaan. Tujuan dari latihan ini adalah untuk mempromosikan tingkat yang lebih tinggi dari integrasi antara polaritas dan konflik yang ada dalam diri setiap orang. Tujuannya bukan untuk membebaskan diri ciri-ciri tertentu tetapi untuk belajar untuk menerima dan hidup dengan polaritas. MEMBUAT GILIRAN Membuat giliran adalah latihan Gestalt yang melibatkan seseorang dalam kelompok untuk pergi ke orang lain dalam kelompok, baik berbicara atau melakukan sesuatu dengan setiap orang. Tujuannya adalah untuk menghadapi, risiko, untuk mengungkapkan diri, untuk bereksperimen dengan perilaku baru, dan tumbuh dan berubah. Saya telah bereksperimen “membuat giliran” ketika saya merasa peserta diperlukan untuk menghadapi setiap orang dalam kelompok dengan beberapa tema. Sebagai contoh, kelompok anggota mungkin berkata “Aku duduk di sini untuk waktu yang lama, ingin berpartisipasi tetapi aku takut untuk mempercayai orang di sini. Dan selain itu, saya tidak berpikir waktu kelompok. “Aku melawan” Apakah Anda bersedia melakukan sesuatu untuk mendapatkan investasi diri dan? bekerja untuk mendapatkan kepercayaan dan rasa percaya diri” Jika orang tersebut menjawab dengan tegas, saran saya bisa seperti “Pergi berkeliling ke setiap orang dan selesai kalimat ini “Saya tidak percaya karena…”Setiap latihan bisa diciptakan untuk membantu individu melibatkan diri dan memilih bekerja pada hal-hal yang membuat mereka membeku dalam ketakutan. Beberapa ilustrasi lain yang terkait dan contoh yang tepat untuk menemukan intervensi pembuatan perputaran tercermin dalam komentar klien seperti ini “Saya ingin menjangkau orang-orang.” “Tak seorang pun di sini tampaknya peduli”. “Saya ingin melakukan hubungan dengan Anda, tapi aku takut ditolak [atau diterima]” “Sulit bagi saya untuk menerima pujian.; Saya selalu memperhitungkan hal-hal baik yang di katakan orang kepada saya.” LATIHAN PEMULIHAN gejala dan perilaku tertentu mewakili pembalikan impuls mendasari atau laten. Dengan demikian, terapis bisa meminta orang yang menderita hambatan parah dan ketakutan yang berlebihan untuk memainkan peran seorang eksibisionis. Saya ingat seorang klien di salah satu kelompok terapi kami yang mengalami kesulitan menjadi apa tapi peramah. Saya memintanya untuk membalikkan gaya khas dan dia menjadi negatif karena dia bisa. Pembalikan kerja dengan baik; Segera ia memainkan perannya dengan penuh semangat, dan kemudian dia bisa mengakui dan menerima dia “sisi negatif” serta “sisi positifnya.” Teori yang mendasari teknik pembalikan adalah bahwa klien mengambil risiko menjadi yang penuh dengan kecemasan dan melakukan hubngan dengan orang-orang dari bagian diri sendiri yang telah ditolak. Teknik ini bisa membantu klien mulai menerima kedudukan pribadi tertentu yang mereka sangkal. LATIHAN ULANG Sering kali kita terjebak berlatih diam-diam ke diri sendiri sehingga mendapatkan penerimaan. Ketika pelaksanaan, kita mengalami demam panggung, atau kecemasan, karena takut kita tidak akan bermain peran dengan baik. Latihan internal menguras banyak energi dan sering menghambat spontanitas dan kesediaan kita untuk bereksperimen dengan perilaku baru. ketika klien berbagi latihan dengan suara keras bersama terapis, menjadi lebih sadar dari persiapan gunakan dalam memperkuat peran sosial. Mereka juga menjadi sadar bagaimana mencoba untuk memenuhi harapan orang lain, sejauh mana mereka ingin disetujui, diterima, dan disukai, dan dari sejauh mana mereka mencapai penerimaan. LATIHAN BERLEBIHAN Salah satu tujuan terapi Gestalt untuk klien menjadi lebih sadar akan sinyal halus dan isyarat yang dikirimkan melalui bahasa tubuh. Gerakan, postur, dan gerak tubuh dapat berkomunikasi makna signifikan, namun isyarat mungkin tidak lengkap. Dalam latihan ini orang diminta untuk membesar-besarkan gerakan atau isyarat berulang kali, yang biasanya mengintensifkan perasaan yang melekat pada perilaku dan membuat makna batin yang lebih jelas. Beberapa contoh perilaku yang meminjamkan diri untuk kelebihan tersebut, teknik yang gemetar berjabat tangan, kaki, membungkuk postur dan membungkuk bahu, tangan terkepal, cemberut, wajah meringis, menyilangkan tangan, dan sebagainya. Jika klien melaporkan kaki gemetarnya, terapis akan meminta klien untuk berdiri dan pemanasan sejenak. Kemudian terapis akan meminta klien untuk menempatkan kata-kata untuk anggota badan gemetar. MENINGGALKAN PERASAAN Kebanyakan klien ingin melarikan diri dari rangsangan menakutkan dan untuk menghindari perasaan tidak menyenangkan. Pada saat-saat penting ketika klien mengacu pada perasaan atau suasana hati yang tidak menyenangkan dan dari mana mereka memiliki keinginan yang besar untuk melarikan diri, terapis dapat mendorong klien untuk tetap dengan perasaan dan mendorong mereka untuk lebih ke dalam perasaan atau perilaku ingin di hindari. Menghadapi dan mengalami perasaan tidak hanya membutuhkan keberanian tetapi juga tanda kesediaan untuk menanggung kenyerian untuk memblokir dan membuat jalan untuk tingkat pekembangan yang baru. PENDEKATAN GESTALT UNTUK KERJA MIMPI Dalam mimpi psikoanalisis diinterpretasikan, wawasan intelektual ditekankan, dan asosiasi bebas digunakan untuk mengeksplorasi makna sadar mimpi. Pendekatan Gestalt tidak menafsirkan dan menganalisis mimpi. Sebaliknya, tujuannya adalah untuk membawa mimpi kembali ke kehidupan dan menghidupkan kembali mereka seolah-olah terjadi sekarang. Mimpi bertindak keluar di masa sekarang, dan pemimpi menjadi bagian dari mimpinya. Disarankan untuk format kerja dengan mimpi termasuk membuat daftar semua rincian mimpi, mengingat setiap orang, peristiwa, dan suasana hati di dalamnya, dan kemudian menjadi bagian tersebut dengan mengubah diri sendiri, bertindak semaksimal mungkin dan menciptakan dialog. Setiap bagian dari mimpi diasumsikan proyeksi dari diri, dan klien menciptakan catatan untuk pertemuan antara karakter atau bagian. Semua bagian berbeda dari mimpi, ekspresi bertentangan dan tidak konsisten sisi klien sendiri, dan, dengan melakukan dialog antara pihak yang berlawanan, klien secara bertahap menjadi sadar dari berbagai perasaan sendiri. Konsep Perls tentang proyeksi sentral dalam teori pembentukan mimpi; setiap orang dan setiap objek dalam mimpi mewakili aspek proyeksi dari pemimpi. Perls 1969a menyatakan bahwa “kita mulai dengan asumsi yang tidak percaya melihat orang lain atau dalam dunia tidak ada tapi proyeksi “hal. 67. Menyadari indra dan memahami proyeksi berjalan seiring. Klien tidak memikirkan atau menganalisis mimpi tetapi menggunakannya sebagai catatan dan bereksperimen antara dialog diberbagai bagian dari mimpi. Karena klien dapat bertindak keluar pertentangan antara sisi yang berlawanan, akhirnya mereka bisa menghargai dan menerima perbedaan batin dan mengintegrasikan kekuatan lawan. Freud menyebutkan mimpi jalan raya menuju alam bawah sadar, tetapi untuk Perls mimpi adalah “jalan menuju integrasi” hal. 66. Menurut Perls, mimpi adalah ekspresi yang paling spontan keberadaan manusia. merupakan situasi yang belum selesai, tapi setiap mimpi juga berisi pesan eksistensial mengenai diri sendiri dan satu Perjuangan. Semuanya dapat ditemukan dalam mimpi jika semua bagian-bagian yang dipahami dan berasimilasi; mimpi berfungsi sebagai cara terbaik untuk menemukan kepribadian hampa, mengungkapkan bagian yang hilang dan metode penghindaran klien. Perls menyatakan jika mimpi bekerja dengan benar, pesan eksistensial menjadi lebih jelas. Jika orang tidak mengingat mimpi, mereka mungkin menolak untuk menghadapi apa yang salah dengan kehidupan mereka. Paling tidak, konselor Gestalt meminta klien untuk berbicara dengan mimpi mereka yang hilang. Misalnya, seperti yang diarahkan oleh terapisnya, klien melaporkan mimpi berikut dalam waktu sekarang, seolah-olah dia masih bermimpi Saya memiliki tiga monyet di kandang. Salah satu monyet besar dan dua anak-anak kecil! Saya merasa dekat pada monyet tersebut, meskipun mereka menciptakan banyak kekacauan di kandang yang dibagi menjadi tiga ruang terpisah. Mereka berkelahi dengan monyet lain, monyet besar berkelahi dengan monyet kecil. Mereka keluar dari kandang, dan menempel ke saya. Saya merasa seperti mendorong menjauh dari saya. Saya merasa benar-benar kewalahan oleh kekacauan mereka ciptakan di sekitar saya. Saya menghampiri ibuku dan mengatakan padanya bahwa saya perlu bantuan, saya tidak bisa lagi menangani monyet ini karena mereka membuatku gila. Saya merasa sangat sedih dan sangat lelah, dan merasa putus asa. Saya menjauh dari kandang, berpikir bahwa saya benar-benar menyayangi monyet, namun saya harus menyingkirkannya. Saya mengatakan sendiri bahwa saya seperti orang lain. Saya melihara hewan, dan kemudian ketika monyet itu kasar, saya ingin menyingkirkannya. Saya berusaha keras untuk mencari solusi menjaga monyet tersebut dan tidak memungkinkan mereka untuk memiliki efek yang mengerikan pada saya. Sebelum aku bangun dari mimpi, saya membuat keputusan untuk menempatkan setiap monyet dalam kandang yang terpisah, dan mungkin itu adalah cara untuk menjaga mereka. Terapis kemudian meminta kliennya, Brenda, untuk “menjadi” bagian yang berbeda dari mimpinya. Dengan demikian, ia menjadi kandang, dan ia menjadi dan berdialog dengan masing-masing monyet, dan kemudian ia menjadi ibunya, dan sebagainya. Salah satu sebagian besar aspek kuat dari teknik ini adalah Brenda melaporkan mimpinya sebagai meskipun masih terjadi. Dengan cepat merasakan bahwa mimpinya menyatakan perjuangan bersama suami dan kedua anaknya. dari dialognya, Brenda menemukan penghargaan baik dan membenci keluarganya. Dia membiarkannya, mereka tahu tentang perasaannya dan bekerjasama pada peningkatan gaya hidup yang sangat sulit. Dia tidak perlu interpretasi dari terapisnya untuk memahami pesan yang jelas dari mimpinya. Aplikasi Untuk Konseling Kelompok Terapi Gestalt cocok untuk konteks kelompok. Terapi Gestalt mendorong pengalaman langsung dan tindakan yang bertentangan dengan berbicara tentang konflik, masalah, dan perasaan. Jika anggota memiliki kecemasan yang berkaitan dengan beberapa peristiwa di masa depan, mereka dapat memberlakukan masalah ini di masa depan saat ini. Di sini dan sekarang fokus menghidupkan kelompok dan membantu anggota dalam menjelajahi keprihatinan mereka. Pindah dari pembicaraan tentang tindakan yang dilakukan dengan menggunakan eksperimen dalam kelompok. Terapi Gestalt mempekerjakan intervensi beragam yang dirancang untuk mengintensifkan anggota kelompok yang mengalami pada saat ini tujuan untuk mengarah ke peningkatan kesadaran. Semua teknik yang dijelaskan sebelumnya dapat digunakan dalam terapi kelompok. Ketika salah satu anggota fokus bekerja, anggota lain dapat mengunakan peningkatan kerja individu. Melalui menghubungkan keterampilan, ketua kelompok dapat membawa anggota dalam eksplorasi masalah. Saya lebih memilih gaya interaktif kelompok kerja gestalt dan membawa sebuah dimensi antarpribadi memaksimalkan potensi terapi dalam kelompok. Saya tidak ingin memperkenalkan teknik untuk mempromosikan sesuatu yang terjadi suatu kelompok; bukan, saya cenderung mengundang anggota untuk mencoba gaya perilaku yang berbeda sebagai cara untuk meningkatkan apa yang anggota diberikan atau mungkin mengalami pada saat ini. Kelompok Format menyediakan konteks kreativitas dalam menggunakan intervensi dan merancang percobaan. Percobaan perlu disesuaikan dengan masing-masing anggota kelompok dan digunakan pada waktu yang tepat; mereka juga perlu melakukan konteks yang menawarkan keseimbangan antara dukungan dan risiko. Percobaan terbaiknya, berevolusi dari apa yang terjadi di dalam masing-masing anggota dan apa yang terjadi dalam kelompok pada saat ini. Meskipun ketua kelompok Gestalt mendorong anggota untuk meningkatkan kesadaran dan hadir untuk hubungan gaya interpersonal, ketua cenderung mengambil peran aktif dalam menciptakan eksperimen untuk membantu anggota memanfaatkan sumber daya mereka. Pemimpin Gestalt secara aktif terlibat dengan anggota, dan ketua sering terlibat dalam pengungkapan diri sebagai cara untuk meningkatkan hubungan dan menciptakan rasa mutualitas dalam kelompok. Pemimpin Gestalt berfokus pada kesadaran, hubungan, dan eksperimen Yontef & Jacobs, 2008. Jika anggota mengalami kelompok sebagai tempat yang aman, mereka akan cenderung untuk pindah ke yang tidak diketahui dan melawan diri sendiri. Untuk meningkatkan kemungkinan bahwa anggota akan mendapatkan keuntungan dari metode Gestalt, pemimpin kelompok perlu mengkomunikasikan tujuan umum dari intervensi tersebut dan membuat eksperimen iklim. Pemimpin tidak mencoba untuk mendorong agenda; bukan, anggota bebas untuk mencoba sesuatu yang baru dan menentukan sendiri apakah pekerjaan itu. Dalam pelatihan workshop konseling kelompok Marianne Schneider Corey dan saya lakukan di Korea, pendekatan Gestalt diterima dengan baik. Anggota kelompok yang sangat terbuka dan bersedia untuk berbagi diri secara emosional sekali iklim keselamatan diciptakan. Kami berusaha untuk menghindari membuat asumsi tentang anggota kelompok, dan kita berhati-hati untuk tidak memaksakan pandangan dunia atau nilai-nilai kita pada mereka. Sebaliknya, kita mendekati klien dengan hormat, kasih sayang, dan perhatian. Kami bekerja sama dengan klien untuk menemukan cara membantu terbaik mengatasi kesulitan yang mereka alami secara internal, interpersonal, dan dalam konteks lingkungan sosial mereka. Meskipun tidak realistis untuk berpikir Anda perlu tahu segala sesuatu tentang budaya yang berbedsa, penting untuk membawa sikap hormat dan penghargaan atas perbedaan untuk pekerjaan di berbagai lingkungan budaya di seluruh dunia. Dengan sikap ini kami menemukan bahwa kami mampu menggunakan banyak intervensi Gestalt dengan orang-orang Korea dalam kelompok pelatihan konteks. Dalam beberapa hal tidak mengherankan karena di Korea ada penekanan pada nilai-nilai kolektif, dan kerja kelompok baik ke budaya Korea. Untuk Penjelasan lebih lanjut tentang terapi Gestalt dalam kelompok, lihat Corey 2008, chap. 11 dan Feder 2006. Terapi Gestalt Dari Multikultural Perspektif Kelebihan Dari Keanekaragaman Perspektif Kesempatan untuk sensitif dan kreatif menggunakan metode Gestalt dengan beragam budaya populasi jika intervensi dihitung secara tepat dan digunakan secara fleksibel. Frew 2008 telah membuat kasus bahwa “terapi Gestalt kontemporer berkembang sebagai orientasi ramah peka budaya dan keragaman “hal. 267. Salah satu kelebihan dari eksperimen Gestalt adalah mereka dapat disesuaikan agar sesuai dengan cara yang unik di mana seorang individu merasakan dan menafsirkan budayanya. Meskipun sebagian besar terapis memiliki prasangka, terapis Gestalt berusaha untuk mendekati setiap klien secara terbuka. Mereka melakukan ini dengan memeriksa kebiasaan mereka dan pandangan dalam dialog dengan klien. Hal ini sangat penting dalam bekerja dengan individu-individu dari budaya lain. Fernbacher 2005 menekankan pentingnya membantu terapi Gestalt training dalam mengembangkan kesadaran mereka sendiri. Dia menyarankan “Untuk mengembangkan kesadaran identitas budaya seseorang, seseorang harus menghadiri pengaruhnya tidak hanya dalam pelatihan tetapi juga sebagai bagian dari perkembangan berkelanjutan dari praktisi Gestalt “hal. 121. Fernbacher berpendapat bahwa “untuk melakukan pekerjaan lintas budaya dari Gestalt sebuah perspektif, penting bahwa kita mengeksplorasi budaya kita sendiri…untuk membuat hubungsn dan mendorong hubungan dengan orang lain, kita perlu tahu tentang diri kita sendiri ” Hal. 131. Terapi Gestalt sangat efektif dalam membantu orang mengintegrasikan polaritas dalam diri. Banyak klien bicultural berjuang untuk mendamaikan yang tampak beragam aspek dari dua budaya dimana mereka tinggal. Dalam salah satu kelompok selama seminggu saya, bekerja dinamis dilakukan oleh seorang wanita Eropa. Perjuangannya terdiri dari mengintegrasikan sisi Amerika-nya dengan pengalamannya di Jerman sebagai seorang anak. Aku bertanya “membawa keluarganya ke dalam kelompok ini” dengan berbicara kepada anggota yang dipilih dalam kelompok seolah-olah mereka adalah anggota keluarganya. Dia diminta untuk membayangkan bahwa ia berusia 8 tahun dan ia sekarang bisa mengatakan kepada orang tuanya dan saudara hal-hal yang ia tidak pernah diungkapkan. Saya memintanya untuk berbicara dalam bahasa Jerman karena ini bahasa adalah utama bagi seorang anak. Faktor-faktor gabungan kepercayaan dirinya dalam kelompok, kesediaannya untuk menciptakan kembali adegan awal dengan menghidupkan kembali di masa sekarang, dan simbolis bekerja dengan fantasi membantunya mencapai terobosan signifikan. Dia mampu menempatkan akhir yang baru untuk situasi akhir yang belum terselesaikan melalui partisipasinya dalam percobaan Gestalt ini. Ada banyak kesempatan untuk menerapkan cara eksperimen Gestalt kreatif dengan beragam populasi klien. Dalam budaya, pidato tidak langsung adalah norma, perilaku nonverbal dapat menekankan konten tak terucapkan oleh komunikasi verbal. Klien dapat mengekspresikan diri nonverbal lebih ekspresif melakukan dengan kata-kata. Terapis Gestalt dapat meminta klien untuk fokus pada gerakan mereka, ekspresi wajah, dan apa yang dialami oleh tubuh mereka sendiri. Mereka berusaha untuk memahami latar belakang budaya klien mereka. Mereka khawatir tentang bagaimana dan dimana aspek Latar belakang ini menjadi pusat atau figural untuk klien dan arti apa yang klien tempatkan pada angka-angka ini. Terapi Gestalt Pada Terapan Kasus Stan Terapis Gestalt berorientasi berfokus pada urusan yang belum selesai, Stan dengan orang tuanya, saudara, dan mantan istrinya. Tampaknya urusan ini belum selesai terutama terdiri dari perasaan kebencian, dan Stan ternyata benci pada dirinya sendiri. Situasi hidupnya sekarang ini disorot, tapi ia juga mengalami kembali perasaan masa lalu yang mungkin mengganggu dengan kegiatanya saat ini untuk mengembangkan keakraban dengan orang lain. Walaupun fokusnya pada perilaku Stan ini, terapis membimbing dia menuju kesadaran bagaimana membawa bagasi tua di sekitar yang mengganggu hidupnya saat ini. Tugasnya membantunya dalam menciptakan kembali konteks di mana ia membuat keputusan yang tidak baik sebelumnya. Pada dasarnya, Stan perlu belajar bahwa keputusannya tentang cara yang selama bertahun-tahun di masa kecilnya mungkin tidak lagi sesuai. Salah satu keputusan adalah “aku bodoh, dan akan lebih baik jika aku tidak ada. ” Stan telah dipengaruhi oleh pesan budaya bahwa ia telah menerima. Penasihatnya tertarik dalam mengeksplorasi latar belakang budayanya, termasuk nilai-nilai dan nilai-nilai karakteristik budayanya. Dengan fokus, konselor dapat membantu Stan mengidentifikasi beberapa perintah-perintah budaya berikut “Jangan bicara tentang keluarga Anda dengan orang asing, dan tidak menggantung pakaian kotor Anda di depan umum.” “Jangan menentang orang tua Anda karena mereka layak dihormati.” “Jangan terlalu khawatir tentang diri sendiri” “Jangan tampilkan kelemahan Anda; menyembunyikan perasaan dan kelemahan anda. “Tantangan konselor untuk memeriksa perintah yang tidak lagi fungsional. Meskipun ia dapat memutuskan pertahanan aspek-aspek budayanya pemberian, dia juga memodifikasi posisi harapan budaya tertentu. Tentu saja, ini akan dilakukan ketika masalah muncul di latar depan karyanya. Terapis Stan mendorong dia untuk menghadiri kesadaran di sesi awal. Dia bertanya, “Apa yang Anda alami saat kita memulai hari ini? “Saat ia mendorong Stan untuk menyetel ke pengalamannya hadir dan selektif membuat pengamatan, sejumlah angka-angka akan muncul. Tujuannya adalah untuk fokus pada Figur yang menarik, salah satu yang tampaknya terus energi yang paling atau relevansi untuk Stan. Ketika angka diidentifikasi, tugas untuk memperdalam kesadaran Stan berpikir, merasakan, sensasi tubuh, atau wawasan melalui terkait eksperimen. Terapis desain eksperimen menciptakan kesadaran atau menciptakan kemungkinan hubungan antara Stan dan dirinya sendiri. Tempat terapisnya Nilai berlatih terapi Gestalt dialogis, dan dia bertujuan untuk sepenuhnya hadir dan tertarik untuk memahami dunianya. Dia memutuskan berapa banyak pengungkapan diri untuk membuat keuntungan Stan dan untuk memperkuat hubungan terapeutik. Dalam gaya khusus Gestalt, Stan berkaitan dengan pemberian perjuangannya dalam konteks hubungannya dengan terapis, tidak hanya dengan berbicara tentang masa lalunya atau dengan menganalisis wawasan, tapi dengan menjadi beberapa orang-orang yang mengatakan kepadanya bagaimana berpikir, merasa, dan berperilaku sebagai seorang anak. Dia kemudian bisa menjadi anak yang menanggap mereka dari mana, ia merasa kebingungan atau sakit. Dia mengalami perasaan baru yang menyertai kepercayaan tentang dirinya, dan datang ke apresiasi yang lebih dalam bagaimana perasaan dan pikirannya mempengaruhi apa dilakukannya hari ini. Stan telah belajar untuk menyembunyikan emosinya daripada untuk mengungkapkannya. Memahami tentang dia, konselornya mengeksplorasi keraguan dan kekhawatiran tentang “Masuk ke perasaannya.” Dia mengakui bahwa ia ragu-ragu dalam mengekspresikan emosinya dan membantu menilainya apakah ia ingin mengalaminya lebih dalam dan mengungkapkannya lebih bebas. Ketika Stan memutuskan bahwa ia ingin mengalami emosinya dari pada menolak mereka, terapis bertanya “Apa anda menyadarinya sekarang yang mengatakan apa yang Anda lakukan? “Stan mengatakan bahwa ia tidak bisa menghilangkan mantan istrinya keluar dari pikiran. Dia mengatakan kepada terapis tentang rasa sakit yang ia rasakan atas hubungannya dan ia takut terlibat lagi supaya dia terluka. Terapis terus memintanya untuk fokus ke dalam dan mendapatkan rasa menonjol baginya pada saat ini. Stan menjawab “Aku sakit hati dan marah atas semua rasa sakit yang saya sudah timbulkan. “Dia meminta untuk membayangkan dirinya dalam adegan sebelumnya dengan mantan istrinya, seolah-olah situasi yang menyakitkan yang terjadi di sini dan sekarang. secara simbolis menghidupkan kembali dan kembali mengalami situasi dengan berbicara “langsung” kepada istrinya. Dia mengatakan padanyanya kebencian dan rasa sakitnya dan akhir bergerak ke arah penyelesaian urusan yang belum selesai dengannya. Dengan berpartisipasi dalam penelitian ini, Stan yang mencapai lebih kesadaran apa yang di lakukan sekarang dan bagaimana ia terus mengunci dirinya ke masa lalu. Follow-Up Anda Melanjutkan Sebagai Therapist Gestalt Stan Gunakan pertanyaan-pertanyaan ini untuk membantu Anda berpikir tentang bagaimana kerja Stan dengan menggunakan pendekatan Gestalt Bagaimana Anda memulai sesi dengan Stan? Akan Anda menyarankan arah ia harus mendahului? Akankah Anda menunggu dia untuk memulai pekerjaan? Apakah Anda menanyai dia terus dari mana ia tinggalkan di sesi sebelumnya? Maukah anda menghadirkan tema apapun atau isu menjadi figural kepadanya? Urusan apa yang belum selesai dapat di identifikasi pada kasus Stan? Apakah semua pengalamannya terjebak mengingatkan tentang diri Anda? Bagaimana mungkin Anda bekerja dengan Stan jika dia membawa Anda sendiri ke urusan yang belum selesai? Gestalt terapis Stan menciptakan percobaan untuk membantu Stan dalam berurusan dengan rasa sakit, kebencian, dan terluka atas situasi dengan mantan istrinya. bagaimana mungkin Anda bekerja dengan bahan Stan dibesarkan? Apa percobaan mungkin Anda desain? Bagaimana Anda akan memutuskan jenis eksperimen untuk membuat? Bagaimana Anda bisa bekerja dengan budaya pesan stan? Apakah Anda bisa menghormati nilai-nilai budaya dan masih mendorongnya untuk membuat penilaian dari beberapa cara budaya yang mempengaruhinya hari ini? Kekurangan Dari Keanekaragaman Perspektif Untuk tingkat yang lebih besar daripada yang benar dari sebagian besar pendekatan lain, ada beberapa potensi masalah terlalu cepat memanfaatkan beberapa percobaan Gestalt dengan beberapa klien. Metode Gestalt cenderung menghasilkan tingkat tinggi perasaan intens. Fokus ini mempengaruhi memiliki beberapa keterbatasan yang jelas dengan klien yang kultural harus disediakan secara emosional. Seperti disebutkan sebelumnya, beberapa individu percaya mengekspresikan perasaan secara terbuka adalah tanda kelemahan dan melihatkan kerentanan seseorang. Konselor beroperasi pada asumsi bahwa katarsis diperlukan untuk perubahan cenderung terjadi mencari klien tertentu menjadi semakin lama, dan seperti klien mungkin terlalu awal mengakhiri konseling. Orang lain memiliki budaya kuat yang melarangnya langsung mengekspresikan emosi mereka kepada orang tuanya seperti “Jangan menunjukkan kepada orang tua, kalau anda sedang marah pada mereka “atau” Berdamai dan harmonis, dan menghindari konflik. Saya ingat seorang klien dari India yang diminta oleh konselor untuk “membawa ayahnya ke dalam ruangan. “Klien sangat enggan untuk memberitahu ayahnya, kekecewaan dengan hubunganya. Dalam budaya caranya diterima untuk menangani ayahnya yang menggunakan pamannya sebagai perantara, dan itu dianggap sangat tidak pantas untuk mengungkapkan perasaan negatif terhadap ayahnya. Klien kemudian mengatakan ia akan merasa sangat bersalah jika secara simbolis memberitahu ayahnya yang kadang-kadang berpikir dan merasa. Terapis Gestalt telah benar-benar terintegrasi dengan pendekatan sensitif cukup untuk berlatih dengan cara yang fleksibel. Mereka menganggap kerangka budaya klien dan mampu beradaptasi metode yang kemungkinan akan diterima dengan baik. Mereka berusaha untuk membantu klien sendiri mengalami semaksimal mungkin di masa sekarang, namun mereka tidak kaku terikat oleh perintah, juga tidak secara rutin melakukan intervensi bila klien menyimpang dari saat ini. Sensitif tinggal dengan hubungan aliran klien mengalami kemampuan untuk fokus pada orang dan bukan pada mekanik menggunakan teknik untuk efek tertentu. Ringkasan dan Evaluasi Terapi Gestalt adalah pendekatan pengalaman yang menekankan kesadaran hadir dan kualitas hubungan antara individu dengan lingkungan. Fokus utama adalah membantu klien untuk menyadari bagaimana perilaku yang dulunya bagian dari kreatif menyesuaikan diri dengan lingkungan masa lalu dapat mengganggu fungsi yang efektif dan hidup di masa sekarang. Tujuan dari pendekatan adalah, pertama dan terutama, untuk mendapatkan kesadaran. Tujuan terapi lain adalah untuk membantu klien dalam mengeksplorasi bagaimana mereka membuat hubungan dengan unsur lingkungan mereka. Perubahan terjadi melalui tinggi kesadaran “apa.” Karena terapis Gestalt tidak memiliki agenda luar membantu klien untuk meningkatkan kesadaran mereka, tidak perlu untuk label perilaku klien sebagai “pertentangan.” Sebaliknya, terapis hanya mengikuti proses baru seperti itu muncul. Terapis memiliki keyakinan bahwa pengaturan diri adalah Proses alami yang berlangsung tidak harus dikendalikan Breshgold, 1989. Dengan kesadaran diperluas, klien dapat mendamaikan polaritas dan dikotomi dalam diri sendiri dan melanjutkan reintegrasi semua aspek dari diri mereka sendiri. Terapis bekerja dengan klien untuk mengidentifikasi langka-langka, atau paling menonjol aspek individu-lingkungan lapangan, karena mereka muncul dari latar belakang. Gestalt terapis percaya setiap klien mampu mengatur diri sendiri jika mereka langka-langka yang terlibat dan diselesaikan sehingga orang lain dapat menggantikan mereka. Peran terapis Gestalt adalah membantu klien mengidentifikasi masalah yang paling mendesak, kebutuhan, dan kepentingan dan merancang eksperimen yang mempertajam mereka angka-angka atau yang mengeksplorasi resistensi untuk menghubungi dan kesadaran. Terapis Gestalt didorong untuk menjadi tepat diri mengungkap, baik tentang mereka di sini dan sekarang reaksi di terapi jam/waktu dan tentang pengalaman pribadi mereka Yontef & Jacobs, 2008. Kontribusi dari Terapi Gestalt Salah satu kontribusi terapi Gestalt adalah cara yang menarik masa lalu dibagikan dengan cara hidup dengan membawa aspek yang relevan ke masa kini. Terapis tertantangan klien dalam cara-cara kreatif untuk menjadi sadar dan bekerja dengan isu-isu yang menghalangi fungsi saat ini. Selanjutnya, memperhatikan jelas lisan dan memimpin nonverbal yang diberikan oleh klien adalah cara yang berguna untuk mendekati sesi konseling. Melalui penggunaan terampil dan sensitif Gestalt intervensi, praktisi ini dapat membantu klien dalam mempertinggi kesadaran mereka saat ini berpusat pada apa yang mereka pikir dan merasa serta apa yang mereka lakukan. Kain 2002 mengidentifikasi kontribusi paling signifikan dari pendekatan Gestalt Pentingnya hubungan dengan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan Peran sentral hubungan otentik dan dialog dalam terapi Penekanan pada bidang teori, fenomenologi, dan kesadaran Fokus terapi pada saat ini, di sini-dan-sekarang mengalami klien penggunaan Para kreatif dan spontan percobaan aktif sebagai jalur untuk pengalaman belajar Metode Gestalt membawa konflik dan perjuangan manusia untuk hidup. Terapi Gestalt adalah pendekatan kreatif yang menggunakan percobaan untuk memindahkan klien dari berbicara dengan tindakan dan pengalaman. Fokusnya adalah pada perkembangan dan peningkatan sistem teknik untuk mengobati gangguan, yang mencerminkan Gestalt motto awal, “Anda tidak perlu sakit untuk mendapatkan yang lebih baik.” Klien disediakan dengan berbagai macam alat dalam bentuk eksperimen Gestalt untuk menemukan aspek baru dari diri sendiri dan membuat keputusan tentang mengubah program mereka hidup. Pendekatan Gestalt untuk bekerja dengan mimpi adalah jalur yang unik bagi orang-orang untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang tema kunci dalam hidup. Dengan melihat setiap aspek mimpi sebagai proyeksi dari diri mereka sendiri, klien dapat membawa mimpi untuk hidup, untuk menafsirkan makna pribadi, dan untuk memikul tanggung jawab untuk itu. Terapi Gestalt adalah pendekatan holistik yang menghargai setiap aspek dari individu mengalami sama. Terapis memungkinkan proses Figur formasi untuk membimbing mereka. Mereka tidak mendekati klien dengan satu set terbentuk biasa atau set agenda. Sebaliknya, mereka menempatkan penekanan pada apa yang terjadi pada batasan antara individu dan lingkungan. Terapi Gestalt beroperasi dengan gagasan yang unik tentang perubahan. Terapis tidak mencoba untuk memindahkan klien di mana saja. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesadaran klien dari “apa.” Alih-alih mencoba untuk membuat sesuatu terjadi, peran terapis adalah membantu klien untuk meningkatkan kesadaran akan memungkinkan identifikasi ulang dengan bagian dari diri yang terasing. Kekuatan utama dari terapi Gestalt adalah upaya untuk mengintegrasikan teori, praktek, dan penelitian. Meskipun terapi Gestalt adalah cahaya pada penelitian empiris untuk beberapa tahun, telah datang lebih menjadi mode baru-baru ini. Dua buku menunjukkan potensi untuk mempengaruhi penelitian masa depan Menjadi Peneliti Praktisi Pendekatan Gestalt ke Holistic Permintaan Barber, 2006 dan “Aku” dalam Ilmu Pelatihan Pemanfaatan Subjektivitas dalam Penelitian Brown, 1996. Strumpfel dan Goldman 2002 mencatat bahwa baik proses maupun hasil dari studi yang telah maju teori dan praktek Terapi Gestalt, dan mereka meresume sejumlah temuan yang signifikan berdasarkan Hasil penelitian Studi Hasil menunjukkan terapi Gestalt harus sama dengan atau lebih besar dari terapi lain untuk berbagai gangguan. Penelitian lebih baru menunjukkan terapi Gestalt memiliki dampak menguntungkan dengan gangguan kepribadian, masalah psikosomatik, dan substansi kecanduan. Efek terapi Gestalt cenderung stabil dalam studi tindak lanjut 13 tahun setelah berakhirnya pengobatan. Terapi Gestalt telah menunjukkan efektivitas dalam mengobati berbagai gangguan psikologis. Keterbatasan dan Kritik Terapi Gestalt Sebagian besar kritik saya terapi Gestalt berkaitan dengan versi sebelumnya, atau gaya Fritz Perls, yang menekankan konfrontasi dan menekankan faktor kognitif kepribadian. Gaya terapi Gestalt ditempatkan lebih banyak perhatian menggunakan teknik untuk menghadapi klien dan mengalami perasaan mereka. Terapi Gestalt kontemporer telah datang jauh, dan perhatian lebih yang diberikan kepada instruksi teoritis, eksposisi teoritis, dan Faktor kognitif secara umum Yontef, 1993, 1995. Dalam terapi Gestalt klien mengklarifikasi pemikiran mereka, mengeksplorasi keyakinan, dan menempatkan berarti pengalaman menghidupkan kembali dalam terapi. Namun, pendektan Gestalt yang tidak menempatkan premi pada peran terapis sebagai guru. Penekanannya adalah pada memfasilitasi proses klien sendiri penemuan diri dan belajar. Proses pembelajaran pengalaman dan mandiri didasarkan pada keyakinan mendasar dalam pengaturan diri organismik, yang menyiratkan klien tiba di kebenaran mereka sendiri melalui kesadaran dan meningkatkan hubungan dengan lingkungan hidup. Sepertinya, bagaimanapun, bahwa klien dapat terlibat dalam penemuan diri dan pada manfaat yang sama dari pengajaran yang sesuai dengan terapis. Praktek Gestalt menempatkan nilai tinggi pada hubungan dan dialog antara terapis dan klien. Untuk terapi Gestalt efektif, terapis harus memiliki pengembangan pribadi tingkat tinggi. Menyadari sendiri kebutuhan dan melihat bahwa mereka tidak mengganggu proses klien, yang hadir pada saat itu, dan tidak bersedia menjadi tertahan dan mengungkap-dirinya menuntut banyak terapis. Ada bahaya terapis yang cukup terlatih terutama berkaitan dengan mengesankan klien. Yontef dan Jacobs 2008 berpendapat bahwa praktek yang kompeten terapi Gestalt membutuhkan latar belakang yang kuat umum klinis dan pelatihan, tidak hanya di teori dan praktek teori Gestalt, tetapi juga dalam teori kepribadian, psikopatologi, dan pengetahuan tentang psikodinamika. Praktisi yang kompeten perlu telah terlibat dalam terapi pribadi mereka sendiri dan untuk memiliki klinis pelatihan canggih dan pengalaman diawasi. BEBERAPA PERHATIAN Biasanya, terapis Gestalt sangat aktif, dan jika mereka tidak memiliki karakteristik yang disebutkan oleh Zinker 1978 -kepekaan, waktu, cipta, empati, dan rasa hormat terhadap klien-mereka dapat bereksperimen mudah. Beberapa terapis yang tidak memiliki landasan yang solid dalam teori dan praktek terapi Gestalt telah mempekerjakan teknik Fritz Perls, mengakibatkan penyalahgunaan kekuatan. Terapis tidak dapat menggunakan teknik yang kuat untuk membangkitkan perasaan dan membuka masalah klien yang telah disimpan dari kesadaran penuh hanya untuk meninggalkan klien setelah mereka telah berhasil memiliki katarsis dramatis. Seperti kegagalan untuk tinggal dengan klien dan membantu mereka bekerja melalui apa yang mereka telah alami dan membawa beberapa pengalaman penutup dapat merusak dan dapat dianggap sebagai praktik yang tidak etis. Praktek etis tergantung pada pelatihan yang memadai dan pengawasan terapis, dan keterbatasan yang paling langsung dari Gestalt atau terapi lainnya adalah keterampilan, pelatihan, pengalaman, dan penghakiman terapis. Pelatihan yang tepat dalam Terapi Gestalt melibatkan membaca dan belajar teori, jam praktek diawasi, mengamati Gestalt terapis di tempat kerja, dan mengalami sendiri pribadi Terapi. Terapis yang terlatih dalam teori dan metode Gestalt Terapi cenderung untuk melakukan pekerjaan yang efektif. Terapis tersebut telah belajar untuk berbaur fenomenologis dan dialogis pendekatan, yang secara inheren hormat kepada klien, dengan eksperimen tepat waktu. Robert Lee 2004 telah menulis jauh tentang etika dan perilaku Gestalt workshop tentang topik di seluruh dunia. Bukunya diedit, Nilai-nilai hubungan Pendekatan Relasional ke Etika, berisi informasi layak dibaca.
PENDIDIKANKARAKTER. A. Pengertian. Pendidikan karakter adalah usaha yang dilakukan secara individu dan sosial dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan kebebasan individu itu sendiri ( Doni Koesoemah: 2007) Menurut Jakoep Ezra, seorang ahli Character, "Karakter adalah kekuatan untuk bertahan dimasa sulit".
Sumber Alkitab / 24 February 2018 Naomii Simbolon Official Writer Yap! Perkembangan teknologi saat ini begitu luar biasa. Hal inilah yang membuat manusia pada umumnya begitu terbuai untuk menikmati apa yang dunia tawarkan saat ini. Sebagai orang percaya kita seharusnya memperkarakan akan hal ini dengan sungguh-sungguh, apakah kita juga harus terbuai untuk menikmati semua yang dunia tawarkan saat ini?.Disini kita dituntut untuk memiliki kepekaan, supaya kita bisa menyadari akan keberadaan diri kita yang sesungguhnya. Kalau kita mau belajar kebenaran firman Tuhan dengan sungguh-sungguh, maka kita akan mengerti bahwa kita tidak perlu untuk terbuai dan ikut menikmati apa yang dunia tawarkan saat ini, sebab kita bukan berasal dari dunia ini. Firman Tuhan katakan di dalam;Yohanes 1715-161715 Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari kebenaran firman Tuhan ini kita bisa mengerti bahwa, kita bukan berasal dari dunia ini. Oleh sebab itu kita tidak boleh ikut menikmati dunia ini dengan segala kesenangannya. Kita harus berani menjadi pribadi yang menantang zaman ini. Artinya kalau orang-orang dunia saat ini terbawa oleh arus percintaan dunia, maka kita tidak boleh ikut bersahabat dengan dunia, apalagi sampai bercinta dengan firman Tuhan katakan bahwa orang yang bersahabat dengan dunia ini, maka ia telah menjadikan dirinya musuh 4444 Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh harus bisa menantang dunia ini, artinya kita harus bisa menarik diri dari semua gaya hidup dunia yang tidak sesuai dengan kehendak orang percaya kita harus sadar bahwa keberadaan kita di dunia ini hanya sementara. Firman Tuhan katakan kita hanya menumpang di dunia ini. Bahkan firman Tuhan juga mengatakan, kewargaan kita adalah kewargaan Kerajaan 320320 Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat,Jadi seperti yang Tuhan Yesus katakan dalam Yohanes 1715-16 bahwa kita bukan berasal dari dunia ini, itu artinya kalau kita masih hidup di dunia saat ini, maka kehidupan ini hanya berlangsung sementara. Oleh sebab itu kita harus sungguh-sungguh mempersiapkan diri untuk pulang kepada Allah Bapa sebagai warga Kerajaan sorga dan tinggal di dalam Kerajaan demikian sekarang kita bisa mengerti bahwa kita bukan milik dunia ini. Kita adalah warga Kerajaan sorga. Dunia ini milik kuasa kegelapan, dan seperti firman Tuhan katakan, dunia ini akan lenyap dengan segala kenapa saat ini kita harus mulai menyadari bahwa kita adalah milik Tuhan. Kalau milik Tuhan, berarti kita juga harus hidup sesuai dengan keinginan Tuhan, atau sesuai dengan kehendak Tuhan, dan tidak boleh hidup menuruti keinginan diri kita percaya yang saat ini masih mau hidup menuruti keinginan dirinya sendiri, itu berarti ia melepaskan diri dari Tuhan sebagai pemilik hidupnya. Kalau tidak lagi menjadi milik Tuhan berarti tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah Bapa di kita mengaku sebagai orang percaya, tetapi jika kita tidak mau hidup sesuai dengan keinginan Tuhan, maka kita akan terbuang dari hadirat Tuhan di kekekalan nanti sampai sebabnya sangat penting bagi kita untuk menyadari bahwa kita sesungguhnya bukan dari dunia ini. Jadi kita tidak perlu tertarik atau bahkan memberi diri terikat dengan gaya hidup dunia yang sia-sia. Kiranya kebenaran firman Tuhan ini menyadarkan kita semua. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin. Sumber Halaman 1
1 Pernikahan diniatkan dalam rangka beribadah. 2. Seorang wanita muslimah hanya diperbolehkan menikah dengan seorang laki - laki muslim. 3. Pernikahan yang sah adalah yang memenuhi peraturan agama. 4. Pernikahan yang dibernarkan adalah dengan lawan jenis dan tidak diperbolehkan pernikahan sesama jenis kelamin. 5.
EJ3J7xV. 270 48 147 492 126 331 264 429 316

untuk apa aku lahir dan hidup materi bk